36
4.8. Defenisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerugian fisik, biaya perbaikan, biaya kehilangan, biaya pencegahan, luas rumah, lama
banjir, lama tinggal, pengeluaran rumahtangga, tinggi banjir, lokasi, status kepemilikan rumah dan jenis rumah. Secara jelas diuraikan sebagai berikut:
1. Kerugian fisik FSK adalah kerugian yang dialami rumahtangga yang
meliputi biaya kehilangan dan biaya perbaikan akibat banjir yang dihitung dalam rupiah.
2. Biaya perbaikan Y1 adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumahtangga
untuk memperbaiki kerusakan fisik peralatan rumahtangga dan komponen rumah yang timbul akibat banjir. Nilai riil dari biaya perbaikan diperoleh
melalui perhitungan dengan menggunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2007 = 100. Satuan biaya perbaikan yaitu rupiah.
3. Biaya kehilangan Y2 adalah biaya peralatan rumahtangga dan komponen
bangunan yang dibeli dalam kurun waktu tiga tahun 2007-2009 yang rusak dan tidak diperbaiki sehingga tidak dapat digunakan lagi. Nilai riil dari biaya
kehilangan diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2007 = 100. Satuan biaya kehilangan yaitu
rupiah. 4.
Biaya pencegahan PCG adalah biaya yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk mengurangi kerusakan fisik rumah yang timbul akibat banjir. Biaya
pencegahan yang dihitung dalam penelitian ini adalah biaya pencegahan yang dikeluarkan oleh rumahtangga dalam kurun waktu tahun 2007-2009. Nilai riil
dari biaya pencegahan diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
37 indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2007 = 100. Satuan biaya
pencegahan yaitu rupiah. 5.
Luas rumah LRMH adalah luas rumah yang ditempati oleh rumahtangga yang dihitung dalam m
2
. 6.
Lama banjir LBJR adalah durasi banjir dimulai pada saat terjadi banjir hingga surut. Lama banjir dihitung dalam jam per tahun.
7. Lama tinggal LTGL merupakan periode waktu rumahtangga tinggal di
Kamal Muara yang dihitung dalam tahun. 8.
Pengeluaran rumahtangga PGLR adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumahtangga dalam memenuhi kebutuhan anggota rumahtangga. Pengeluaran
rumahtangga terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi dan investasi yang dihitung dalam rupiah per tahun. Pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga
terdiri dari pengeluaran untuk pangan dan nonpangan. Pengeluaran untuk investasi rumahtangga terdiri dari pengeluaran untuk pendidikan, tabungan
dan kesehatan. Pengeluaran rumahtangga digunakan sebagai gambaran pendapatan rumahtangga yang sebenarnya. Hal ini disebabkan kemungkinan
terjadi bias pada jawaban mengenai pendapatan rumahtangga yang diperoleh dari wawancara dengan responden.
9. Tinggi banjir TBJR adalah ketinggian banjir dimana banjir mulai dirasa
merugikan rumahtangga. Tinggi banjir dihitung dalam cm. 10.
Lokasi rumah LKS merupakan lokasi tempat rumahtangga tinggal. Lokasi ini dibedakan antara lokasi tempat tinggal rumahtangga yang letaknya lebih
dekat dari pantai RW 04 dan lokasi tempat tinggal rumahtangga yang jauh dari pantai RW 01.
38 11.
Status rumah SRMH merupakan status kepemilikan rumah yang terdiri dari rumah milik pribadi dan rumah sewa.
12. Jenis rumah JRMH adalah tipe rumah yang dibagi ke dalam dua tipe yaitu
tipe rumah nonpermanen dan tipe rumah permanen. Rumah permanen adalah rumah yang lantai serta dindingnya dibuat dari campuran pasir dan semen,
campuran batu-bata, bambu dan potongan besi. Rumah nonpermanen adalah rumah yang terbuat dari bambu atau jalinan bambu saja serta jenis lainnya
Marfai et al. 2008.
39
V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053
Ha. Terdiri dari 4 Rukun Warga RW dan 44 Rukun Tetangga RT dengan jumlah penduduk 7 440 jiwa 1 952 KK. Kamal Muara merupakan wilayah
pesisir Jakarta Utara yang dibatasi oleh Pantai Laut Jawa di sebelah Utara, Kali Cengkareng Drain di sebelah Timur, Jalan Kapuk Kamal di sebelah Selatan dan
Desa Dadap di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Kamal Muara menurut status tanah terdiri dari
506 Ha tanah negara, 507 Ha tanah milik adat, dan 40 Ha tanah wakaf. Sebanyak 26 persen dari total luas wilayah Kelurahan Kamal Muara merupakan kawasan
industri dan hanya 16 persen yang merupakan kawasan permukiman. Banyaknya industri di Kamal Muara meningkatkan arus urbanisasi setiap tahunnya. Hal ini
terlihat dengan kedatangan masyarakat luar Kamal Muara yang meningkat dari tahun ke tahun seperti tercantum dalam Tabel 2.
Tabel 2. Mobilitas Penduduk di Kamal Muara Tahun 2008-2009
No. Tahun Lahir Meninggal
Datang Pindah
1 2008 37 21
277 43
2 2009
35 19
323 12
Sumber : Data monografi Kelurahan Kamal Muara tahun 2009
Berdasarkan data monografi Kelurahan Kamal Muara, jumlah penduduk yang mendiami RW 01 sebanyak 4 142 jiwa 53 persen dan RW 04 sebanyak 1
851 jiwa 23 persen. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan RW 02 dan RW 03 yang hanya sebanyak 1 098 jiwa 14 persen dan 786 jiwa 10 persen.
Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah RW 02 dan RW 03 merupakan kawasan perindustrian.