Penyebab Terjadinya Banjir Pasang Dampak Banjir Pasang

8 dengan aktifitas manusia di daerah aliran sungai, sedangkan banjir tipe kedua berkaitan dengan aktifitas manusia dan kondisi geologi di daerah dekat pantai. Menurut Sandora 2008, 40 persen dari wilayah Jakarta merupakan dataran rendah yang sangat rentan mengalami banjir yang periode waktunya dapat lebih lama jika tidak ada usaha untuk menyalurkan banjir tersebut. Dampak dari masalah banjir akan bertambah buruk ketika wilayah dataran rendah di Jakarta terletak di pesisir pantai. Hal ini disebabkan oleh peningkatan level muka air laut permanen, fluktuasi pasang naiksurut, gelombang pasang dan gelombang badai sewaktu-waktu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandora 2008, kejadian banjir tahun 2007 yang terjadi di kawasan pesisir Jakarta khususnya di wilayah Penjaringan dan Pluit semakin besar dibandingkan dengan kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2002. Hal ini mengindikasikan bahwa seiring bertambahnya waktu, dampak yang ditimbulkan banjir juga semakin besar. Semarang juga merupakan salah satu wilayah yang mengalami banjir pasang. Kota Semarang menghadapi masalah yang cukup rumit dan serius berupa penanggulangan banjir pasang yang durasi waktunya satu sampai tiga jam Arbriyakto dan Kardyanto, 2002.

2.1. Penyebab Terjadinya Banjir Pasang

Salah satu dampak dari peningkatan efek rumah kaca adalah kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut akan mengakibatkan mundurnya garis pantai. Dampak lain dari kenaikan muka air laut adalah terjadinya peningkatan frekuensi dan intensitas banjir. Kondisi daratan yang tergenang banjir akan bertambah parah jika terjadi penurunan permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah oleh manusia Naryanto, 2009. 9 Setyawan 2005 menyatakan bahwa persoalan banjir yang terjadi di kawasan dekat pantai disebabkan oleh pasang surut dan land subsidence. Belum ditemukan cara terpadu untuk mengatasi persoalan banjir tersebut sampai sekarang. Menurut Diposaptono 2007, banjir pasang yang terjadi di wilayah pesisir disebabkan oleh banyak hal. Pengembangan serta pembangunan wilayah pesisir tanpa memperhatikan kaidah tata ruang ramah bencana, konversi hutan mangrove, over-eksploitasi air tanah serta adanya pemanasan global merupakan beberapa penyebab terjadinya banjir pasang. Pasang surut juga mempunyai kontribusi terhadap bencana banjir pasang. Muka air laut pasang dapat mencapai level tertinggi highest high water level dalam kurun waktu 18.6 tahun. Kejadian ini semakin merugikan daerah pesisir pantai. Gelombang laut akibat angin juga mempengaruhi terjadinya banjir pasang di wilayah pesisir. Apabila terjadi badai pada saat pasang tertinggi, maka dapat menyebabkan timbulnya banjir rob yang besar Diposaptono, 2007.

2.3. Dampak Banjir Pasang

Kenaikan muka air laut berdampak terhadap keamanan bangunan pantai yang ada. Kenaikan muka air laut juga akan meningkatkan frekuensi overtopping bangunan pantai sehingga tingkat keamanan bangunan tersebut berkurang Naryanto, 2009. Menurut Diposaptono 2007, secara umum dampak kenaikan muka air laut adalah terpaparnya pantai di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Akibatnya, ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil seperti pantai berpasir pantai berbatu, tebing, dataran pasang surut, terumbu karang dan lahan basah termasuk mangrove mengalami kerusakan bahkan bisa lenyap. 10 Dampak kenaikan muka air laut adalah tergenangnya dataran rendah, meningkatnya erosi pantai dan menimbulkan intrusi air asin ke daratan. Untuk kawasan permukiman, dampak tidak langsung naiknya muka air laut adalah adanya perubahan kualitas air bersih, turunnya produktifitas pertanian dan perpindahan penduduk Wuryanti 2002. Sarana dan prasarana seperti pelabuhan, industri, pembangkit listrik, wisata dan lain-lain yang berada di wilayah pesisir juga akan tergenang dan rusak akibat meluapnya air laut. Dampak lain dari SLR Sea Level Rise atau kenaikan muka air laut adalah mundurnya garis pantai. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang terendam air laut dapat mencapai 4 050 ha per tahun. Angka tersebut berdasarkan asumsi kelandaian pantai hanya dua persen. Dampak SLR lainnya adalah terjadinya abrasi pantai. Hal ini disebabkan energi gelombang yang semakin besar sehingga abrasi pantai semakin intensif Diposaptono, 2007. Selain abrasi pantai, bangunan pantai dan fasilitas prasarana perikanan juga akan rusak karena gelombang yang semakin besar energinya. Akibat lain dari SLR adalah terjadinya sedimentasi di muara sungai. Kondisi ini diperparah oleh muara-muara sungai di Indonesia yang umumnya landai. Jika diasumsikan SLR satu meter saja, maka air laut akan masuk ke sungai sejauh puluhan kilometer. SLR juga mengakibatkan intrusi air laut. Hal ini disebabkan volume air laut yang masuk ke dalam sungai akan semakin besar. Kondisi ini merupakan masalah serius bagi penduduk di pulau-pulau kecil yang menggantungkan air tawar dari sungai Diposaptono, 2007. Menurut Marfai et al. 2008, banjir pasang memberikan dampak terhadap aktifitas masyarakat sehari-hari seperti aktifitas domestik dan pekerjaan lainnya. 11 Masyarakat tidak dapat bekerja karena jalan di sekitar rumah mereka terendam banjir. Layanan publik untuk mendukung aktifitas domestik seperti suplai air dan listrik tidak dapat digunakan selama banjir pasang. Alasan masyarakat tidak bekerja selama terjadi banjir pasang adalah perjalanan yang terganggu dan tidak adanya akses menuju tempat kerja serta untuk menjaga keluarga dan peralatan rumah tangga. Soedarsono 1996 dalam Marfai et al. 2008 mengemukakan bahwa ketika terjadi banjir pasang, anak-anak mudah terserang penyakit. Penyakit yang sering diderita saat terjadi banjir yaitu diare, demam dan malaria. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak bersih pada saat banjir. Selain itu banjir pasang juga berdampak terhadap rusaknya bangunan. Kobayashi 2003 dalam Marfai et al. 2008 menunjukkan dampak banjir pasang terhadap rusaknya bangunan yang terjadi di Desa Tanjung Mas yang tercantum dalam Tabel 1. Tabel 1. Dampak Banjir Pasang yang terjadi di Desa Tanjung Mas No . Komponen Bahan yang Digunakan Tingkat Kerusakan Tanda 1. Pondasi Batu Serius Kemiringan tanah yang tidak sama 2. Lantai Tanah padat halaman Plester dari semen berandateras keramik dalam rumah Serius Serius Serius Tiap 5 tahun harus ditinggikan. 3 Dinding Batu bata Sedang 4. Bingkai Pintu Kayu Serius Tiap 5 tahun sekali kayu diganti karena rusak Sumber: Kobayashi 2003 dalam Marfai et al. 2008 12 Menurut Sandora 2008, dampak banjir pasang adalah timbulnya biaya kerusakan yang ditanggung oleh masyarakat khususnya di wilayah pesisir Jakarta. Biaya kerusakan dibagi dalam dua jenis yaitu biaya kerusakan langsung dan biaya kerusakan tidak langsung. Biaya kerusakan langsung terdiri dari biaya kerusakan properti dan biaya kesehatan, sedangkan biaya kerusakan tidak langsung terdiri dari pendapatan masyarakat yang hilang akibat banjir, biaya pencegahan terhadap banjir, biaya transportasi dan biaya untuk mendapatkan air bersih. Naiknya muka air laut pasang yang terjadi secara simultan berpengaruh terhadap bentuk-bentuk bangunan maupun kawasan, kondisi lingkungan sosial dan strata masyarakat. Dampak kenaikan muka air laut pasang dapat pula berupa perilaku penyesuaian serta antisipasi maupun penanganan fisik terhadap bangunan Astuti, 2002.

2.4. Kerugian-Kerugian yang Timbul Akibat Banjir Pasang

Dokumen yang terkait

Peranan Orang Tua Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Anak (Studi Kasus Di Lingkungan Rt. 004 Rw. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara).

0 5 139

Peranan Orang Tua Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak (Studi Kasus di Lingkungan RT. 004 RW. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara).

3 21 139

Zakat hasil tangkapan laut di kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

1 31 0

Karakteristik Komunitas Fauna di Derah Intertidal Pantai Kamal Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

0 6 108

Studi Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan dan Dilelang di PPJ Muara Angke dan PPI Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

0 11 123

Model Adaptasi Banjir Rob Kawasan Pesisir Wilayah Perkotaan (Studi Kasus Di Kecamatan Penjaringan Pantai Utara Jakarta)

2 24 135

Analisis Dinamika Hubungan Sosial-Ekologi di Hutan Mangrove (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara)

3 32 241

Analisis Spasial Kerentanan Pesisir Jakarta Utara Terhadap Banjir Pasang (Rob) Akibat Kenaikan Muka Air Laut

0 9 67

Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Sungai Pesanggrahan Pada Sektor Komersil (Studi Kasus: Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan)

0 3 88

Resiliensi Sosial Terkait Akses Masyarakat Nelayan Terhadap Sumber Daya Pesisir : Perspektif Political Ecology (Studi Kasus: Masyarakat Nelayan Di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara).

0 0 1