25
4.6. Identifikasi Jenis Kerugian Nonfisik Akibat Banjir Pasang
Jenis kerugian nonfisik berkaitan dengan dampak banjir pasang terhadap kesehatan, aktifitas, transportasi dan dampak lain. Dampak banjir terhadap
kesehatan dilihat dari jenis-jenis penyakit yang dirasakan oleh anggota rumahtangga akibat banjir. Dampak banjir terhadap aktifitas dilihat dari jenis
aktifitas anggota rumahtangga yang terganggu akibat banjir. Dampak banjir terhadap transportasi dilihat dari jenis transportasi apa saja yang menjadi alternatif
alat transportasi yang digunakan ketika banjir. Dampak lain banjir pasang merupakan dampak-dampak yang dirasakan oleh rumahtangga selain dampak
terhadap kesehatan, aktifitas dan transportasi. Nilai kerugian nonfisik berkaitan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh anggota rumahtangga dalam menghadapi dampak banjir pasang terhadap kesehatan, aktifitas dan transportasi. Metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi jenis kerugian nonfisik yaitu metode deskriptif dengan tabulasi.
4.7. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kerugian Fisik Akibat Banjir Pasang
Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kerugian fisik dibagi menjadi dua yaitu untuk biaya perbaikan dan biaya kehilangan. Model
yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya perbaikan dan biaya kehilangan adalah model regresi linear berganda.
4.7.1. Model Biaya Perbaikan
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi biaya perbaikan adalah biaya pencegahan, luas rumah, pengeluaran rumahtangga, tinggi banjir, lama tinggal,
lokasi, jenis rumah dan status rumah. Biaya pencegahan akan memberikan pengaruh negatif terhadap biaya perbaikan rumahtangga. Semakin besar biaya
26 pencegahan, diduga akan mengurangi biaya perbaikan yang dikeluarkan
rumahtangga. Tindakan pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerusakan pada bangunan sehingga dapat mengurangi biaya perbaikan terhadap
kerusakan yang terjadi. Luas rumah akan memberikan pengaruh positif pada biaya perbaikan
rumahtangga. Semakin luas tempat tinggal rumahtangga, diduga akan menimbulkan biaya perbaikan yang semakin besar karena kerusakan yang terjadi
akibat tergenang banjir juga akan semakin besar. Pengeluaran rumahtangga sebagai gambaran pendapatan rumahtangga
diduga berpengaruh positif terhadap biaya perbaikan. Semakin tinggi pengeluaran pendapatan rumahtangga maka kemampuan untuk melakukan tindakan
perbaikan semakin besar. Tinggi banjir diduga berpengaruh positif terhadap biaya perbaikan. Semakin tinggi banjir yang terjadi maka akan menimbulkan kerusakan
yang lebih besar sehingga biaya perbaikan yang dikeluarkan juga semakin besar. Lama tinggal diduga memberikan pengaruh positif terhadap biaya
perbaikan. Hal ini disebabkan semakin lama rumahtangga tinggal di Kamal Muara maka kondisi rumah akan semakin rapuh karena sering tergenang banjir pasang
sehingga biaya perbaikan yang dikeluarkan juga semakin besar. Lokasi rumah diduga berpengaruh positif terhadap biaya perbaikan. Semakin dekat rumah
dengan pantai, maka kemungkinan terkena banjir pasang dan mengalami kerusakan akibat banjir pasang semakin besar. Hal ini mengakibatkan biaya
perbaikan terhadap kerusakan juga semakin besar. Jenis rumah dan status kepemilikan rumah diduga berpengaruh positif
terhadap biaya perbaikan. Biaya perbaikan untuk jenis rumah permanen
27 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis rumah nonpermanen. Hal ini
disebabkan rumahtangga yang memiliki rumah permanen, nilai rumah dan peralatannya lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga yang memiliki
rumah nonpermanen. Akibatnya, biaya untuk memperbaiki rumah permanen yang rusak karena tergenang banjir juga lebih tinggi. Rumahtangga dengan status
rumah milik sendiri mengeluarkan biaya perbaikan yang lebih besar dibandingkan dengan rumahtangga dengan status rumah sewa. Hal ini disebabkan rumahtangga
dengan status rumah milik sendiri memiliki keinginan yang lebih besar untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan akibat banjir pasang dibandingkan
dengan rumahtangga dengan status rumah sewa. Model biaya perbaikan yang digunakan adalah:
Y1
i
= a +a
1
PCGH
i
+ a
2
LRMH
i
+ a
3
PGLR
i
+ a
4
TBJR
i
+ a
5
LTGL
i
+ a
6
LKS
i
+ a
7
JRMH
i
+ a
8
SRMH
i
+ ε
1i
………………………….
1
dimana :
Y1 = Biaya perbaikan Rp
a = intersep
a
1
,…a
8
= Parameter regresi PCGH
= Biaya Pencegahan Rp LRMH
= Luas rumah m
2
PGLR = Pengeluaran rumahtangga Rp
TBJR = Tinggi banjir cm
LTGL = Lama tinggal tahun
LKS = Lokasi bernilai 1 untuk “lokasi dekat”; bernilai 0 untuk
“lokasi jauh”
28 JRMH
= Jenis rumah bernilai 1 untuk “rumah permanen”; bernilai 0 untuk “rumah nonpermanen”
SRMH = Status kepemilikan rumah bernilai 1 untuk “milik sendiri”;
bernilai 0 untuk “milik sewa” i
= Sampel ke-i ε
1
= Error term
Nilai dugaan yang diharapkan hipotesis: a
1
0; a
2,
a
3,
a
4,
a
5,
a
6,
a
7,
a
8
4.7.2. Model Biaya Kehilangan