Kriteria Uji Ekonometrika Evaluasi Model

34 regresi tersebut tidak berbeda dengan nol. Dengan kata lain, variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel tidak bebas. Sebaliknya jika t-hitung menyatakan tolak H maka parameter regresi berbeda dengan nol dan variable bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.

4.7.4.2. Kriteria Uji Ekonometrika

Kriteria ekonometrika dilihat berdasarkan hasil uji statistik terhadap model apakah memenuhi asumsi-asumsi untuk estimasi model regresi linear berganda atau tidak. Adapun uji statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi atau tidak, adalah sebagai berikut: 1. Uji Multikolinearitas Kolinearitas ganda multicolinierity merupakan hubungan linear yang sama kuat antara variabel-variabel bebas dalam persamaan regresi berganda. Adanya multikolinear ini menyebabkan pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Pendeteksian terjadinya multikolinear dapat diketahui dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel bebas. Jika nilai VIF relatif kecil, artinya persamaan regresi tidak mengalami multikolinear. Sebaliknya, jika nilai VIF relatif besar lebih dari 10 artinya persamaan regresi mengalami multikolinearitas Juanda, 2009. 2. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi dalam estimasi model regresi linear berganda adalah homoskedastisitas, yaitu ragam sisaan error konstan dalam setiap pengamatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Akibat dari masalah heteroskedastisitas, salah satunya adalah penduga OLS tidak efisien lagi. 35 Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas maka dilakukan uji Glesjer Juanda, 2009. Uji Glesjer yaitu dengan melakukan regresi nilai standar residual terhadap variabel bebas dalam model. Jika P-value lebih besar dari taraf nyata yang dipakai α, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model. Jika P- value lebih kecil dari taraf nyata yang dipakai α, berarti terjadi heterokedastisitas dalam model bebasnya. 3. Uji Autokolerasi Autokolerasi adalah pelanggaran asumsi klasik yang menyatakan dalam pengamatan-pengamatan yang berbeda terdapat korelasi antara sisaan. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah error pada suatu persamaan bersifat independen atau dependen. Untuk menguji autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin Watson DW dengan prosedur: H : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif. H 1 : terdapat serial autokorelasi. Nilai hitung statistik Durbin Watson DW yang diperoleh dari hasil perhitungan komputer kemudian dibandingkan dengan nilai d tabel , yaitu dengan batas bawah dL dan batas atas dU. Penentuan nilai dL dan dU berdasarkan jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan yang terdapat dalam model. Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika DW dL, berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika DW dL, berarti ada autokorelasi negatif. 3. Jika dL DW 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi positif ataupun negatif. 4. Jika dL ≤ DW ≤ dU atau 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL, berarti tidak dapat disimpulkan. 36

4.8. Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Peranan Orang Tua Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Anak (Studi Kasus Di Lingkungan Rt. 004 Rw. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara).

0 5 139

Peranan Orang Tua Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak (Studi Kasus di Lingkungan RT. 004 RW. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara).

3 21 139

Zakat hasil tangkapan laut di kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

1 31 0

Karakteristik Komunitas Fauna di Derah Intertidal Pantai Kamal Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

0 6 108

Studi Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan dan Dilelang di PPJ Muara Angke dan PPI Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

0 11 123

Model Adaptasi Banjir Rob Kawasan Pesisir Wilayah Perkotaan (Studi Kasus Di Kecamatan Penjaringan Pantai Utara Jakarta)

2 24 135

Analisis Dinamika Hubungan Sosial-Ekologi di Hutan Mangrove (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara)

3 32 241

Analisis Spasial Kerentanan Pesisir Jakarta Utara Terhadap Banjir Pasang (Rob) Akibat Kenaikan Muka Air Laut

0 9 67

Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Sungai Pesanggrahan Pada Sektor Komersil (Studi Kasus: Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan)

0 3 88

Resiliensi Sosial Terkait Akses Masyarakat Nelayan Terhadap Sumber Daya Pesisir : Perspektif Political Ecology (Studi Kasus: Masyarakat Nelayan Di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara).

0 0 1