Visi – Misi Struktur Pengurus dan Jaringan Keanggotaan dan Pola Kaderisasi

lxxxv negara timur tengah dan bersinggungan langsung dengan pemikiran Hizbut Tahrir, kemudian mengembangkannya di Indonesia. Khusus di Surakarta, awal mula masuknya Hizbut Tahrir di kota ini dibawa oleh aktivis yang direkrut melalui aktivitas pengajian rutin sebagai pola pengkaderan. Kemudian menyebarkan pemikiran dan paham HTI melalui media ke masjid-masjid yang ada di Kota Surakarta. Aktivitas ini berlangsung sekitar tahun 90an menjelang terjadinya reformasi.

b. Visi – Misi

Hizbut Tahrir memiliki dua tujuan: 1 melangsungkan kehidupan Islam; 2 mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini berarti mengajak umat Islam agar kembali hidup secara Islami di daulah atau darul negara Islam dan di dalam lingkungan masyarakat Islam. Tujuan ini berarti pula menjadikan seluruh aktivitas kehidupan diatur sesuai dengan hukum-hukum syariat ajaran Islam serta menjadikan seluruh pandangan hidup dilandaskan pada standar halal dan haram di bawah naungan daulah negara Islam 1 Daulah ini adalah daulah-khilafah yaitu konsep negara yang memerintah seluruh dunia yang dipimpin oleh seorang khalifah yang diangkat dan dibaiat oleh umat Islam untuk didengar dan ditaati. Khalifah yang telah diangkat berkewajiban lxxxvi untuk menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya serta mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.

c. Struktur Pengurus dan Jaringan

Hizbut Tahrir mempunyai struktur organisasi bertingkat di tingkat internasional maupun nasional. Di tingkat nasional pengurus tertinggi ada di tingkat Dewan Pimpinan Pusat yang berpusat di Jakarta kemudian di bawahnya ada Dewan Pimpinan Daerah di tiap-tiap kota dan kabupaten yang ada di Indonesia. Khusus di Surakarta, Dewan Pimpinan diketuai oleh Fadholi. Akan tetapi, dalam keseharian kepengurusan yang mewakili HTI untuk muncul di publik adalah seorang pejabat humas hubungan masyarakat yaitu M. Sholahudin.

d. Keanggotaan dan Pola Kaderisasi

Keanggotan HTI bersifat terbuka bagi setiap muslim orang yang beragama Islam baik yang laki-laki maupun perempuan. Rekrutmen keanggotaan dilakukan melalui diskusi dan kontak langsung kepada seseorang yang akan direkrut. Baik dari kalangan masyarakat umum maupun tokoh masyarakat. Target yang diharapkan dari kontak langsung adalah menjadikan anggota atau minimal mendukung gerakan yang dilakukan dalam rangka menegakkan syariat Islam 40 . 1 Wawancara dengan aktivis HTI, Rizal tanggal 27 Mei 2009 lxxxvii Setiap anggota mempunyai kewajiban yang mengikat dan wajib mengikuti setiap aktivitas kaderisasi melalui sarana-sarana yang ada di gerakan berupa halaqoh kelompok pengajian dalam jumlah 10-12 orang yang dilakukan selama sekali dalam sepekan dengan durasi waktu pelaksanaan selama dua jam per pertemuan. Kemudian sarana lain adalah dauroh training dan berbagai tabligh pengajian dengan melibatkan massa yang besar yang dilaksanakan oleh gerakan.

e. Aktivitas Hizbut Tahrir Indonesia Surakarta