Penelitian Terdahulu Landasan Teori

lxiv dengan Jamaah Islamiyah dan jaringan internasional Al Qaeda tetapi secara empirik sulit untuk dibuktikan karena Jama’ah Islamiyah maupun Al Qaeda memiliki struktur yang ketat dan misi perjuangan yang dijaga secara rahasia sehingga sulit untuk pembuktian 31 . Secara pasti, MMI yang didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir, Irfan S Awwas dan Mursalin Dahlan pada Agustus 2000 memiliki tujuan untuk menegakkan syariat Islam secara legal formal di Indonesia. Kemudian di akhir – akhir ini, terjadi “perpecahan” dengan keluarnya Abu Bakar Ba’asyir dan mendirikan wadah perjuangan baru, Jama’ah Anshorut Tauhid JAT setelah di dalam Kongres III MMI di Yogyakarta Tahun 2008 tidak menghasilkan kesepakatan bersama terkait kewenangan amir.

d. Penelitian Terdahulu

Mengenai gerakan Islam yang muncul pasca rezim Soeharto, terdapat jurnal hasil penelitian yang dilakukan Martin Van Bruinessen dengan judul “Genealogies of Islamic Radicalism in Post-Suharto Indonesia” Bruinessen, 2002. Dalam penelitian melalui observasi ini, peneliti menguraikan sejarah gerakan Islam mulai orde lama hingga tumbangnya orde baru digantikan orde reformasi. 31 Miftahul Huda. “ Fundament alisme dan ger akan...” Op Cit. lxv Poin penting dari penelitian ini adalah kemampuan peneliti membedah akar sejarah terbentuknya radikalisasi gerakan Islam yang terjadi karena masalah politis seperti pemberantasan gerakan Darul Islam Negara Islam Indonesia yang di kemudian hari pecah menjadi beberapa faksi termasuk Majelis Mujahidin Indonesia MMI. Selain itu, dijelaskan bagaimana peran Islam politik di dalam proses reformasi dan di dalam perpolitikan nasional secara umum baik yang memanfaatkan demokrasi gerakan Islam pro demokrasi seperti Muhammadiyah dengan parpol basis massanya PAN Partai Amanat Nasional, Nahdhatul Ulama NU dengan Parpol underbownya PKB Partai Kebangkitan Bangsa dan gerakan Tarbiyah dengan partai kadernya PKS Partai Keadilan Sejahtera, maupun yang kontra demokrasi seperti gerakan Salafy, FPI Front Pembela Islam dan MMI. Dari jurnal ini kemudian dapat dikembangkan penelitian bagaimanakah peran gerakan Islam kontra anti demokrasi menjalankan misi perjuangan gerakannya di dalam proses perpolitikan Indonesia. Salah satu yang nampak jelas sebagai sikap tegas anti demokrasi itu adalah tindakan golput yang dilakukan oleh aktivis gerakan Islam dalam pemilu. Disamping penelitian mengenai gerakan Islam, penelitian terdahulu yang menjadi referensi dengan tema Golput juga telah dilakukan seorang peneliti, Eka Agustinawati dengan judul lxvi “Golput di Pemilu 2004” Skripsi Jurusan Sosiologi, 2004. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan lokasi di Kecamatan Jebres Surakarta. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan adanya beberapa jenis golput dalam pemilu yang didasari oleh beberapa faktor antara lain; faktor ideologis, faktor politik, faktor pragmatis dan faktor ekonomis. Dari beberapa faktor inilah yang kemudian menjadikan seseorang mempunyai pandangan golput sebagai pilihan yang harus dijalankan. Hasil penelitian ini baru sebatas pada motivasi apa yang mendasari seseorang melakukan tindakan golput tetapi belum menyentuh secara mendalam terkait dengan dampak dari tindakan yang dilakukan serta belum menjelaskan secara mendetail dari tindakan golput yang dilakukan oleh pelaku apakah ada upaya untuk mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk bertindak secara serupa ataukah tindakan tidak memilih itu hanyalah dilaksanakan oleh pelaku sendiri. Selain apakah ada gerakan yang berpengaruh atau berpotensi menciptakan tindakan golput itu menjadi pilihan seseorang dalam pemilu. Oleh karena penelitian itu hanya mengambil sampel dari warga masyarakat umum yang tidak terlibat secara aktif di dalam gerakan massa maka perlu penelitian lebih lanjut utamanya terhadap gerakan golput yang dilakukan oleh beberapa gerakan lxvii Islam sebagai wujud protes terhadap sistem politik yang sedang berjalan.

2. Definisi Konsep