clxii
dengan kekuatan parpol Islam yang konsisten memperjuangkan syariat Islam maka parpol Islam selalu kalah dalam pemilihan lantaran
pendukung pro syariah memilih golput dalam setiap pemilu sebagai bentuk kejenuhan dengan sistem demokrasi.
84
3. Tipe Tindakan Golput
Tindakan golput yang dilakukan oleh aktivis gerakan Islam anti demokrasi di Surakarta sebagai bentuk apatisme, acuh tak acuh
terhadap sistem yang sedang berjalan di dalam proses demokrasi. Dalam terminologi politik, tindakan ini masuk dalam kategori pemilih
skeptis yang mempunyai pandangan tidak peduli dengan segala prosedur demokrasi yang sedang berlangsung. Mereka meyakini tidak
akan terjadi perubahan apapun atas adanya pemilu. Bahkan hanya akan melanggengkan sistem demokrasi yang diyakini banyak kerugian
daripada manfaat yang dapat diambil darinya. Awal mula terjadinya pemilih skeptis dari kalangan aktivis golput
sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Dari informan penelitian, aktivis Salafy dan HTI sejak awal telah menjadi pemilih skeptis terhadap
pemilu sistem demokrasi. Berbeda dengan aktivis MMI-JAT yang menyatakan bahwa di dalam gerakan sebenarnya masih ada yang
menggunakan hak pilih meskipun gerakan secara resmi melarang. Alasan yang mendasari adalah selama unutk mengharapkan kebaikan
itu masih diperbolehkan. Akan tetapi mereka adalah tipologi pemilih
84
FGD dengan aktivis Mahasiswa HTI Soloraya 20 Februari 2009 di Auditorium UNS Surakarta
clxiii
kritis yang mendasarkan pilihan pada program kerja dan pilihan yang memiliki kesamaan similarity dan kedekatan proximity dengan
sistem nilai dan keyakinan, ideologi mereka. Selama masih ada pilihan itu pemilih kritis ini tidak akan menjadi pemilih skeptis saat pemilu.
Namun, karena fakta politik yang terjadi lain dari harapan maka mereka banyak yang menjadi pemilih skeptis dalam pemilu. Sebagai bentuk
dari kekecewaan terhadap parpol Islam yang ikut dalam pemilu tidak serta merta secara tegas memperjuangkan syariat Islam seperti yang
diharapkan gerakan MMI-JAT. Berdasarkan pada kategori tindakan golput seperti yang
dijelaskan pada bab sebelumnya. Setidaknya terdapat dua jenis Tindakan golput; Golput politis–ideologis dan golput teknis–
administratif. Mengenai tindakan golput aktivis gerakan Islam bisa dikategorisasikan sebagai tindakan golput politis–ideologis dengan
melihat beberapa fakta bahwa golput yang dilakukan adalah atas dasar pertimbangan rasional, secara sadar dan sengaja golput saat pemilu.
Dengan alasan bahwa pemilu yang berlangsung diyakini tidak sesuai dengan pandangan ideologinya serta kekecewaan politik terhadap
kekuatan parpol Islam yang tidak mampu menyuarakan aspirasi mereka untuk mendorong penerapan syariat Islam melalui jalur legislatif
parlemen maupun eksekutif. Menurut jenis tindakan sosial Max Weber, tindakan semacam ini
berjenis tindakan rasional instrumental zweck rasionalitat yaitu tindakan dengan pertimbangan rasionalitas tinggi, pilihan sadar yang
clxiv
mempunyai tujuan dengan cara yang dianggap mempunyai kesesuaian dengan tujuan yang hendak dicapai. Ritzer, 1992: 47. Ketika aktivis
gerakan Islam mempunyai tujuan untuk mengubah sistem pemerintahan demokrasi ke arah pemerintahan dengan sistem syariah Islam maka
mereka menggunakan cara protes melalui golput dengan maksud hasil dari pemilu demokrasi tidak memberikan legitimasi keabsahan
terhadap pemerintahan yang dibentuk.
4. Wujud Tindakan Golput dalam Pemilu 2009