Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Matematika juga ada pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA. Dalam perkembangannya, walaupun belajar matematika pada setiap jenjang pendidikan bukan berarti bahwa anak didik menguasai matematika dengan baik. Kenyataan menunjukkan banyak kesulitan yang alami siswa dalam mempelajari matematika di setiap jenjang pendidikan yang dilalui. Kenyataan yang muncul adalah matematika bukan dianggap sebagai pelajaran yang harus dipahami tetapi matematika menjadi pelajaran yang dikenal sulit bagi siswa. Selain matematika dikenal sebagai pelajaran yang sulit, matematika juga dikenal sebagai pelajaran yang berisi rumus-rumus dengan tujuan yang tidak jelas. Hasil ujian tahun pelajaran 20082009 di Surakarta menunjukkan nilai rata-rata pelajaran matematika adalah 6,40 dimana itu merupakan peringkat 2 terbawah dari 6 mata pelajaran yang diujikan untuk program IPA Diknas, 2009. Hasil belajar yang kurang maksimal ini tentu dipengeruhi oleh banyak hal. Guru adalah salah satu unsur yang menentukan keberhasilan siswa dalam meraih prestasi yang baik. Guru sebagai tenaga professional dalam dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk meraih keberhasilan belajar. Guru perlu berpikir kreatif untuk menciptakan interaksi belajar yang nyaman dalam kelas. Menjelaskan, memberi contoh dan mengerjakan soal adalah langkah 1 commit to user pembelajaran yang sering dilakukan oleh seorang guru. Menjadi guru yang profesional dijaman sekarang ini bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Tahap persiapan sebelum masuk kelas sampai mengevaluasi hasil belajar anak-anak merupakan proses yang panjang yang harus dilakukan oleh seorang guru. Saat ini banyak bermunculan model pembelajaran kooperatif yang pada kenyataannya memiliki efek lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Kenyataan ini dikemukakan oleh Doymus, K. 2007 yang menyatakan bahwa : “the result indicate that the instruction based on cooperative learning yielded sicnificantly better achievement in terms of the Chemistry Achievement Test CAT and Phase Achievement Test PAT scores compared to the test score of the control group, which was taught with traditionally designed chemistry instruction” Ini berarti bahwa pembelajaran yang berdasar pada pembelajaran kooperatif secara signifikan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada menggunakan pembelajaran tradisional. Metode pembelajaran kooperatif antara lain; pendekatan pembelajaran Think Talk Write TTW, Think Pair Share TPS. Margiati 2009:80 menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran Think Talk Write TTW memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Satya Handayani 2010:98 menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran Think Pair Share TPS memberikan hasil yang lebih baik dari dibanding dengan pembelajaran langsung. Kemunculan model-model pembelajaran kooperatif ini memacu munculnya commit to user penggunaan metode kooperatif dalam proses pembelajaran. Anik Lestari 2009 menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT memberikan hasil yang sama-sama efektif dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share TPS. Pendekatan pembelajaran Think Talk Write TTW dan pendekatan pembelajaran Think Pair Share TPS merupakan dua model pembelajaran yang hampir sama. Keduanya memiliki tiga tahap dalam pelaksanaannya. TTW memiliki tahap Think berpikir, Talk berbicara, Write menulis. Sedangkan TPS memiliki tahap Think berpikir, Pair berpasangan dan Share berbagi. Kedua medel pembelajaran ini juga memiliki katakteristik yang hampir sama dimana keduanya memulai proses pembelajaran dengan tahap Think berpikir secara mandiri dan dikombinasikan dengan tahap berfikir kelompok sejawat dimana ini menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif Triyanto: 2007:41. Kemampuan siswa yang beragam dalam kelas tentu menyebabkan hasil belajar yang beragam pula. Dalam mempelajari matematika seorang siswa dapat memahami suatu materi apabila siswa memahami materi sebelumnya yang menjadi prasayarat dari materi tersebut sebab pelajaran matematika disusun secara urutan tertentu. Materi persamaan kuadrat merupakan materi pembelajaran siswa di kelas X semester I tingkat SMA. Sebagai siswa baru di SMA, kemampuan awal siswa yang telah di pelajari di tingkat SMP menjadi bekal yang sangat berarti bagi siswa kelas X semester I tingkat SMA . commit to user Monaghan 2007:64 berpendapat “Of course a person’s understanding will always influence their problem solving in any domain ”. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa cara penyelesaian masalah setiap orang dipengaruhi oleh pemahaman awalnya sehingga berpengaruh pula terhadap prestasi belajarnya. Dalam proses belajar matematika, kemampuan awal yang dimiliki siswa serta model pembelajaran yang dipakai oleh guru adalah dua hal yang perlu diperhatikan. Kemampuan awal siswa yang baik akan mendukung siswa untuk menguasai pokok bahasan berikutnya, sedangkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari. Uraian di atas menarik minat peneliti untuk mencoba membandingkan manakah yang lebih baik antara penggunaan pendekatan pembelajaran Think Talk Write TTW dan TPS Think Pair Share. Selain model pembelajaran, kemampuan awal siswa yang beragam juga merupakan hal yang ingin dilihat oleh penulis maka penulis ingin melihat keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran Think Talk Write TTW dan Think Pair Share TPS pada pokok pembelajaran persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dengan memperhatikan kemampuan awal siswa yang beragam.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 2 64

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERBANDINGAN SISWA SMP NEGERI 16

0 0 1

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 9

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN KOTA SURAKARTA (Arinta Rara Kirana)

0 0 11