commit to user 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran siswa harus aktif dan siswa adalah pusat dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya Slameto, 2010:2. Perubahan tersebut terjadi secara sadar, kontinu dan fungsional.
Gagne dalam Slameto, 2010:13 menyatakan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Dalam hal ini siswa
dapat memperoleh pengetahuan yang baik dengan mengikuti instruksi proses belajar matematika.
Menurut Silberman dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:134 proses belajar diungkapkan sebagi berikut:
Cara belajar dengan cara mendengarkan akan lupa. Dengan mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit. Dengan cara
mendengarkan, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dan cara terbaik untuk menguasai
pelajaran adalah dengan cara mengajarkan pada orang lain.
Cara belajar yang diungkapkan Siberman juga berlaku untuk pembelajaran matematika. Dalam pelajaran matematika siwa akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, maka siswa juga harus mau mencoba suatu kegiatan, berdiskusi bersama siswa dan guru, serta mengerjakan soal.
9
commit to user 10
Pendekatan pembelajaran di sini diartikan sebagai jalan yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi yang nyaman dan memungkinkan seseorang
untuk belajar. Langkah yang di ambil guru dalam proses pembelajaran tentu akan menentukan situasi belajar tersebut. Guru dalam kelas memegang peranan dalam
mengendalikan proses belajar. Lingkungan yang nyaman bagi seseorang untuk belajar dapat direncanakan sebelumnya sehingga seorang guru dapat membuat
desain pembelajaran yang baik sehingga siswa merasa nyaman selama proses pembelajaraan.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah proses membantu siswa dalam membangun pengetahuan matematika
melalui proses konstruksi pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki. Belajar dialami sebagai suatu proses yang berkelanjutan, siswa
menghadapi suatu proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Proses belajar menghasilkan akibat atau hasil belajar yang sifatnya baik dan berguna bagi
pembelajar. Hasil itu dapat berupa pengetahuan, sikap yang baik, maupun berupa keterampilan. Menurut Suharsimi Arikunto 1998:102 hasil belajar merupakan
suatu hasil yang diperlukan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini dikemukakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata
“baik, sedang, kurang, dan sebagainya”. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, siswa harus mengembangkan diri menjadi siswa yang baik. Selain itu belajar juga
berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu dan sudah menjadi kebutuhan manusia secara alami untuk berkembang secara manusiawi. Maka manusia mulai
menyusun rancangan agar belajar memiliki sistematika yang jelas sehingga lebih
commit to user 11
mudah untuk dipraktekkan. Sistematika ini kemudian dikenal sebagai pendidikan. Pendidikan merupakan sekumpulan rencana untuk menyampaikan materi yang
akan dipelajari. Seyogyanya nanti dikemudian hari ilmu yang disampaikan oleh guru pengajar ini akan menghiasi hari depan pembelajar. Sehingga ilmu tidak
cukup diketahui namun juga dijadikan bagian hidup yang mendampingi untuk memecahkan masalah dengan bijaksana. Menurut Puskur 2002 dalam Anik
Lestari 2009: 11 dasar pendidikan yang tinggi adalah prinsip belajar sepanjang hayat. Sementara UNESCO mengemukakan empat pilar pendidikan yaitu; 1
Learning to know, 2 Learning to do, 3 Learning to be, 4 Learning to live together.
Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran TTW dan TPS pada pokok bahasan persamaan
dan pertidaksamaan kuadrat.
2. Pembelajaran Kooperatif