Tanggapan Responden Mengenai Budaya Suportif

commit to user 95 disimpulkan bahwa mengarahkan sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. Dari hasil di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa budaya inovatif menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. Sebagai contohnya dapat dilihat bahwa Bank BNI 46 memiliki budaya yang kreatif, lingkungan yang menantang, dan lain- lain. Hal ini menggambarkan bahwa Bank BNI 46 memiliki budaya inovatif dalam perusahaan mereka.

k. Tanggapan Responden Mengenai Budaya Suportif

Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap item pernyataan mengenai budaya suportif sebanyak 8 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai berikut : Tabel IV.16 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Budaya Suportif No. Pertanyaan STS TS S SS Jumlah 1 Dapat bekerja sama - 8 36 76 120 2 Berorientasi pada hubungan - 8 37 75 120 3 Saling menyemangati - 5 35 80 120 4 Ramah-tamah - 2 30 88 120 5 Kebebasan individu - 19 35 66 120 6 Adil - 11 37 72 120 7 Aman 2 4 40 74 120 8 Saling percaya - 6 35 79 120 Sumber: Data Primer yang diolah 2010 1. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 76 orang atau 63, sangat setuju dengan item pernyataan commit to user 96 secara keseluruhan, Dapat bekerja sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat bekerja sama sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 2. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 75 orang atau 62,5 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Berorientasi pada hubungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berorientasi pada hubungan sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 3. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 80 orang atau 66,7 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Saling menyemangati. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saling menyemangati sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 4. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 88 orang atau 63, sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Ramah-tamah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ramah-tamah menggambarkan sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 5. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 66 orang atau 55 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Kebebasan individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebebasan individu sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. commit to user 97 6. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 72 orang atau 60 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Adil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adil sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 7. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 74 orang atau 61,7 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Aman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aman sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. 8. Berdasarkan tabel IV.16 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 79 orang atau 65,8 sangat setuju dengan item pernyataan secara keseluruhan, Saling percaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saling percaya sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. Dari hasil di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa budaya suportif sebagian besar menggambarkan budaya Bank BNI 46 cabang Surakarta. dapat dilihat bahwa karyawan Bank BNI 46 setuju dengan semua item pertanyaan yang ada. Hal ini menggambarkan bahwa Bank BNI 46 memiliki budaya suportif dalam perusahaan mereka.

C. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur Jogiyanto, 2004. Dikarenakan konstruk yang hendak commit to user 98 diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk maka dalam penelitian ini teknik analisis yang dipakai dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA, dengan bantuan paket perangkat lunak program SPSS 11.5 for Windows. Menurut Hair et al., 1998:111, factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, factor loading ± 0.40 dianggap lebih baik dan sesuai dengan rules of thumb yang dipakai para peneliti, dan factor loading ³ 0.50 dianggap signifikan. Jadi semakin besar nilai absolut factor loading, semakin penting loading tersebut menginterpretasikan konstruknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.17 Analisis Faktor Variabel Item pertanyaan Faktor Loading Keterangan Kebutuhan akan Berprestasi ach1 0,609 Valid ach2 0,281 Tidak Valid ach3 0,540 Valid ach4 0,808 Valid ach5 0,730 Valid Kebutuhan akan Berafiliasi aff1 0,805 Valid aff2 0,789 Valid aff3 -0,295 Tidak Valid aff4 0,081 Tidak Valid aff5 -0,631 Tidak Valid Kebutuhan akan Otoritas oto1 0,796 Valid oto2 0,839 Valid oto3 0,784 Valid oto4 0,697 Valid oto5 0,397 Tidak Valid Kebutuhan akan Kekuasaan pow1 0,054 Tidak Valid pow2 -0,363 Tidak Valid pow3 0,805 Valid pow4 0,897 Valid pow5 0,661 Valid Pelatihan tra1 0,585 Valid tra2 0,745 Valid tra3 0,623 Valid commit to user 99 tra4 0,647 Valid tra5 0,582 Valid Pemahaman und1 0,781 Valid und2 0,816 Valid und3 0,773 Valid und4 0,750 Valid und5 0,627 Valid Dukungan Rekan Kerja cow1 0,898 Valid cow2 0,866 Valid cow3 0,853 Valid cow4 0,845 Valid cow5 0,761 Valid Prospek Masa Depan fut1 0,694 Valid fut2 0,561 Valid fut3 0,843 Valid fut4 0,726 Valid fut5 0,578 Valid Budaya Birokrasi br1 0,938 Valid br2 0,854 Valid br3 0,898 Valid br4 -0,751 Tidak Valid br5 0,913 Valid br6 0,866 Valid br7 0,845 Valid br8 -0,675 Tidak Valid Budaya Inovatif in1 -0,752 Tidak Valid in2 0,803 Valid in3 0,886 Valid in4 -0,851 Tidak Valid in5 0,918 Valid in6 0,849 Valid in7 0,901 Valid in8 0,922 Valid Budaya Suportif sp1 0,925 Valid sp2 0,890 Valid sp3 0,908 Valid sp4 0,827 Valid sp5 0,892 Valid sp6 0,922 Valid sp7 0,929 Valid sp8 0,858 Valid Dari tabel IV.9 dapat terlihat bahwa dalam variabel kebutuhan akan berprestasi, kebutuhan akan berafiliasi, kebutuhan akan otoritas, kebutuhan akan kekuasaan, budaya birokrasi, budaya inovatif terdapat beberapa item pertanyaan yang tidak valid yaitu ach1, aff3, aff4, aff5, oto5, pow1, pow2, br4, br8, in1 dan in4. Sedangkan untuk variabel pelatihan, pemahaman, dukungan commit to user 100 rekan kerja, prospek masa depan, budaya suportif menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan valid. Karena adanya item pertanyaan yang tidak valid yaitu ach1, aff3, aff4, aff5, oto5, pow1, pow2, br4, br8, in1 dan in4 maka dilakukan uji validitas kembali dengan bantuan program AMOS 6.0. Adapun hasil uji validitas yang kedua dapat dilihat dalam tabel IV.10 dimana item pertanyaan yang tidak valid tidak diikutsertakan dalam analisis. Tabel IV.18 Analisis Faktor Revisi Variabel Item pertanyaan Faktor Loading Keterangan Kebutuhan akan Berprestasi ach1 0,632 Valid ach3 0,575 Valid ach4 0,777 Valid ach5 0,747 Valid Kebutuhan akan Berafiliasi aff1 0,873 Valid aff2 0,873 Valid Kebutuhan akan Otoritas oto1 0,812 Valid oto2 0,884 Valid oto3 0,795 Valid oto4 0,649 Valid Kebutuhan akan Kekuasaan pow3 0,822 Valid pow4 0,889 Valid pow5 0,692 Valid Pelatihan tra1 0,585 Valid tra2 0,745 Valid tra3 0,623 Valid tra4 0,647 Valid tra5 0,582 Valid Pemahaman und1 0,781 Valid und2 0,816 Valid und3 0,773 Valid und4 0,750 Valid und5 0,627 Valid Dukungan Rekan Kerja cow1 0,898 Valid cow2 0,866 Valid cow3 0,853 Valid cow4 0,845 Valid cow5 0,761 Valid Prospek Masa Depan fut1 0,694 Valid fut2 0,561 Valid fut3 0,843 Valid fut4 0,726 Valid fut5 0,578 Valid Budaya Birokrasi br1 0,955 Valid commit to user 101 br2 0,871 Valid br3 0,932 Valid br5 0,908 Valid br6 0,883 Valid br7 0,847 Valid Budaya Inovatif in2 0,851 Valid in3 0,906 Valid in5 0,911 Valid in6 0,810 Valid in7 0,913 Valid in8 0,942 Valid Budaya Suportif sp1 0,925 Valid sp2 0,890 Valid sp3 0,908 Valid sp4 0,827 Valid sp5 0,892 Valid sp6 0,922 Valid sp7 0,929 Valid sp8 0,858 Valid Pada table IV.10 dapat dilihat setelah dilakukan revisi terdapat perubahan instrument dimana pertanyaan ach1, aff3, aff4, aff5, oto5, pow1, pow2, br4, br8, in1 dan in4 tidak diikutsertakan dalam analisis. Dengan demikian revisi uji validitas telah menghasilkan item-item pertanyaan yang valid.

D. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh nilai koefisien, yaitu koefisien reliabilitas Jogiyanto, 2004:120. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 17. Menurut Sekaran 2000 klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut: nilai antara 0,80 - 1,0 dikategorikan reliabilitas baik, nilai antara 0,60 – 0,79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima, sedangkan nilai ≤ 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk. Dari hasil pengujian reliabilitas variabel commit to user 102 dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 17 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel IV.19 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Kebutuhan akan Berprestasi 0,851 Baik Kebutuhan akan Berafiliasi 0,755 Dapat diterima Kebutuhan akan Otonomi 0,752 Dapat diterima Kebutuhan akan Kekuasaan 0,869 Baik Pelatihan 0,733 Dapat diterima Pemahaman 0,806 Baik Dukungan Rekan Kerja 0,899 Baik Prospek Masa Depan 0,819 Baik Budaya Birokrasi 0,834 Baik Budaya Inovatif 0,854 Baik Budaya Suportif 0,963 Baik Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel IV.18 dapat diketahui bahwa hampir semua variabel mempunyai reliabilitas yang baik karena nilai Cronbach’s alpha-nya ada di antara 0,80 sampai 1. Khusus untuk variabel kebutuhan akan berafiliasi, kebutuhan akan otonomi, dan pelatihan mempunyai nilai Cronbach’s alpha di bawah 0,80 tetapi variabel tersebut masih memiliki reliabilitas yang dikategorikan dapat diterima.

E. Uji Hipotesis

Untuk menguji pengaruh antara variabel kebutuhan karyawan, sosialisasi organisasi, dan budaya organisasi, peneliti menggunakan uji regresi berganda stepwise. Uji regresi berganda stepwise merupakan merupakan metode yang melakukan seleksi terhadap variabel yang akan menjadi anggota persamaan regresi dengan melakukan pemilihan berdasarkan kriteria toleransi dari commit to user 103 variabel. Teknik yang dipakai dalam metode ini adalah teknik trial and error di mana jika telah diperoleh persamaan regresi yang baik maka percobaan dihentikan. Data dapat diolah dengan bantuan komputer program SPSS 17.0. Tabel IV.20 Regresi Stepwise Pengaruh Kebutuhan Karyawan pada Pelatihan Pelatihan variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,14 19,90 Kebutuhan akan Berprestasi 0,38 4,46 0,14 Kebutuhan akan Berafiliasi -0,06 -0,65 Kebutuhan akan Otoritas -0,12 -1,38 Kebutuhan akan Kekuasaan -0,04 -0,40 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 19,90 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif pada pelatihan β = 0.38, p0,001 sedangkan untuk kebutuhan berafiliasi β = -0.06, kebutuhan akan otoritas β = -0.12, dan kebutuhan akan kekuasaan β = -0.04 tidak berpengaruh pada pelatihan karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,14; dan adjusted R 2 sebesar 0,14 artinya bahwa 14 variabel dependen pelatihan dapat dijelaskan oleh variabel independen kebutuhan akan berprestasi. Menurut Cohen 1992 dengan mengetahui nilai f 2 kita akan bisa mengetahui variabel mana yang memberi kontribusi unik bagi perbedaan antar kelompok. Dengan rumus f 2 = ∆R 2 [1- ∆R 2 ], dimana jika nilai f 2 sebesar 0,02 ≤ f 2 ≤ 0,15 mengambarkan pengaruh yang kecil, nilai f 2 sebesar 0,15 ≤ f 2 ≤ 0,35 commit to user 104 mengambarkan pengaruh yang sedang, nilai f 2 sebesar ≥ 0,35 mengambarkan pengaruh yang sedang Cohen, 1992. Dengan f 2 sebesar 0,16 yang didapatkan dari rumus f 2 = 0.14[1-0.14] yang artinya kebutuhan berprestasi memiliki pengaruh sedang terhadap pelatihan. Tabel IV.21 Regresi Stepwise Pengaruh Kebutuhan Karyawan pada Pemahaman Pemahaman variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,33 28,85 Kebutuhan akan Berprestasi 0,42 5,60 0,18 Kebutuhan akan Berafiliasi -0,08 -0,92 Kebutuhan akan Otoritas -0,38 -4,99 0,14 Kebutuhan akan Kekuasaan -0,11 -1,34 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 28.85 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif pada pemahaman β = 0.42, p0,001 dan kebutuhan otoritas berpengaruh negatif pada pemahaman β = -0.38, p0,001 sedangkan untuk kebutuhan berafiliasi β = -0.08, dan kebutuhan akan kekuasaan β = -0.11 tidak berpengaruh pada pemahaman karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,33; dan adjusted R 2 sebesar 0,32 yang artinya variabel dependen pemahaman masing-masing dapat dijelaskan oleh variabel independen kebutuhan akan berprestasi sebesar 0,18 dan kebutuhan akan otoritas sebesar 0,14. Dengan f 2 sebesar 0,47 yang artinya kebutuhan akan berprestasi dan kebutuhan akan otoritas memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemahaman. commit to user 105 Tabel IV.22 Regresi Stepwise Pengaruh Kebutuhan Karyawan pada Dukungan Rekan Kerja Dukungan Rekan Kerja variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,26 40,33 Kebutuhan akan Berprestasi 0,10 1,20 Kebutuhan akan Berafiliasi 0,14 1,60 Kebutuhan akan Otoritas -0,51 -6,36 0,25 Kebutuhan akan Kekuasaan -0,09 -1,04 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 40.33 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa kebutuhan otoritas berpengaruh negatif pada dukungan rekan kerja β = -0.51, p0,001 sedangkan untuk kebutuhan berprestasi β = 0.10, kebutuhan akan berafiliasi β = 0.14, dan kebutuhan akan kekuasaan β = -0.09 tidak berpengaruh pada dukungan rekan kerja karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,26; dan adjusted R 2 sebesar 0,25 yang artinya 25 variabel dependen dukungan rekan kerja dapat dijelaskan oleh variabel independen kebutuhan akan otoritas. Dengan f 2 sebesar 0,33 yang artinya kebutuhan akan otoritas memiliki pengaruh yang sedang terhadap dukungan rekan kerja. commit to user 106 Tabel IV.23 Regresi Stepwise Pengaruh Kebutuhan Karyawan pada Prospek Masa Depan Prospek Masa Depan variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,26 20,87 Kebutuhan akan Berprestasi 0,18 2,32 0,03 Kebutuhan akan Berafiliasi 0,15 1,71 Kebutuhan akan Otoritas -0,47 -5,97 0,22 Kebutuhan akan Kekuasaan 0,09 0,95 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 20.87 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi berpengaruh positif pada prospek masa depan β = 0.18, p0,05 dan kebutuhan otoritas berpengaruh negatif pada prospek masa depan β = -0.47, p0,001 sedangkan untuk kebutuhan berafiliasi β = 0.15, dan kebutuhan akan kekuasaan β = 0.09 tidak berpengaruh pada prospek masa depan karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,26; dan adjusted R 2 sebesar 0,25 yang artinya variabel dependen prospek masa depan masing-masing dapat dijelaskan oleh variabel independen kebutuhan akan berprestasi sebesar 0,03 dan kebutuhan akan otoritas sebesar 0,22. Dengan f 2 sebesar 0,33 yang artinya kebutuhan akan berprestasi dan kebutuhan akan otoritas memiliki pengaruh yang sedang terhadap prospek masa depan. commit to user 107 Tabel IV.24 Regresi Stepwise Dimensi Sosialisasi Organisasi pada Budaya Birokrasi Budaya Birokrasi variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,37 33,72 Pelatihan 0,31 4,03 0,08 Pemahaman 0,21 2,27 Dukungan Rekan Kerja 0,45 5,83 0,27 Prospek Masa Depan -0,03 -0,35 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 33.72 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif pada budaya birokrasi β = 0.31 p0,001 dan dukungan rekan kerja berpengaruh positif pada budaya birokrasi β = 0.45, p0,001 sedangkan untuk pemahaman β = 0.21, dan prospek masa depan β = -0.03 tidak berpengaruh pada budaya birokrasi karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,37; dan adjusted R 2 sebesar 0,35 yang artinya variabel dependen budaya birokrasi masing-masing dapat dijelaskan oleh variabel independen pelatihan sebesar 0,08 dan dukungan rekan kerja sebesar 0,27. Dengan f 2 sebesar 0.54 yang artinya pelatihan dan dukungan rekan kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap budaya birokrasi. commit to user 108 Tabel IV.25 Regresi Stepwise Dimensi Sosialisasi Organisasi pada Budaya Inovatif Budaya Inovatif variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,58 79,41 Pelatihan 0,26 4,23 0,06 Pemahaman 0,07 0,94 Dukungan Rekan Kerja 0,65 10,32 0,51 Prospek Masa Depan 0,06 0,74 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 79.41 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif pada budaya inovatif β = 0.26, p0,001 dan dukungan rekan kerja berpengaruh positif pada budaya inovatif β = 0.65, p0,001 sedangkan untuk pemahaman β = 0.07, dan prospek masa depan β = 0.06 tidak berpengaruh pada budaya inovatif karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,58; dan adjusted R 2 sebesar 0,57 yang artinya variabel dependen budaya inovatif masing- masing dapat dijelaskan oleh variabel independen pelatihan sebesar 0,06 dan dukungan rekan kerja sebesar 0,51. Dengan f 2 sebesar 1,33 yang artinya pelatihan dan dukungan rekan kerja memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap budaya inovatif. commit to user 109 Tabel IV.26 Regresi Stepwise Dimensi Sosialisasi Organisasi pada Budaya Suportif Budaya Suportif variabel dependen β t ∆R 2 R 2 F variabel independen 0,72 99,83 Pelatihan 0,28 5,18 0,10 Pemahaman 0,17 2,47 Dukungan Rekan Kerja 0,61 10,74 0,59 Prospek Masa Depan 0,18 0,18 0,02 Sumber: Data primer yang diolah Signifikan pada p 0,05; p 0,01;p 0,001 Dalam tabel dapat dilihat bahwa F = 99.83 signifikan pada p0,001. Selanjutnya hasil analisa regresi menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif pada budaya suportif β = 0.28, p0,001, dukungan rekan kerja berpengaruh positif pada budaya suportif β = 0.61, p0,001, dan prospek masa depan berpengaruh positif pada budaya suportif β = 0.18, p0,01 sedangkan untuk pemahaman β = 0.17 tidak berpengaruh pada budaya suportif karena tidak signifikan pada p0,05. R 2 sebesar 0,72; dan adjusted R 2 sebesar 0,71 yang artinya variabel dependen budaya suportif masing-masing dapat dijelaskan oleh variabel independen pelatihan sebesar 0,10; dukungan rekan kerja sebesar 0,59 dan prospek masa depan sebesar 0,02. Dengan f 2 sebesar 2.45 yang artinya pelatihan, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap budaya suportif. commit to user 110

F. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:

1. Hipotesis 1

Kebutuhan untuk berprestasi karyawan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Hipotesis ini menguji apakah kebutuhan untuk berprestasi karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Dapat dilihat pada tabel IV.20, IV.21dimana β signifikan pada p0,001, dan pada tabel IV.23 dimana β signifikan pada p0,05. Maka dapat disimpulkan H1 didukung yaitu kebutuhan akan prestasi karyawan secara positif berpengaruh pada kebijakan pelatihan yang diberikan perusahaan, pemahaman terhadap perusahaan, dan prospek masa depan yang baik dalam perusahaan. Hal ini berarti karyawan dengan kebutuhan akan berprestasi yang tinggi akan lebih menghargai kebijakan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan karena akan membantu mereka meningkatkan kinerja mereka, karyawan dengan kebutuhan akan berprestasi yang tinggi akan lebih mudah dalam memahami perusahaan mereka, dan karyawan dengan kebutuhan akan berprestasi yang tinggi akan mencari prospek masa depan yang baik dalam perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Taormina 2009. commit to user 111

2. Hipotesis 2

Kebutuhan untuk berafiliasi karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Hipotesis ini menguji apakah kebutuhan untuk berafiliasi karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel IV.20, IV.21, IV.22, IV.23 tidak ada yang signifikan pada p0,05. Maka dapat disimpulkan H2 tidak didukung. Hasil ini berbeda dengan penelitian Taormina 2009 dan Reichers 1987 tapi mendukung penelitian Lee 1997 bahwa karyawan dengan kebutuhan akan afiliasi yang tinggi mendorong untuk timbulnya turunnya moral dan manajemen yang tidak efektif hal ini menyebabkan turunnya perhatian mereka akan sosialisasi organisasi yang dilakukan oleh perusahaan dan karyawan yang memiliki kebutuhan akan afiliasi yang sedang lah yang lebih terdorong untuk memiliki kerja sama yang baik dengan rekan kerjanya. 3. Hipotesis 3 Kebutuhan akan otonomi karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Hipotesis ini menguji apakah kebutuhan akan otonomi karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi commit to user 112 pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel IV.21, IV.22, IV.23 signifikan pada p0,001 tapi bernilai negatif. Maka dapat disimpulkan H3 tidak didukung. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan otonomi karyawan yang rendah sehingga menyebabkan hubungan yang negatif antara kebutuhan akan otonomi karyawan dengan sosialisasi organisasi. Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian Taormina 2009 mendukung hipotesis ini dan Bigliardi et al., 2005 yang memiliki hasil bahwa kebutuhan akan otonomi karyawan tidak memiliki hubungan dengan sosialisasi organisasi.

4. Hipotesis 4

Kebutuhan akan kekuasaan karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Hipotesis ini menguji apakah kebutuhan akan kekuasaan karyawan akan secara positif berpengaruh pada sosialisasi organisasi dalam dimensi pelatihan, pemahaman, dukungan rekan kerja, dan prospek masa depan di organisasi mereka. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel IV.20, IV.21, IV.22, IV.23 tidak ada yang signifikan pada p0,05. Maka dapat disimpulkan H4 tidak didukung. Hasil ini mendukung penelitian Taormina 2009 bahwa kebutuhan akan kekuasaan karyawan tidak memiliki hubungan dengan dimensi sosialisasi organisasi. Hal ini diperkuat dengan kebutuhan akan kekuasaan karyawan BNI 46 yang commit to user 113 rendah sehingga menyebabkan tidak adanya hubungan antara kebutuhan akan kekuasaan karyawan dengan sosialisasi organisasi. 5. Hipotesis 5 Persepsi karyawan tentang pelatihan dalam organisasi mereka akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Hipotesis ini menguji apakah persepsi karyawan tentang pelatihan dalam organisasi mereka akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel IV.24, IV.25, IV.26 signifikan pada p0,001. Maka dapat disimpulkan H5 didukung. Hal ini berarti kebijakan pelatihan memiliki peran dalam pengembangan segala jenis budaya perusahaan baik birokrasi, inovasi, maupun suportif. Hasil ini mendukung penelitian Taormina 2009, Taormina 2008, Dollard 1939 dan Greenhaus 1999.

6. Hipotesis 6

Persepsi karyawan tentang pemahaman mereka mengenai organisasi akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Hipotesis ini menguji apakah persepsi karyawan tentang pemahaman mereka mengenai organisasi akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel IV.24, IV.25, IV.26 tidak ada yang signifikan pada p0,05. Maka dapat disimpulkan H6 tidak didukung. Hasil ini berbeda commit to user 114 dengan penelitian Taormina 2009 tapi mendukung penelitian dari Taormina 2008 bahwa pemahaman tidak memiliki pengaruh terhadap budaya organisasi baik budaya birokrasi, inovatif, maupun suportif.

7. Hipotesis 7

Persepsi karyawan tentang dukungan rekan kerja akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Hipotesis ini menguji apakah persepsi karyawan tentang dukungan rekan kerja akan berpengaruh positif pada budaya organisasi dalam dimensi birokrasi, inovasi, dan supportif. Dapat dilihat pada nilai β pada tabel

IV.24, IV.25, IV.26 signifikan pada p0,001. Maka dapat disimpulkan H7 didukung

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PEMBERDAYAAN KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT DANLIRIS SURAKARTA Hubungan Antara Pemberdayaan Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan PT Danliris Surakarta.

0 5 14

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Stres Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Stres Kerja Karyawan.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT. BCA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT. BCA KANTOR CABANG UTAMA SOLO.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN.

0 0 16

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DENGAN Hubungan Antara Persepsi karyawan Terhadap Budaya Organisasi Dengan Tingkat Stres Kerja Karyawan.

0 0 15

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya organisasi, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bank BNI Cabang padang).

0 0 6