31
5.  Membekali anak
didik dengan  kemampuan
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS.
Berdasarkan   pengertian-pengertian   di   atas   dapat   disimpulkan bahwa  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  merupakan  mata  pelajaran  hasil
perpaduan dari berbagai ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, hukum, politik,  ekonomi,  dan  geografi.  Mata  pelajaran  ilmu  sosial  tersebut  saling
terkait dan mendukung untuk dipelajari bersama. Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari  tentang  masyarakat  dan  tingkah  lakunya  serta  lingkungan
yang berada di daerah sekitarnya.
L.  Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Desmita   2011:   35   menjelaskan   bahwa   usia   rata-rata   anak Indonesia  saat  masuk  sekolah  dasar  adalah  6  tahun  dan  selesai  pada  usia
12 tahun.  Jika mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, hal tersebut  berarti  anak  usia  sekolah  berada  dalam  dua  masa  perkembangan,
yaitu masa kanak-kanak tengah 6-9, dan masa kanak-kanak akhir 10-12 tahun.
Selanjutnya   Desmita   menjelaskan   bahwa   siswa   sekolah   dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih
muda.  Pada  usia  tersebut  siswa  SD  senang  bermain,  bergerak,  senang bekerja  dalam  kelompok,  dan  senang  merasakan  dan  melakukan  sesuatu
secara   langsung.   Oleh   karena   itu,   sebagai   guru   hendaknya   mampu mengembangkan   pembelajaran   yang   mengandung   unsur   permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau  belajar dalam
32
kelompok,  serta  memberikan  kesempatan  untuk  terlibat  langsung  dalam proses pembelajaran.
Menurut  Havigthurst dalam
Desmita 2011:  35
tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut.
1.  Menguasai  keterampilan  fisik  yang  diperlukan  dalam  permainan  dan aktivitas fisik.
2.  Membina hidup. 3.  Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4.  Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin. 5.  Belajar  membaca,  menulis,  dan  berhitung  agar  mampu  berpartisipasi
dalam masyarakat. 6.  Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.  Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai. 8.  Mencapai kemandirian pribadi.
Desmita 2011: 104 mengacu pada teori kognitif Piaget, pemikiran siswa   usia   SD   tergolong  dalam   tahap  pemikiran   konkret-operasional
concrete  operational  thought,  yaitu  masa  di  mana  aktivitas  mental  anak terfokus pada objek-objek  yang nyata atau pada berbagai macam kejadian
yang pernah dialami oleh anak. Selanjutnya  menurut  Piaget  dalam  Desmita  2011:  104
menjelaskan  bahwa  operasi  adalah  hubungan-hubungan  logis  di  antara konsep-konsep   atau   skema-skema.   Sedangkan   operasi   konkret   adalah
aktivitas mental yang ditujukan pada objek-objek dan kejadian nyata  yang dapat diukur. Menurut Desmita 2011: 104 siswa usia SD sudah memiliki
kemampuan   untuk   berpikir   melalaui   uratan   sebab-akibat   dan   mulai mengetahui  berbagai  cara  yang  dapat  dilakukan  dalam  menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapinya.