Bab VI
1
BAB VI
HASIL UJI COBA INDIKATOR KINERJA
KAWASAN STRATEGIS EKONOMI
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai indikator kinerja pengembangan kawasan strategis
nasional di Indonesia, yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET, Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB, dan Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Sementara
untuk bab ini akan dibahas mengenai hasil uji coba indikator kinerja tersebut di beberapa wilayah.
Mengingat KEK belum diterapkan di Indonesia, maka uji coba indikator kinerja ini dilakukan di dua
kawasan, yaitu KAPET yang mengambil sampel di KAPET Parepare di Provinsi Sulawesi Selatan dan
KPBPB yang mengambil sampel di Kota Batam dan Kota Bintan di Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu,
pada bab ini juga dibahas mengenai gambaran di dua kawasan tersebut berdasarkan indikator kinerja
yang telah disusun.
6.1. KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU KAPET
6.1.1. Hasil
Uji Coba Indikator KAPET
Pengujian indikator kinerja pengembangan KAPET dilakukan di KAPET Parepare, Sulawesi Selatan,
yang meliputi Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng Rappang Sidrap, Kabupaten
Pinrang, dan Kabupaten Enrekang.
KAPET Parepare berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Dibentuk berdasarkan Keppres No. 164 Tahun 1998 yang meliputi Kota
Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang, dan Kabupaten Enrekang dengan luas wilayah mencapai
6.905,08 km
2
. Keppres
No. 164 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 2 :
KAPET Parepare sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi seluruh Kotamadya Daerah Tingkat II Parepare, seluruh
Kabupaten Daerah Tingkat II Baru, seluruh wilayah Kabupaten Tingkat II Pinrang, seluruh Kabupaten Daerah Tingkat II
Sidenreng Rappang, dan seluruh wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Enrekang.
2 Bab
VI
Gambar 6.1 Peta Wilayah KAPET Parepare
Sumber : BP KAPET Parepare
Dari hasil uji coba, nampak beberapa kendala dalam penerapan indikator tersebut. Kendala pertama
yang dihadapi adalah pada ketersediaan data statistik. Berkaitan dengan tersebut, ada dua hal yang
harus menjadi perhatian dalam pengumpulan data statistik, yaitu :
Pada
beberapa KAPET, tidak semua wilayah kotakabupaten masuk ke dalam wilayah KAPET, hanya
beberapa kecamatan dari kotakabupaten tersebut yang masuk ke dalam wilayah KAPET.
Implikasinya bagi pengumpulan data statistik KAPET adalah perlu tersedia data kecamatan
yang bersangkutan dan hal ini belum tentu tersedia secara lengkap di Kantor Badan
Pusat Statistik BPS di kotakabupaten.
Pada era otonomi daerah saat ini, banyak terjadi pemekaran wilayah. Akibatnya, terjadi
kerumitan dalam pengumpulan data time series untuk melihat tren peningkatanpenurunan,
misalnya peningkatan ekonomi daerah.
Bab VI
3
Kendala lainnya, beberapa indikator kinerja KAPET yang telah tersusun memerlukan perhitungan
yang lebih rumit, detail, dan mendalam. Dalam perhitungan ini, diperlukan data‐data statistik yang
yang lebih detail, sehingga untuk pengumpulan data‐data tersebut diperlukan kerjasama dengan
pihak lain, terutama BPS.
Tabel di bawah ini menjelaskan secara ringkas mengenai tingkat kendala pengukuran kinerja KAPET
berdasarkan indikator kinerja yang telah disusun.
Tabel 6.1 Tingkat Kendala Pengukuran Indikator Kinerja KAPET
Indikator Ke
‐ Nama
Indikator Tingkat
Kendala Keterangan
1 Tersedianya
insentif fiskal yang mampu menarik minat investor
‐ 2
Tersedianya rencana pengembangan prasarana dan
sarana ‐
3 Tersedianya
kebijakan penyederhanaan proses perizinan ‐
4 Tersedianya
rencana induk, rencana bisnis, dan rencana aksi
tahunan pengembangan KAPET ‐
5 Integrasi
perencanaan KAPET dengan rencana jangka menengah
dan tahunan pemerintah dan pemda Kendala
pada data rencana tahunan pemda
yang time series. 6
Tersedianya dukungan dan koordinasi antara Badan
Pengelola dan Badan Pengembangan KAPET dengan
pempus, pemprov, dan pemkabkota, serta swasta dan
masyarakat Kendala
pada data anggaran pemda yang
time series. 7
Tersedianya prasarana dan sarana yang sesuai dengan
kebutuhan Kendala
pada data anggaran pemda yang
time series. 8
Tersedianya one stop service
‐ 9
Proses pengurusan perizinan yang lebih cepat dan
murah ‐
10 Terealisasinya
rencana aksirencana bisnisrencana aksi tahunan
Kendala pada data anggaran pemda
yang time series.
11 Peningkatan
nilai investasi Kendala
pada data statistik time series 12
Peningkatan indeks keterkaitan hulu‐hilir dari
sektorkomoditi unggulan lokal
Belum tersedianya Tabel I‐O kawasan,
sehingga perlu disusun bersama
dengan lembaga yang berkompeten
13 Peningkatan
peran sektorkomoditi unggulan lokal dalam
penyerapan tenaga kerja Belum
tersedianya Tabel I‐O kawasan, sehingga
perlu disusun bersama dengan
lembaga yang berkompeten 14
Peningkatan peran sektorkomoditi unggulan lokal
dalam peningkatan pendapatan masyarakat
Belum tersedianya Tabel I‐O kawasan,
sehingga perlu disusun bersama
dengan lembaga yang berkompeten
15 Peningkatan
peran sektorkomoditi unggulan lokal dalam
menggerakkan perekonomian wilayah lain Belum
tersedianya Tabel I‐O kawasan, sehingga
perlu disusun bersama dengan
lembaga yang berkompeten 16
Pertumbuhan ekonomi daerah di wilayah KAPET
Kendala pada data statistik time series
17 Kontribusi
PDRB KAPET terhadap PDRB Provinsi Kendala
pada data statistik time series 18
Pertumbuhan ekonomi daerah di wilayah sekitar KAPET
Kendala pada data statistik time series
Keterangan :
Ringan Sedang Sulit
Oleh karena itu, pada sub bab berikutnya, berdasarkan penilaian tingkat kendala, gambaran KAPET
Parepare tidak ditinjau dari keseluruhan indikator kinerja. Indikator dengan tingkat kendala sulit,
yaitu indikator ke‐12, 13, 14, dan 15 tidak dibahas dalam kajian ini karena indikator tersebut
memerlukan Tabel input‐output I‐O kawasan beberapa daerah yang saat ini belum tersedia,
sehingga dalam penyusunan Tabel I‐O kawasan tersebut perlu bekerjasama dengan lembaga yang
berkompeten. Sementara untuk indikator dengan tingkat kendala sedang, yaitu indikator ke‐5, 6, 7,
9, 11, 16, 17, dan 18, karena keterbatasan data yang bersifat time series sehingga beberapa data
tidak tersedia lengkap, mengakibatkan indikator tersebut tidak dibahas secara komprehensif.
4 Bab
VI
6.1.2. Deskripsi