14 Bab
II
Untuk menunjukkan perbedaan corak perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan
dilakukan dengan melihat perubahan nilai‐nilai yang dinyatakan sebagai persentase dari GDP,
misalnya :
1 Proses
akumulasi :
Pembentukan modal : tabungan domestik bruto, pembentukan modal domestik bruto,
aliran masuk modal.
Pendapatan pemerintah : pendapatan pemerintah, pendapatan dari pajak.
Pendidikan : pengeluaran untuk pendidikan, tingkat pemasukan anak‐anak ke sekolah
dasar dan sekolah menengah.
2 Proses
alokasi sumberdaya : struktur permintaan domestik 3
Proses demografis dan distribusi.
2.2. EVALUASI KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN
Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian keberhasilankegagalan pelaksanaan kegiatan atau
organisasi dalam mewujudkan tujuan, sasaran, visi, danatau misi organisasi maupun kegiatan. Untuk
mengetahui seberapa jauh kinerja suatu kegiatan, program, ataupun organisasi dilaksanakan dalam
ra ngka mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan pengukuran terhadap kinerja tersebut.
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan
kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran, tujuan, visi, dan misi melalui hasil‐hasil yang ditampilkan
berupa produk, jasa, atau proses. Komponen yang terdapat dalam pengukuran kinerja meliputi : 1
Penetapan indikator kinerja, 2 Pencapaian kinerja, dan 3 Evaluasi kinerja.
Keberhasilan berbagai prorgam pembangunan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah sering
diukur dari sudut pandang masing‐masing stakeholder, seperti lembaga legislatif, instansi
pemerintah, LSM, masyarakat umum, dan sebagainya. Idealnya, penyusunan teknik pengukuran
kinerja pelaksanaan program pembngunan dilakukan melalui proses partisipasi yang transparan dari
berbagai pihak, sehingga diperoleh apa yang diharapkan oleh stakholder atas kinerja lembaga
tersebut. Penyusunan tersebut dapat dilakukan melalui kesepakatan besama dari stakeholder
kegiatan pengembangan Kawasan Strategis Nasional.
Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja, bobot masing‐masing indikator, dan
penetapan capaian indikator kinerja. Pengukuran kinerja setiap kegiatan dapat dilakukan melalui
pencapaian yang didasarkan kepada indikator‐indikatornya. Penetapan indikator kinerja merupakan
proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan pengolahan data
informasi untuk menentukan kinerja kegiatan, program, dan kebijakan.
Pada dasarnya, indikator adalah sautu alat ukur yang menunjukkan suatu isu atau kondisi. Tujuannya
adalah menunjukkan seberapa jauh suatu sistem bekerja, baik sistem kegiatanprogram maupun
sistem organisasi. Indikator dapat membantu memahami dimana posisi pelaksanaan kegiatan atau
organisasi berada, ke arah mana berjalannya, dan seberapa jauh perjalanan ke arah yang
dikehendaki tujuan.
Indikator tidak dimaksudkan sebagai alat tunggal dalam evaluasi obyektif atas suatu keadaan. Yang
berlaku umum adalah dilakukannya pembatasan jumlah indikator untuk memperoleh gambaran
suatu keadaan yang ingin dinilai. Oleh karena itu, walaupun dinilai mengandung banyak kelemaham,
penggunaan indikator dalam jumlah terbatas lebih banyak diterima oleh banyak pihak. Dengan
jumlah indikator yang terbatas, maka perhatian lebih terarah pada tindakan‐tindakan yangd apat
dilakukan untuk mengubah besaran angka atau nilai indikator.
Bab II
15
Pengembangan dan pemilihan indikator dapat dilakukan secara sederhana karena smeua angka atau
besaran yang dapat emnggambarkan keadaan daerah dapat digunakan sebagai indikator. Namun
demikian, perlu disadari bahwa pemilihan indikator terkait erat dengan persoalan yang terjadi di
suatu daerah dan yang dinilai perlu dipecahkan oleh dan bagi penduduk daerah itu. Pemilihan
indikator kemudian menjadi penting bagi tindakan lebih lanjut yang perlu diambil oleh pemerintah
daerah tersebut agar di masa datang terjani peningkatan nilai bagi daerah tersebut.
Indikator sangat bervariasi, bergantung pada tipe sistem yang dikendalikan. Namun demikian,
terdapat beberapa karakteristik yang sama terhadap indikator yang efektif, yaitu :
Specific
detail dan jelas. Indikator kinerja yang disusun harus jelas agar tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi.
Measurable dapat diukur secara objektif. Indikator kinerja yang disusun harus
menggambarkan sesuatu yang jelas ukurannya. Kejelasan ukuran tersebut akan
menunjukkan tempat dan cara untuk mendapatkand ata pencapaian indikator tersebut.
Attributable
bermakna. Indikator kinerja yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan
pengambilan keputusan.
Relevant sesuai. Indikator kinerja harus sesuai dengan ruang lingkup programkegiatan dan
dapat menggambarkan hubungan sebab‐akibat antar indikator.
Timely
tepat waktu. Indikator kinerja yang disusun harus didukung oleh ketersediaan data yangd
apat diperoleh pada waktu yang tepat dan akuran, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pengembalian keputusan pada saat yang dibutuhkan. Secara
mendasar, terdapat tiga fungsi utama indikator, yaitu a untuk mengukur, b untuk menyederhanakan,
dan c untuk menginformasikan perubahan. Penetapan indikator kinerja merupakan
proses identifikasi dan klasifikasi indiaktor kinerja melalui sistem pengumpulan dan pengolahan
data untuk menentukan kinerja kegiatan, program, dan kebijakan. Pada dasarnya, penetapan
indikator kinerja dapat dikelompokkan berdasarkan :
1. Indikator
masukan input indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat memberikan indikasi mengenai keseuaian dan ketepatan atas
penyediaan masukan input dalam suatu program atau kegiatan. Termasuk di dalam indikator
masukan adalah pelakuinstitusi pelaksana, kebijakan dan peraturan perundang‐undangan yang
mengatur program danatau kegiatan, serta sarana untuk mendukung pelaksanaan program
danatau kegiatan.
2. Indikator
proses process indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat memberikan indikasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan.
Termasuk kinerja proses adalah menyangkut pengorganisasian pekerjaan; manajemen
pengelolaan dan pembagian wewenang; partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dan
kegiatan; ketepatan pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut sasaran, waktu, dan hasil program
atau kegiatan; dan sebagainya.
3. Indikator
keluaran outpur indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat memberikan indikasi mengenai kesesuaian dan ketepatan atas
keluaran dari suatu program atau kegiatan yang diharapkan.
4. Indikator
hasil outcome indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat meberikan indikasi mengenai ketepatan dan kesesuaian hasil
kegiatan dengan target program.
5. Indikator
manfaat benefit indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengindikasikan manfaat yang dapat
diperoleh dengan terlaksananya program danatau kegiatan oleh masyarakat.
6. Indikator
dampak impact indicator
Yaitu suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengindikasikan adanya dampak positif
maupun negatif atas pelaksanaan program danatau kegiatan.
16 Bab
II
Indikator masukan, proses, dan keluaran dinilai sebelum kegiatan selesai dilaksanakan, sedangkan
indikator hasil, manfaat, dan dampak dinilai setelah kegaitan dilaksanakan. Penetapan indikator tidak
selalu harus menggunakan seluruh komponen indikator di atas, melainkan dapat menggunakan
hanya satu atau beberapa komponen indikator saja. Penetapannya ditentukan oleh kondisi dan
tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran kinerja program danatau kegiatan.
2.3. LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS