16 Bab
II
Indikator masukan, proses, dan keluaran dinilai sebelum kegiatan selesai dilaksanakan, sedangkan
indikator hasil, manfaat, dan dampak dinilai setelah kegaitan dilaksanakan. Penetapan indikator tidak
selalu harus menggunakan seluruh komponen indikator di atas, melainkan dapat menggunakan
hanya satu atau beberapa komponen indikator saja. Penetapannya ditentukan oleh kondisi dan
tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran kinerja program danatau kegiatan.
2.3. LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS
Logical Framewok Approach LFA adalah insturmen analisis, presentasi, dan manajemen yang dapat
membantu perencana untuk menganalisis situasi eksisting, membangun hirarki logika dari tujuan
yang akan dicapai, mengidentifikasi resiko potensial yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dan
hasil, membangun cara untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tujuan output dan hasil
outcomes, menyajikan ringkasan aktivitas suatu kegiatan, serta membantu upaya monitoring
selama pelaksanaan implementasi proyek Ausguidline, 2005.
Tujuan dari penggunaan LFA adalah untuk melakukan suatu proses perencanaan proyek yang bersifat
partisipatoris dan berorientasi kepada tujuan. Teknik ini memerlukan keterlibatan seluruh
stakeholder terkait dalam suatu serial workshop untuk menentukan prioritas dan rencana
implementasi serta monitoring.
Terdapat 4 langkah utama dalam melakukan LFA, yaiitu : 1 Analisis Situasi; 2 Analisis Strategis; 3
Penyusunan Matriks Perencanaan Proyek; 4 Implementasi.
2.3.1. Analisis Situasi
LFA dimulai dengan menganalisis situasi eksisting dan membangun tujuan‐tujuan untuk mengatasi
kebutuhan nyata di lapangan. Tahapan ini merupakan tahapan paling kritis dan sulit untuk
membangun kerangka logis proyek. Analisis situasi terdiri dari 3 aspek :
a. Analisis
stakeholder b.
Analisis masalah
c. Analisis
tujuan
A. Analisis
Stakeholder
Suatu proyek dipengaruhi oleh banyak aktor, dimana berbagai kepentingan yang dimiliki oleh
berbagai aktor tersebut dapat mempengaruhi desain dan implementasi dari suatu kegiatan.
Seringkali terjadi permasalahan dalam proses pembangunan karena tidak dilibatkannya beberapa
kelompok stakeholder dalam perencanaannya. Analisis stakeholder sangat penting untuk dilakukan,
antara lain untuk mengidentifikasi masalah, kepentingan, harapan, dan hambatan yang dihadapi oleh
stakhodelder, baik pihak‐pihak yang dapat mempengaruhi jalannya proyek atau sebaliknya,
dipengaruhi oleh kegiatan.
B. Analisis
Masalah
Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi akar dari permasalahan dan membangun pohon
masalah problem tree melalui teknik brainstorming. Pohon masalah dibangun dengan menseleksi
masalah ‐masalah dan membuat keterkaitan antar masalah melalui pendekatan sebab‐akibat cause‐
effect. Apabila suatu masalah merupakan penyebab dari masalah lain yang lebih besar, maka
Bab II
17
masalah tersebut ditempatkan dibawahnya. Sebaliknya, apabila suatu masalah merupakan dampak
dari masalah lain yang lebih besar, maka masalah tersebut ditempatkan diatasnya
C. Analisis
Tujuan
Analisis tujuan merupakan prosedur untuk mengidentifikasi, mengkategorisasi, memperjelas, dan
menyeimbangkan tujuan diantara seluruh stakeholder. Analisis tujuan dan analisis masalah memiliki
keterkaitan antara satu dengan yang lain, dimana pohon masalah yang dihasilkan dari analisis
masalah ditransformasikan menjadi pohon tujuan. Pohon tujuan dapat dipandang sebagai
“gambaran positif” dari pohon masalah. Jika pohon masalah merupakan hubungan “sebab” cause
dengan “akibat” effect, maka pohon tujuan merupakan hubungan antara “cara” means dengan
“tujuan” end sebagai solusi dari masalah. Berdasarkan pohon tujuan ini, “cara” yang berhasil
disusun merupakan landasan untuk membangun program, proyek, atau strategi untuk mengatasi
berbagai permasalahan.
2.3.2. Analisis Strategi