Pertumbuhan Kapasitas Pengamanan Energi

PT Semen Indonesia Persero Tbk. | 2015 Laporan Tahunan 53 menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan per kapita di Asia memberikan peluang pertumbuhan permintaan semen di Indonesia. Keempat, prospek jangka panjang ekonomi Indonesia yang akan terus tumbuh, meski beberapa negara- negara di dunia mengalami pelambatan. Kondisi ekonomi ini mendorong pertumbuhan permintaan semen di Indonesia. Kelima, Indonesia masih menjadi tujuan untuk berinvestasi baik sektor industri maupun pembangunan akses infrastruktur dasar, yang akan menggerakkan potensi ekonomi di seluruh daerah, sehingga akan meningkatkan permintaan semen. Keenam, dengan berlakunya Pasar tunggal ASEAN dalam ASEAN Economic Community tahun 2015, sebagai perusahaan multinasional, Perseroan memanfaatkan potensi adanya pasar baru terutama di negara-negara ASEAN yang sedang tumbuh, seperti Vietnam, myanmar, Laos, dan Kamboja. Untuk menjawab potensi pertumbuhan konsumsi semen yang semakin meningkat tersebut, Perseroan telah menetapkan enam isu penting yang menjadi landasan strategi pertumbuhan berkelanjutan, sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Kapasitas 2. Pengamanan Energi 3. Pemenuhan Kebutuhan Konsumen 4. Penguatan Citra Korporasi 5. Kemampuan menjaga Pertumbuhan

6. Pengendalian Risiko Utama

1. Pertumbuhan Kapasitas

Perseroan senantiasa melakukan upaya- upaya peningkatan kapasitas produksi, baik melalui strategi organik maupun anorganik. Strategi organik dilakukan dengan melakukan penambahan kapasitas baik pada pabrik-pabrik yang telah beroperasi existing plant atau pada lokasi baru. Salah satu implementasinya adalah Strategi Bisnis dengan mengoptimalkan pengoperasian vertical cement mill di Dumai berkapasitas 0,9 juta ton per tahun. Strategi organik juga dilakukan dengan melanjutkan pembangunan Pabrik Indarung VI di Sumatera barat dan Pabrik Rembang di Jawa Tengah. Pembangunan kedua pabrik baru tersebut diharapkan selesai dan sudah beroperasi pada kuartal III tahun 2016. menyusul realisasi pembangunan 2 unit pabrik baru tersebut, Perseroan berencana membangun 1 unit pabrik baru di Aceh berkapasitas 3 juta ton pertahun bekerja sama dengan mitra strategis. Q-2 tahun 2016, Perseroan memulai tahap ground breaking pembangunan pabrik di Aceh. Perseroan berencana untuk membangun tambahan fasilitas produksi lain di masa mendatang. Dengan seluruh rencana tersebut, kapasitas produksi akan menjadi 31,8 juta ton semen per tahun di akhir tahun 2015 dan pada akhirnya diharapkan bisa mencapai 55 juta ton per tahun pada tahun 2020, jika seluruh rencana pembangunan pabrik baru direalisasikan.

2. Pengamanan Energi

Perseroan telah melaksanakan dan senantiasa melakukan evaluasi pengamanan energi untuk menjamin keamanan pasokan batubara dan menjaga keseimbangan antara pasokan listrik dari PLN, dan pembangkit listrik milik sendiri. Untuk mengamankan kebutuhan batubara, Perseroan melakukan kontrak pengadaan jangka panjang yang ditinjau setiap periode tertentu, baik yang dipasok oleh anak Perusahaan yaitu, PT SGG Energi Prima atau pihak ketiga lainnya. Dalam hal ini peranan PT SGG Energi Prima sebagai strategic tools bagi Perseroan perlu lebih dioptimalkan untuk menjamin pengamanan suplai batubara. PT Semen Indonesia Persero Tbk. | 2015 Laporan Tahunan 54 Saat ini, Perseroan melanjutkan pembangunan proyek WHRPG di Tuban berkapasitas sebesar 30,6 mW di Persetujuan FS 19,4 mW dalam upaya pengamanan pasokan energi listrik dengan memanfaatkan sisa gas panas. Selain menghasilkan listrik dari sisa gas panas, WHRPG juga bermanfaat untuk menurunkan biaya listrik dan mengurangi penggunaan listrik PT PLN Persero. Potensi penghematan biaya listrik dari unit WHRPG di Tuban Rp 80 miliar - Rp 100 miliar per tahun. Untuk mengamankan pasokan energi listrik, Perseroan telah memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 35 mW di Pabrik Tonasa V di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan yang merupakan pembangkit listrik terbesar yang pernah dibangun terintegrasi dengan industri semen. Perseroan juga berupaya untuk memanfaatkan bahan bakar alternatif untuk mengurangi biaya belanja energi batubara sekaligus untuk mendukung terwujudnya green industry.

3. Pemenuhan Kebutuhan Konsumen