ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan 30 September. Apalagi dia tidak bisa melupakan Surti Anandari istri Hananto yang bersama ketiga
berbulan-bulan diinterogasi tentara. Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Devraux
akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya. Apa yang
terkuak oleh Lintang bukan sekedar masa lalu Ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan
dengan Ayah dan juga kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang menjadi kerusuhan terbesar dalam
sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
25
BAB IV PEMBAHASAN
NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
A. Unsur Intrinsik Prosa
1. Tema
Leila S. Chudori menjadikan perjuangan untuk memahami arti kehidupan sebagai tema dalam novel Pulang. Hal ini dapat dilihat dari jalan hidup para
tokohnya yang ditempa beragam masalah untuk memahami dan menyikapi dengan bijak kehidupan mereka dengan orang-orang terdekat bahkan dengan diri
mereka sendiri. Beberapa di antaranya dapat dijabarkan dari jalan hidup dua tokoh utama berikut ini:
a. Dimas Suryo memilih untuk menetap di Prancis saat pemerintahan
dan aparat di Indonesia meneror keselamatan dirinya. Selama menetap di Prancis dia menyadari bahwa kerinduannya terhadap tanah air jauh
lebih besar dibanding kebencian dan teror yang datang dari orang- orang yang berkepentingan di Indonesia. Nasionalismenya selalu
menjadi jati dirinya dan ditunjukkannya dengan membangun sebuah restoran bersama teman-temannya. Restoran yang dia bangun bukan
hanya berurusan tentang makanan dan pelayanan terhadap para konsumen, melainkan juga tentang menunjukkan rasa cinta terhadap
tanah air. Selama menetap di Prancis pula, Dimas Suryo memahami bahwa cinta sejati yang dia miliki hanya untuk kekasih lamanya, Surti
Anandari. Meskipun dia juga mencintai Viviene Deveraux, dia menyadari bahwa perjuangannya dahulu merelakan Surti Anandari
adalah untuk memahami bahwa mencintai seseorang bukan untuk
diartikan sebagai kebersamaan, melainkan bagaimana dia mampu untuk melindungi dan mengayomi orang yang dia cintai.
b. Lintang Utara yang terlahir dari dua orang tua yang berbeda
kebangsaan dan besar di lingkungan keluarga yang hancur membuat Lintang Utara menjadi seorang wanita yang merasa tidak memiliki jati
diri. Masa lalu ayahnya sebagai warga negara Indonesia yang „tidak tinggal‟ di Indonesia untuk alasan yang jelas membuatnya merasa jauh
dan tidak mengenal Indonesia. Hingga nasib memilihnya untuk mengenal Indonesia secara langsung dengan datang sendiri ke
Indonesia, dia harus menerima kenyataan bahwa Indonesia memang bagian dari dirinya yang hilang. Hanya dengan kedatangannya ke
Indonesia itulah dia baru dapat memahami arti Indonesia baginya. Bahkan yang lebih penting dari itu, kedatangannya ke Indonesia
memperat hubungannya dengan sang ayah karena Lintang akhirnya memahami betapa ayahnya memendam rasa rindu terhadap Indonesia
tercinta.
2. Tokoh dan Penokohan
a. Dimas Suryo
Dimas Suryo merupakan salah satu tokoh utama dalam novel Pulang ini. Bahkan, judul Pulang merujuk pada cita-citanya untuk bisa pulang ke Indonesia.
Dimas Suryo, seorang wartawan Kantor Berita Nusantara terjebak teror pemusnahan orang-orang yang terkait atau diduga terkait gerakan kiri oleh
pemerintah saat itu. Demi menjaga keselamatan dirinya dan juga teman-temannya, dia memutuskan untuk hidup terasing di beberapa negara hingga akhirnya
menetap di Prancis. Seperti yang dijelaskan dalam kutipan novel di bawah ini: Prancis tak pernah menjadi rumah bagi Dimas. Aku sudah
menyadari itu sejak awal kami bertemu mata. Ada sesuatu yang mencegah dia untuk berbahagia. Ada banjir darah di tanah kelahirannya. Ada le
chaos politique yang bukan sekadar mengalahkan, tetapi merontokkan, kemanusiaan Dimas dan kawan-kawannya, hingga mereka harus