mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
e Sumber berlajar lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari
bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
f Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek
kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan
membentuk sekitarnya,
serta dapat
memupuk cinta
lingkungan.
43
3 Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, proses pembelajaran
secara langsung dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, artinya pengalaman itu akan terhindar dari kesalahan persepsidari
pembahasan materi pelajaran tertentu.
44
Metode pembelajaran outdoor learning memberikan alternatif cara pembelajaran dengan membangun makna atau dengan melibatkan
lebih banyak indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, indera penciuman pada siswa dan memberikan pengalaman lebih
berkesan, karena siswa mengalami sendiri tentang materi pelajaran. Selain itu, kegiatan belajar mengajar di luar kelas outdoor
learning sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar dan kecerdasan para siswa. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas bukan
hanya sekedar untuk menghilangkan rasa bosan karena terlalu lama berada di ruang kelas, melainkan jauh lebih penting dari itu, yaitu
43
Sudjana, N Rivai, A. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010 hal. 25-26
44
Direktorat Tenaga Kependidikan, Proses Pembelajaran di Kelas, Laboratorium, dan di Lapangan, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008
untuk menyeimbangkan antara pengetahuan kognitif mereka dengan pengetahuan motorik mereka.
f. Kekurangan Metode Outdoor Learning
Menurut Sudjana dan Rival, beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran outdoor learning berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan pembelajaran antara lain:
1 Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang
menyebutkan ada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.
2 Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di luar kelas.
3 Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di
dalam kelas.
45
Banyak hal yang perlu dipikirkan oleh guru. Salah satunya adalah belajar di luar kelas yang akan menjadi daya tarik tersendiri
sehingga banyak orang yang datang untuk menyaksikan. Pusat perhatian siswa akan langsumg tertuju kemana-mana karena posisi
belajar mereka di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan kiat-kiat tertentu untuk mengatasi kelemahan
model pembelajaran outdoor learning.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Fitroh Robiah: “Penerapan Metode Outdoor dengan tipe observasi
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di MTS Al
Falah III Jakarta Selatan” menyimpulkan bahwa
45
Sudjana, N Rivai, A. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010 hal 31
Pembelajaran Outdoor tipe observasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Ahmad Fauzi: “Pengaruh pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar
pendidikan agama Islam siswa kelas VIII di SMP Nusantara Plus Tang
erang Selatan” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar PAI siswa yang diberi pembelajaran
outdoor dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Sehingga dari sini dapat dipahami bahwa pembelajaran Outdoor sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam.
3. Lia Lusiana: “Pengaruh metode mengajar di luar kelas Outdoor
Study terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode
mengajar di luar kelas outdoor study terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian hipotesis dengan
mengunakan uji-t diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,95 1,67 dengan
taraf signifikan 5. Penulis menggunakan penelitan-penelitian di atas sebagai pembanding
yang relevan dalam melakukan penelitian ini. Dalam penelitian yang relevan di atas para peneliti melakukan penelitian pada siswa tingkat
SMPMTS dan SMAMA, sedangkan penulis melakukan penelitian pada siswa tingkat SDMI. Selain itu, dalam penelitian yang relevan di atas para
peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode outdoor learning, sedangkan yang penulis lakukan
adalah mencari motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode outdoor learning.
C. KERANGKA BERPIKIR
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia untuk melakukan perubahan yang lebih baik, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari