Fungsi Tuturan KAJIAN TEORI
e. K Key, Tone, or Spirit of Act
Merujuk pada nada, semangat dan cara sebuah ujaran diucapkan. Apakah diucapkan dengan marah, senang ataupun sedih. Hal itu juga dapat ditunjukkan
dengan gerakan tubuh maupun isyarat. f.
I Instrumentalities Mengacu pada alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Instrumen dapat berupa bahasa lisan atau tertulis. g.
N Norm of Interactions and Interpretation Mengacu pada norma-norma yang berlaku dimana peristiwa tuturan
terjadi. Misalnya bagaimana cara menyampaikan sebuah tuturan, halus, kasar, dan terbuka.
h. G Genres
Mengacu pada bentuk ragam penyampaian pesan. Contohnya bentuk prosa, puisi, khotbah atau pidato dan sebagainya.
Mengacu kepada delapan faktor yang ada pada komponen tutur yang telah Peneliti uraikan sebelumnya bahwa sebuah tuturan dapat dikatakan melanggar
prinsip kerjasama atau tidak melanggar dengan menganalisis sebuah tuturan dengan menggunakan
SPEAKING. Berikut ini merupakan contoh penggunaan SPEAKING untuk menganalisis pelanggaran prinsip kerjasama beserta maksud
pelanggarannya : 15
Firmin :
“Passer de lui. Qui sen soucie?” “Salip dia. Siapa yang peduli?”
Alex :
“Il y a la ligne blanche”
“Ada garis putih” Paris à Tout Prix
Pada contoh tuturan 15 terjadi di atas mobil Setting Scene
milik
Maya yang ditumpangi oleh Firmin dan Alex Participants
. Pada saat itu Maya mengendarai mobil dengan sangat hati-hati agar sampai tujuan dengan selamat
End, Purpose Goal. Namun Firmin yang duduk di bagasi tidak sabar dan menyuruhnya untuk melanggar marka jalan Act Sequence. Tuturan
“Passer de lui. Qui s’en soucie? « Salip dia. Siapa yang peduli? » disampaikan Firmin
dengan nada tinggi dan kesal Key, Tone, or Spirit of Act
. Tuturan tersebut
disampaikan oleh Firmin di dalam mobil secara lisan Instrumentalities
sebagai bentuk nasehat bagi Firmin tuturan
» Il y a la ligne blanche « Norm of Interaction and Interpretation yang dituturkan oleh Alex secara lisan dan tegas
agar menghindari bahaya serta sebagai isyarat bahwa marka jalan bergaris putih
panjang tidak boleh dilanggar Genres.
Di dalam tindak tutur sehari-hari, penutur dan mitra tutur dengan lancar dapat berkomunikasi karena memiliki semacam kesamaan latar belakang
pengetahuan tentang sesuatu yang dibicarakan. Wijana dan Rohmadi, 2011: 38 mengungkapkan didalam artikelnya yang berjudul
Logic and Conversation mengenai sebuah tuturan yang berkaitan. Sebagai contoh, perhatikan tuturan
berikut : 16
Rick : “Hei. Apakah kau akan menghadiri pesta yang gaduh itu nanti malam?”
Tom :
“Orang tuaku akan mengunjungiku.”
Yule, 2014: 74 Tuturan 16 di atas, terjadi di sebuah asrama mahasiswa. Saat itu Rick P
bertanya kepada Tom MT mengenai kehadiran MT di sebuah pesta yang akan berlangsung pada malam hari. Namun, tuturan P bukan semata-mata dituturkan
untuk menanyakan kehadiran MT. Akan tetapi, P bermaksud untuk menginformasikan kepada MT bahwa pesta yang akan diadakan tersebut memiliki
suasana yang gaduh. Di sisi lain, MT juga ingin memberikan informasi kepada P bahwa ia menolak untuk hadir ke pesta tersebut.
Berdasarkan contoh-contoh tuturan yang telah diuraikan, seorang penutur P memberikan informasi yang tersirat, membingungkan, serta menyembunyikan
informasi kepada mitra tutur MT. Hubungan antara tuturan yang sesungguhnya dengan maksud yang dituturkan tidak selalu bersifat mutlak atau bisa dikatakan
bersifat tidak mutlak namun, maksud pada setiap tuturan itu sendiri harus didasari oleh konteks situasi yang muncul pada setiap tuturan.