projets « Tidak Sempurna untuk rencana ini » tidak memiliki kaitan dengan tuturan Alex »
Non, mais sérieux Tu es célibataire depuis Brandon Lopez en sixième « Tidak, tapi aku serius Kamu tidak memiliki pacar sejak Brandon Lopez
kelas enam » sehingga dapat dikatakan melanggar maksim relevansi. Jika dilihat dari konteksnya, Maya yang mengira bahwa pesta yang dibuat
hanya untuk merayakan kesuksesan atas terpilihnya menjadi perancang adibusana ternyata juga acara khusus untuk mencarikan jodoh membuatnya kesal. Dengan
kata lain, maksud Maya melanggar maksim relevansi adalah ia ingin menolak acara perjodohan yang dibuat Alex, karena ia hanya ingin merayakan kesuksesan
untuk kariernya.
b. Maksud memohonmeminta
Pada film ini terdapat pelanggaran maksim relevansi yang bertujuan untuk memohon atau meminta sesuatu kepada MT. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai pelanggaran maksim ini, maka perlu dilihat terlebih dahulu konteks tuturan yang terjadi. Berikut merupakan komponen tutur
SPEAKING pada film Paris À Tout Prix yang terjadi pada waktu ke 00:04:15.
Tuturan ini terjadi pada oagi hari di ruang kantor Paul-Ritz, di Paris
Setting Scene. Emma dan Maya sebagai Participant. Emma sedang
menceritakan tentang kejadian yang terjadi kepadanya di hadapan rekan-rekan
kerjanya End, Purpose Goal. Pada saat itu Maya yang terlambat sampai di
kantor menanyakan kepada Emma berita apa yang sudah ia lewatkan sementara ia
terlambat masuk ke ruang kerja Act Sequences. Tuturan itu disampaikan oleh Maya dengan nada yang cukup tinggi, antusias, dan penasaran Key, Tone, or
Spirit of Act. Tuturan tersebut juga disampaikan secara lisan Instrumentalities, dengan bahasa santai yang digunakan sehari-hari Norm of Interactions and
Interpretation yang berupa dialog Genres.
32 Emma : “Il m’a pris á la maison. On a passé la soirée ensemble.”
“Dia mengajakku ke rumahnya. Kami menghabiskan malam bersama.
”
Maya : “Désolée ai-je raté quelque chose?”
“Maaf, apakah aku melewatkan sesuatu?” Paris à Tout Prix
Pada tuturan 32, Maya P bertanya kepada Emma MT Desolée ai-je
raté quelque chose? « Maaf, apakah aku melewatkan sesuatu? ». Pertanyaan tersebut sebenarnya dapat ditanyakan dengan pertanyaan yang seharusnya yaitu
Désolée, je suis en retard. Qu’est-ce que tu racontes? « Maaf, aku terlambat. Apa
yang kamu bicarakan? ». Namun, tuturan Désolée ai-je raté quelque chose? «
Maaf, apakah aku melewatkan sesuatu? » tidak memiliki kaitan dengan tuturan Il
m’a pris á la maison. On a passé la soirée ensemble. » Dia mengajakku ke rumahnya. Kami menghabiskan malam bersama « sehingga menyebabkan tuturan
tersebut melangar maksim relevansi. Dilihat dari konteksnya, Maya yang datang terlambat masuk kantor ingin
mengetahui berita yang dilewatkan pada saat belum sampai dengan tuturan Desolée ai-je raté quelque chose? Dengan kata lain maksud Maya melanggar
maksim relevansi yaitu ia ingin meminta rekan kerjanya untuk menceritakan kembali sesuatu yang telah dibahas, karena ia tidak ingin melewatkan berita
apapun. Pelanggaran maksim dengan maksud yang sama juga terjadi pada durasi
waktu ke 00:10:24 pada film ini. Untuk mengetahui lebih lanjut maka, perhatikan
komponen tutur SPEAKING berikut. Tuturan ini terjadi di pelataran parkir sebuah
café di Paris Setting Scene. Maya dan Firmin sebagai Participant. Maya
meminta Firmin untuk mengantarkannya ke kantor menggunakan motor dengan
cepat karena harus segera menampilkan presentasi End, Purpose Goal.
Firmin berkata pada Maya untuk tidak khawatir karena akan mengantarkannya
sampai tujuan dengan tepat waktu Act Sequences. Tuturan itu disampaikan oleh Firmin dengan nada rendah dan dengan raut wajah datar Key, Tone, or Spirit of
Act. Tuturan ini disampaikan secara lisan Instrumentalities, dengan bahasa sehari-hari Norm of Interactions and Interpretation. Disampaikan dalam
bentuk dialog Genres.
33 Maya : “Bon très vite Je dois montrer ma présentation. Ça c’est
important.” “Baiklah cepat Aku harus menampikan presentasiku. Itu
sangat penting.”
Firmin : “T’inquiète pas”
“Jangan khawatir” Paris à Tout Prix
Pada tuturan 33 Firmin P merespon pernyataan Maya MT T’inquiète
pas « Jangan khawatir ». Pernyataan tersebut sebenarnya dapat dinyatakan dengan
Bon, sois calme Je vais te conduire à l’heure «Baik, tenanglah Aku akan mengantarmu tepat waktu ». Namun, Firmin merespon dengan pernyataan
yang tidak memiliki kaitan dengan tuturan Bon très vite Je dois montrer ma
présentation. Ça c’est important « Baiklah cepat Aku harus menampilkan presentasiku. Itu sangat penting » dengan tuturan
T’inquiète pas » Jangan khawatir » yang menjadikan tuturan tersebut melanggar maksim relevansi.
Jika dilihat dari konteksnya, Firmin yang dipercaya Maya untuk mengantarnya ke kantor ingin mengatakan bahwa ia dapat mengantar Maya
sampai tujuan tepat waktu dengan menuturkan T’inquiète pas Dengan perkataan
lain maksud Firmin melanggar maksim relevansi adalah ia ingin meminta atau memohon kepada Maya agar bersikap tenang.
c. Maksud mengejek
Pada pelanggaran maksim relevansi ini juga terdapat pelanggaran yang ditujukan untuk menyatakan maksud mengejek seseorang. Hal itu disebabkan
adanya faktor pendukung dalam film Paris à Tout Prix. Untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai pelanggaran maksim relevansi dengan maksud ini, maka komponen tutur sangat diperlukan untuk mengetahui konteks yang ada dalam
peristiwa tutur.
Tuturan ini terjadi di kantor Paul-Ritz, di Paris Setting Scene. Seorang
rekan kerja
une telle collègue dan Emma Participant. Seorang rekan kerja
bertanya kepada rekan-rekan kerjanya yang lain termasuk Emma untuk
mengundang Marine seorang anak magang disana End, Purpose, Goal, lalu
pada saat itu Emma tidak menjawab pertanyaan salah seorang rekan kerjanya itu, namun ia berkata mengapa anak magang pergi ke pesta dan bertanya kembali
kepada rekan-rekan kerjanya tentang apakah mereka membutuhkan fotokopi dan
juga kopi Act Sequences. Tuturan itu disampaikan oleh Emma dengan nada
tinggi, lantang, sedikit tersenyum dan juga diucapkan sambil tertawa terbahak-
bahak Key, Tone or Spirit of Act. Tuturan tersebut dituturkan dengan lisan