Maksud mengejek Pelanggaran Maksim Kualitas

». Lalu, Tarek menjawab dengan kata Peut-être « mungkin ». Jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan realita yang ada, seharusnya yaitu Ce n’est pas possible que je les connais « Tidak mungkin aku mengenal mereka ». Maka, tuturan tersebut melanggar maksim kualitas. Berdasarkan konteksnya, Tarek yang berencana meminta temannya berpura-pura menjadi sindikat penyelundup ingin mengerjai Maya yang terobsesi kembali ke Paris sesegera mungkin dengan menuturkan kata Peut-être. Dengan perkataan lain maksud Tarek melanggar maksim kualitas adalah untuk menyembunyikan rencana buruknya terhadap Maya.

c. Menciptakan maksud lain Menyatakan rasa ragu

Pelanggaran maksim kualitas yang terakhir adalah pelanggaran yang bertujuan untuk menyatakan rasa ragu terhadap perkataan seseorang. Pelanggaran maksim ini dapat dilihat pada menit ke 00:57:58 pada film Paris à Tout Prix. Untuk meneliti lebih lanjut berikut merupakan situasi yang terjadi. Tuturan ini terjadi pada malam hari, di sebuah bar, di Maroko Setting Scene. Medhi seorang teman dari Tarek kakak Maya dan Maya Participant. Saat itu Medhi bercerita kepada Maya bahwa Tarek memberitahunya mengenai masalah permohonan visa yang diajukan oleh Maya kepada kedutaan Maroko yang ditolak, lalu Medhi menawarkan bantuan pada Maya bahwa dia dapat membantu Maya melalui ayahnya yang bekerja di kedutaan Maroko End, Purpose, and Goals. Namun Maya menanggapi perkataan Medhi hanya sebuah kebohongan seperti yang sebelum-sebelumnya dilakukan oleh Medhi dan Tarek dengan tujuan untuk mengerjai Maya Act Sequences. Tuturan tersebut disampaikan oleh Maya dengan nada keras, sedikit terbata-bata, dan dengan raut wajah tidak percaya Key, Tone or Spirit of Act, dituturkan secara lisan Instrumentalities dengan bahasa yang digunakan sehari-hari Norm of Interactinos and Interpretation yang berupa dialog singkat Genres. 29 Medhi : “Tarek m’a dit à propos de problème de ton visa. Je peux demander à mon père. Il travaille au consulat.” “Tarek bilang padaku tentang masalah visamu. Aku bisa meminta bantuan pada ayahku. Dia bekerja di kedutaan.” Maya : “Si c’est une blague c’est pas la peine ah?” “Jika itu lelucon itu tidak lucu kan?” Paris à Tout Prix Pada tuturan 29, Maya P merespon perkataan Medhi MT Si c’est une blague c ’est pas la peine ah? « Jika itu lelucon itu tidak lucu kan? ». Pernyataan Medhi sebenarnya bisa dijawab dengan je ne peux pas te croire « Aku tidak percaya padamu ». Namun Maya merespon pernyataan Medhi dengan membantah kebenaran yang ada yaitu dengan mengatakan Si c’est une blague » Jika itu sebuah lelucon » sehingga membuat pelanggaran maksim kualitas terjadi. Berdasarkan konteks tuturan, Maya yang takut dibohongi lagi oleh Tarek dan Medhi ingin menekankan tuturan je ne peux pas te croire dengan tuturan Si c’est une blague c’est pas la peine ah? Dengan perkataan lain, maksud Maya melanggar maksim kualitas adalah ia merasa ragu bahwa masalahnya bisa teratasi.

3. Pelanggaran Maksim Relevansi

Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta tutur untuk memberikan pernyataan atau pertanyaan yang berhubungan antara tuturan satu dengan tuturan lain sesuai masalah pembicaraan. Pelanggaran maksim relevansi itu sendiri terjadi bila tidak sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam tindak komunikasi yang terjadi. Dalam hal ini peneliti menemukan pelanggaran maksim relevansi yang dibagi menjadi sepuluh kategori maksud pelanggaran yang terjadi dalam film Paris À Tout Prix. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing maksud pelanggaran maksim relevansi.

a. Maksud penolakan

Pelanggaran maksim relevansi yang terjadi dalam film Paris À Tout Prix salah satunya disebabkan oleh penutur P maupun mitra tutur MT yang ingin menyampaikan maksud penolakkan terhadap suatu hal. Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bentuk pelanggaran yang terjadi dapat dilihat terlebih dahulu konteks atau adegan yang terjadi pada film ini yang ada pada durasi waktu ke 00:20:50. Tuturan ini terjadi di penjara, di Paris Setting Scene. Thierry bekerja sebagai seorang pengacara dan Maya Participant. Pada saat itu Thierry menghampiri Maya yang sedang menunggu kedatangannya untuk menangani kasus yang sedang dialami Maya terkait perizinan tinggal di Paris End, Purpose Goal. Thierry berkata dan menjelaskan pada Maya tentang status perizinan tinggal Maya sudah tidak berlaku dan Negara akan mendeportasi Maya ke Negara asalnya Maroko. Namun pada saat itu Maya merasa tidak terima karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor Paul-Ritz yaitu mengenai kompetisi merancang busana yang akan diselenggarakan di ajang Paris fashion week dan terkejut atas penjelasan yang diberikan Thierry Act Sequences. Tuturan itu disampaikan oleh Maya dengan nada lirih, tidak percaya, dan dengan raut wajah kecewa Key, Tone or Spirit of Act. Disampaikan pula secara lisan