Dia memaksaku untuk datang ke Maroko » sehingga membuat tuturan tersebut melanggar maksim relevansi.
Dilihat dari konteksnya, Maya yang tidak ingin menerima telepon dari Neneknya, ingin menegaskan informasi tuturan
C’est ma grand-mère dengan tuturan
Elle m’énerve à venir au Maroc. Dengan kata lain, pelanggaran maksim relevansi yang dilakukan oleh Maya dimaksudkan untuk menunjukkan paksaan
dari neneknya.
g. Maksud membanggakan diri
Pada bagian ini, peneliti akan membahas pelanggaran maksim relevansi yang dituturkan sebagai maksud untuk membanggakan diri sendiri. Untuk
mengetahui lebih lanjut terkait pelanggaran yang terjadi. Peneliti terlebih dahulu menampilkan komponen tutur
SPEAKING sebagai dasar yang digunakan untuk mengetahui konteks tuturan.
Tuturan ini terjadi di sebuah bar, di Prancis Setting Scene. Maya dan Alex Participant sedang berpesta. Ketika itu Alex mengajak Maya bersulang
untuk kesuksesan mereka dan pekerjaan baru Maya sebagai calon perancang busana baru sekaligus kesuksesan Alex yang berhasil mengundang Maya untuk
bergabung bersama Alex yang berniat untuk mencarikan Maya seorang jodoh
End, Purpouse Goal. Lalu, Alex menyindir mengenai kehidupan percintaan
Maya dan mengatakan ingin mencarikan seorang pendamping untuk Maya agar mereka dapat berlibur bersama-sama. Namun Maya tidak menanggapi pernyataan
Alex dengan baik dan berkata bahwa seorang wanita yang pintar takut dengan
lelaki Act Sequences. Tuturan itu diucapkan dengan nada tegas, keras sambil
menunjuk diri Key, Tone, or Spirit of Act dan juga diucapkan secara lisan Instrumentalities, menggunakan bahasa sehari-hari Norm of Interactions and
Interpretation yang berupa dialog Genres.
42 Alex
: “Sourtout mis le temps en tu trouves un mec ou nous ne
sero ns jamais en vacances ensemble.”
“Terutama waktu untukmu menemukan seorang pria atau kita tidak akan pernah berlibur bersama”
Maya :
“Les filles qui sont intelligentes et assez effraient les gars.”
“Para perempuan yang cerdas cukup takut dengan para lelaki.”
Paris à Tout Prix Pada tuturan 42, Maya P merespon Alex MT
Les filles qui sont intelligentes et assez effraient les gars « Para perempuan yang cerdas cukup takut
dengan para lelaki ». Pernyataan tersebut sebenarnya dapat direspon dengan Je
suis sélective « Aku orang yang pemilih ». Akan tetapi, Maya merespon dengan jawaban yang tidak sesuai dengan topik pembicaraan seharusnya
Les filles qui sont intelligentes et assez effraient les gars « Para perempuan yang cerdas cukup
takut dengan para lelaki » sehingga menjadikan tuturan tersebut melanggar maksim relevansi.
Dilihat dari konteksnya, Maya yang tidak setuju dengan perkataan Alex yang ingin mencarikannya jodoh ingin menegaskan informasi tuturan
Les filles qui sont intelligentes et assez effraient les gars. Dengan perkataan lain maksud
Maya melanggar maksim relevansi ia ingin mengatakan bahwa dia termasuk perempuan yang cerdas dalam memilih seorang pasangan.
h. Maksud sindiran
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan pelanggaran maksim relevansi yang bertujuan untuk menyatakan sebuah sindiran oleh P kepada MT. Untuk itu
diperlukan komponen tutur SPEAKING sebagai dasar untuk mengetahui konteks
tuturan yang ada pada menit ke 00:16:32 pada film Paris à Tout Prix.
Tuturan ini terjadi di sebuah bar, di Paris Setting Scene Maya dan Firmin sebagai Participant. Saat itu Maya yang sedang bersantai dan
membicarakan tentang sebuah kompetisi adibusana melihat pakaian Firmin yang tidak modis, lalu Firmin meminta sebuah pakaian rancangan
designer dari Maya. Akan tetapi Maya menyinggung tentang rompi rancangan Paul-Ritz yang pernah
diberikan kepada Firmin dan dijual disebuah situs internet
e-bay End, Purpose, and Goal. Firmin membalas perkataan Maya dengan singkat dan berbalik
menyinggung celana yang digunakan oleh Maya pada saat fashion week membuat
ukuran bokongnya besar Act Sequences. Firmin menuturkannya dengan nada tinggi dan dengan raut wajah kesal Key, Tone, or Spririt of Act. Tuturan itu
disampaikan secara lisan Instrumentalities dengan bahasa sehari-hari Norm of Interactions and Interpretation yang berupa dialog Genres.
43 Maya
: “Super La dernière veste de Paul-Ritz que tu as vendu
sur E-Bay. Alex m’a dit”
“Luar biasa Rompi Paul-Ritz terakhir kali yang kamu jual di E-
Bay. Alex memberitahuku” Firmin
: “Ah ouais… Elle t’a dit la dernière fois que ton
pantalon il t’a fait un gros cul?”
“Oh ya… Dia memberitahumu bahwa celana yang kamu pakai
terakhir kali membuat bokongmu besar?” Paris à Tout Prix
Pada tuturan 43, Firmin P merespon perkataan Maya MT dengan bertanya
Ah ouais… Elle t’a dit la dernière fois que ton pantalon il t’a fait un gros cul?
« Oh ya… Dia memberitahumu bahwa celana yang kamu pakai terakhir kali membuat bokongmu besar? ». Pernyataan tersebut sebenarnya dapat dijawab
dengan Je suis désolée. Je ne l’aime plus « Maaf. Aku tidak menyukainya lagi ».
Akan tetapi, Firmin merespon dengan tuturan yang tidak diminta dan keluar dari topik yang sedang dibicarakan yaitu dengan menuturkan
Elle t’a dit la dernière f
ois que ton pantalon il t’a fait un gros cul? « Dia memberitahumu bahwa celana yang kamu pakai terakhir kali membuat bokongmu besar? » sehingga menjadikan
tuturan tersebut melanggar maksim relevansi. Dilihat dari konteksnya, Firmin yang merasa tersindir dengan perkataan
Maya karena telah menjual rompi pemberian Maya di media sosial ingin membalas sindiran dengan tuturan
Elle t’a dit la dernière fois que ton pantalon il t’a fait un gros cul? Dengan kata lain maksud Firmin melanggar maksim relevansi
adalah ia ingin mengatakan Apakah Alex menceritakan semua tentangnya termasuk rahasia mengenai penampilan Maya.
Selain itu pelanggaran maksim relevansi juga terjadi pada durasi waktu ke 00:33:49 pada film
Paris à Tout Prix. Untuk meneliti lebih lanjut, peneliti akan menampilkan konteks tuturan terlebih dahulu sebagai dasar tuturannya maka,
digunakan komponen tutur SPEAKING.
Tuturan ini terjadi di ruang makan rumah Maya, di Maroko Setting Scene. Maya dan kakaknya yang bernama Tarek sedang mengobrol selepas
makan malam bersama keluarga, lalu neneknya datang untuk menawarkan