Menyatakan ketidakpercayaan diri Pelanggaran Maksim Relevansi
ke arah sekitar. Tuturan tersebut disampaikan pula secara lisan, melalui telepon
Instrumentalities, dengan bahasa sehari-hari Norm of Interactions and Interpretation yang berupa dialog Genres.
52 La grand-mère de Maya : “Le stress ville? C’est oú?”
“Kota stress? Dimana?” Maya
: “Bientôt Je sais pas. Alice, je te
rapelle .”
“Sampai jumpa Aku tidak tahu. Alice, aku akan meneleponmu lagi.”
Paris à Tout Prix Pada tuturan 52, Maya P1 menjawab pertanyaan Neneknya
la grand-
mère de Maya dengan Bientôt Je sais pas. Alice, je te rapelle « Sampai jumpa
Aku tidak tahu. Alice, aku akan meneleponmu lagi ». Pernyataan tersebut sebenarnya dapat direspon dengan
Le stress ville est Paris « Kota yang penuh dengan tekanan adalah Paris ». Akan tetapi, Maya merespon dengan tuturan yang
tidak teratur yaitu Bientôt Je sais pas. Alice, je te rapelle « Sampai jumpa Aku
tidak tahu. Alice, aku akan meneleponmu lagi » sehingga menyebabkan pelanggaran maksim pelaksanaan.
Jika dilihat dari konteksnya, Maya yang tidak ingin menerima telepon dari Neneknya
la grand-mère di hadapan rekan-rekan kerjanya karena tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui oleh rekan-rekan kerjanya sehingga menuturkan
Bientôt Je sais pas. Alice, je te rapelle. Dengan kata lain maksud Maya melanggar maksim pelaksanaan adalah ia ingin menyembunyikan privasinya.
Pelanggaran maksim pelaksanaan dengan maksud untuk menyembunyikan suatu hal juga terjadi pada durasi waktu ke 00:22:11 pada film
Paris À Tout Prix. Berikut merupakan konteks tuturannya. Tuturan ini terjadi di kantor polisi, di
Paris Setting Scene. Thierry
l ’avocat yang juga pernah menyukai Maya dan
Maya sebagai Participants. Ketika itu Thierry datang ke kantor polisi untuk
memberikan solusi kepada Maya agar bisa tinggal di Paris dan tidak dideportasi
oleh Negara End, Purpose Goal. Saat itu Thierry berkata bahwa hanya ada
tiga cara untuk menetap di Paris. Pertama, pemain bola yang bermain di club Prancis. Kedua, seseorang yang memiliki izin kerja resmi dari kantor, dan ketiga,
seorang yang menikah dengan seseorang berkebangsaan Prancis untuk memperoleh kartu kependudukan sah. Namun, Maya merespon pernyataan
Thierry dengan jawaban bahwa dia takut Act Sequences. Tuturan tersebut
disampaikan oleh Maya dengan nada yang cukup bersemangat dan dengan raut
wajah senang Key, Tone, or Spirit of Act. Tuturan tersebut juga disampaikan secara lisan Instrumentalities, menggunakan bahasa sehari-hari Norm of
Interactions and Interpretation yang berupa dialog Genres.
53 Thierry l’avocat : “Se marier avec un français pour obtenir la
carte de nationalité. ”
“Menikah dengan pria prancis untuk memperoleh kartu kependudukan.”
Maya :
“Ah j’ai eu peur.”
“Ah aku takut.” Paris à Tout Prix
Pada tuturan 53, Maya P merespon pernyataan Thierry MT dengan Ah j’ai eu peur » Ah aku takut ». Tuturan tersebut sebenarnya dapat direspon
dengan Je ne suis pas prêt à vous épouser « Aku belum siap untuk menikahimu ».
Akan tetapi, Maya merespon pernyataan Thierry dengan jawaban yang tidak langsung yaitu
Ah j’ai eu peur » Ah aku takut » sehingga menjadikan tuturan tersebut melanggar maksim pelaksanaan.