mengembangkan usaha jahit. Adapun rincian jenis usaha dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Jenis Usaha Peserta Program
No. Nama Peserta Program
Jenis Usaha
1. WY
Roti kukus gula jawa 2.
MD Adrem dan Bakso Goreng
3. SD
Wajik Kletik 4.
JY Peyek Kacang
5. BN
Putu Ayu 6.
SW Peyek Kacang
7. YM
Nasi Kucing dan gorengan 8.
SW Kukus Aneka Rasa
9. YT
Ayam Bakar 10.
SP Jahit
Sumber: Hasil Wawancara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis usaha dari 9
peserta program adalah dibidang kuliner dan lebih pada pengembangan olahan variasi makanan asli daerah.
B. Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Pendidikan Kecakapan Hidup
Pelaksanaan program dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu tahap persiapan yang dilakukan untuk menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pendaftaran peserta, serta pemenuhan kelengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
program. Tahap kedua, yaitu pelaksanaan program yang diawali dengan pelatihan berwirausaha dan pelatihan memasak. Pendampingan pelaksanaan
usaha dilakukan oleh pengelola PKBM dan pendamping. Tahap monitoring dan evaluasi dilakukan oleh ketua PKBM. Tujuannya untuk memonitor dan
mengevaluasi kondisi serta memberikan masukan dan arahan untuk
kelancaran usaha. Hasil monitoring dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk merancang dan menyusun perbaikan kegiatan yang sedang berlangsung.
a. Implementasi Program pada Tahap Persiapan Program
Implementasi program pemberdayaan perempuan melalui program kecakapan hidup disosialisasikan oleh ketua PKBM kepada
peserta program keaksaraan. Pada tahap ini ketua PKBM yang sudah menyampaikan kepada peserta program keaksaraan yang sudah lulus
untuk mengikuti program lanjutan. Seperti penuturan Bapak SS selaku kepala PKBM Taruna Murti:
“Sebagai wujud dari program yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan memiliki prinsip kesetaraan dan keadilan
gender, program kecakapan hidup memerlukan keterlibatan dari seluruh komponen. PKBM adalah wadah dan penyelenggara
langsung program. Jadi sebelum program dimulai, PKBM harus menyampaikan kepada peserta untuk benar-benar terlibat aktif
agar tujuan program dapat tercapai.
PKBM Taruna Murti setelah melakukan sosialisasi kemudian melakukan berbagai persiapan yang diperlukan, meliputi persiapan
secara administrasi yakni pendataan peserta program maupun persiapan lapangan. PKBM melakukan assesment awal untuk memetakan kondisi
peserta, rancangan pelatihan kewirausahaan dan analisis potensi dan unggulan lokal yang akan dikembangkan. Hal tersebut diketahui dari
dokumen hasil rapat PKBM pada tanggal 15 Maret 2016. Tahap persiapan secara lebih detail diungkapkan oleh Bapak SS
selaku Ketua PKBM Taruna Murti, yaitu:
“Pada tahap persiapan kita melakukan identifikasi perempuan yang akan diikutkan program ini, pencatatan disesuaikan dengan
kriteria yang ditentukan, yakni mereka yang memiliki ekonomi
bawah”