Gold Coin Indonesia dalam visinya menjadikan perusahaan sebagai produsen pakan ternak yang terkemuka di bidang livestock dan aquafeed serta tertuang dalam misinya
mempunyai kebijaksaan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan yang merupakan bagian dari motivasi kerja yang pada akhirnya akan memengaruhi
produktivitas individu dan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menempatkan dan mempertahankan tenaga
professional pada setiap tingkat manajemen sebagai sebuah standar kompetensi perusahaan akan menjadikan sebuah nilai tambah untuk mewujudkan kepemimpinan
yang efektif.
1.2. Permasalahan
Masalah pokok yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh sifat kepemimpinan yang terdiri dari sifat
penggerakdrive, motivasi pimpinanleadership motivation, integritasintegrity, keyakinan diriself confindence, kecerdasanintelligence, pengetahuan
bisnisknowledge of the bussiness, kecerdasan emosiemotional intelligence terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Gold Coin Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
Universitas Sumatera Utara
1. Melihat hubungan antara sifat kepemimpinan terhadap motivasi kerja
karyawan. 2.
menganalisis pengaruh sifat kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Gold Coin Indonesia.
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh sifat kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan di PT. Gold Coin Indonesia.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain adalah : 1.
Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai sifat kepemimpinan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja
karyawan di perusahaan. 2.
Memberikan masukan kepada pihak perusahaan PT. Gold Coin Indonesia dalam perumusan kebijakan serta merancang strategi kepemimpinan yang tepat dan
efektif dalam rangka peningkatan motivasi kerja karyawan dan produktivitas perusahaan.
3. Dapat dijadikan bahan acuan penelitian selanjutnya tentang sifat kepemimpinan
di perusahaan terhadap motivasi kerja karyawan serta dapat mengetahui landasan dan pengolahan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun memengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang
mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya Sofa, 2009. Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak yang mampu untuk memimpin,
membimbing dan sekaligus mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Orang yang mampu untuk memimpin, membimbing dan sekaligus dapat memecahkan masalah
disebut pemimpin Siagian, 1998. Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dan
kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang secara resmi diangkat menjadi kepala suatu kelompok bisa saja ia berfungsi atau mungkin tidak
berfungsi sebagai pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang unik dan tidak diwariskan secara
otomatis tetapi seorang pemimpin haruslah memiliki karekteristik tertentu yang timbul pada situasi -situasi yang berbeda Irawati, 2004
Universitas Sumatera Utara
Menurut John. R. Schermer Horn, Jr1 dalam Irawati 2004 Leading and being a manager are not one and the samething. To be a manager means to act
effectively in the comprehensive sense of planning,organizing, leading and controlling. Leadership success is a necessary but not suffcient condition for
managerial success. A good manager is always a good leader, but a good leader is not necesserily a good manager.
Dalam kehidupan berorganisasi, pemimpin memegang peranan yang sangat penting bahkan sangat menentukan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Seorang
pemimpin dalam melakukan aktivitasnya memerlukan sekelompok orang lain yang disebut bawahan. Merekalah yang dikendalikan, dipengaruhi dan digerakkan agar
mau bekerja secara efektif dan efesien sesuai dengan keinginan pemimpin As’ad, 1986. Selain bawahan, pemimpin juga membutuhkan sarana dan pra sarana dalam
rangka memperlancar tugasnya sebagai pemimpin. Pemimpin juga dituntut untuk membina hubungan baik dan menyenangkan dengan bawahan dalam usaha mencapai
tujuan organisasi Dharma, 1984. Seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang pemimpin yang memiliki
kemampuan pribadi tertentu, maupun membaca keadaan bawahannya dan lingkungannya. Faktor yang harus diketahui dari bawahannya adalah kematangan
mereka, sebab ada kaitannya dengan gaya kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan agar pemimpin dapat dengan tepat menerapkan pengaruhnya pada bawahan sehingga
pemimpin memperoleh ketaatan yang memadai Handoko, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan pemimpin yang efektif dan dinamis dalam struktur organisasi sangat strategis. Karena dengan adanya komitmen yang tinggi dari seorang pemimpin
untuk meningkatkan kualitas para bawahannya. Pemimpin yang efektif dan dinamis akan mampu mengendalikan, mengarahkan dan memotivasi bawahannya kearah
tercapainya kinerja karyawan, seperti yang diharapkan oleh pemimpin dalam mencapai sesuatu Trimo, 1984.
Seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi information processing, serta peran
pengambilan keputusan decision making Gordon, 1996. Peran pertama meliputi meliputi peran figurehead sebagai simbol dari
organisasi, leader
berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya, dan liaison menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap
informasi untuk kepentingan organisasi. Sedangkan peran kedua terdiri dari tiga peran juga yakni monitor memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi
perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan, disseminator menyampaikan informasi, nilai-nilai baru dan fakta kepada bawahan serta
spokesman juru bicara atau memberikan informasi kepada orang-orang diluar organisasinya. Adapun peran ketiga terdiri dari empat peran yaitu entrepreneur
mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi, disturbance handler mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan
menurun, resources allocator mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas-tugas bawahan,
Universitas Sumatera Utara
dan mengesahkan setiap keputusan, serta negotiator melakukan perundingan dan tawar menawar Gordon, 1996
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan 1996 mengemukakan tiga
macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni alighting menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya, aligning menggabungkan tujuan
individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sama, serta allowing memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara mereka bekerja. Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah
merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan
organisasi yang bersangkutan. Sebagaimana diungkapkan Wahjosumidjo 1992,
kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam kehidupan organisasi, dimana terjadi interaksi kerjasama antar dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan. Bahkan
beberapa pakar mengasosiasikan kegagalan ataupun keberhasilan suatu organisasi dengan pemimpinnya. Menurut As’ad 1986, kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk
memberikan manfaat individu dan organisasi. Kepemimpinan atau manajemen berkewajiban untuk menggerakkan dan
mengarahkan semua personil atau kelompok agar mewujudkan tujuan organisasi. Kepemimpinan tampak dalam proses dimana seorang pemimpin mengarahkan,
Universitas Sumatera Utara
membimbing, memengaruhi, dan atau mengawasi pikiran-pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain Trimo, 1984.
Kepemimpinan dinyatakan sebagai proses, artinya kepemimpinan itu berlangsung dalam kurun waktu cukup lama yang dimulai dari membuat perencanaan
planning, pengorganisasian organizing, pembimbingan directing, pengawasan controlling dan kembali lagi pada pembuatan perencanaan untuk kegiatan
selanjutnya Drake, 1993. Secara umum dapat dikatakan, bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan
dan keterampilan memengaruhi perilaku orang lain, dalam hal ini para anggota kelompok, sedemikian rupa sehingga perilaku tesebut diwujudkan dalam pola tindak
orang yang bersangkutan yang memungkinkannya memberikan yang terbaik pada dirinya dalam penyelesaian tugas bersama. Definisi tersebut menjelaskan bahwa
kepemimpinan seorang bukan hanya bisa tumbuh dan berkembang lantaran adanya bakat dari seseorang yang dibawa sejak lahir tapi bisa dididik dan dilatih. Beberapa
kalimat pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkan, secara jelas dan nyata Hicks, 1996.
Dalam pengertian yang paling mendasar, Drake 1993 mengumpamakan bahwa kepemimpinan positif berada dibarisan paling depan; menggunakan badan,
gerakan maju, dan keterampilan komunikasi untuk memberikan arahan kepada yang lain mengenai jalan mana yang harus ditempuh. Selanjutnya Hicks 1996, dijelaskan
pimpinan perusahaan yang berhasil paling sedikit memiliki delapan sifat yaitu ; 1 kemampuan untuk memusatkan perhatian, 2 penekanan pada nilai yang sederhana,
Universitas Sumatera Utara
3 selalu bergaul dengan orang, 4 menghindari profesionalisme tiruan, 5 mengelola perubahan, 6 memilih orang, 7 hindari “mengerjakan semua sendiri’,
dan 8 menghadapi kegagalan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, dapat disintesiskan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang pemimpin untuk memengaruhi orang lain bawahan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini kepemimpinan mengandung unsur-unsur; 1 orang yang memengaruhi, 2 orang yang dipengaruhi, 3 adanya tindakan untuk memengaruhi,
4 adanya maksud dan tujuan Meyer, 1989. Indikator dari kepemimpinan yaitu : 1 integritas, 2 percaya diri, 3
pendorong, 4 kemampuan memotivasi karyawan, 5 intelegensi, 6 memahami bisnis perusahaan dengan baik, dan 7 kemampuan mengendalikan emosi emotional
intelligence, untuk memengaruhi karyawan yang menjadi bawahannya dalam mencapai tujuan perusahaan Jewell dan Stegall, 1998.
2.2. Teori Kepemimpinan