memengaruhi perilaku manajer tingkat yang lebih rendah. Cenderung manajer dengan tingkat yang lebih rendah menjadikan atasannya sebagai model.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan
Bawahan memainkan peranan penting dalam memengaruhi gaya kepemimpinan manajer. Karakteristik bawahan memengaruhi gaya kepemimpinan
manajer dengan beberapa cara. Pertama, ketrampilan dan pelatihan bawahan memengaruhi pilihan gaya manajer. Karyawan yang terampil biasanya kurang
memerlukan pendekatan yang bersifat perintah. Kedua, sikap bawahan juga akan menjadi sebuah faktor yang berpengaruh. Tipe karyawan tertentu mungkin lebih
menyukai pemimpin yang otoriter sedangkan tipe karyawan yang lain mungkin lebih suka diberi tanggung jawab penuh atas pekerjaannya sendiri.
Harapan bawahan adalah faktor lain yang menentukan apakah suatu gaya tertentu akan cocok. Bawahan yang dimasa lampau pernah mempunyai seorang
manajer yang berorientasi pada karyawan mengharapkan manajer baru yang mempunyai gaya yang sama dan mungkin akan memberikan reaksi negatif terhadap
pemimpin yang otoriter.demikian juga karyawan yang sangat terampil dan termotivasi mungkin mengharapkan agar manajer tidak terlalu ikut campur.
Sebaliknya, karyawan yang dihadapkan dengan tugas baru yang menantang mungkin mengharapkan instruksi manajer dan mungkin kecewa jika ternyata hal itu tidak
kunjung tiba.
Universitas Sumatera Utara
d. Persyaratan tugas
Sifat tanggung jawab pekerjaan bawahan juga memengaruhi tipe gaya kepemimpinan yang akan digunakan seorang manajer. Tergantung kepada sifat
pekerjaan apakah yang sifatnya instruksi ataupun sifat pekerjaan yang butuh kerjasama dan kerja tim.
e. Kultur dan kebijakan organisasi
Kultur sebuah organisasi membentuk perilaku pemimpin dan harapan bawahan. Kebijakan organisasi yang sudah ditentukan juga memengaruhi gaya
kepemimpinan seseorang. Sebagai contoh, didalam organisasi dimana iklim dan kebijaksanaan mendorong tanggung jawab yang ketat untuk pengeluaran dan hasil,
manajer biasanya menyelia dan mengendalikan bawahan secara ketat.
f. Harapan dan perilaku rekan
Rekan kerja manajer adalah kelompok referensi yang penting. Manajer membina persahabatan dengan rekan-rekannya didalam organisasi dan pendapat dari
rekan-rekan ini memiliki arti bagi manajer yang bersangkutan. Disamping itu sikap seorang rekan manajer sering dapat memengaruhi efektivitas tindakan manajer
Sopiah, 2008. Ada dua hal yang menjadi prinsip dasar kepemimpinan yang efektif :
1. Rasa Percaya pada pemimpin merupakan indikator bahwa pengikut merasa puas
dengan kepemimpinan pada organisasi tersebut. Dalam konteks yang lebih umum, rasa saling percaya harus ada antara pemimpin dan yang dipimpin. Bila
Universitas Sumatera Utara
pengikut tidak mempercayai pemimpin, mereka tidak akan spenuhnya mengikuti kebijaksanaan yang telah diambil. Sebaliknya bila pemimpin tidak mempercayai
pengikutnya, ia akan cenderung membuat keputusan-keputusan yang tidak rasional.
2. Komunikasi adalah kemampuan mutlak yang harus dikuasai oleh seorang
pemimpin yang baik. Ia perlu berkomunikasi dengan pengikutnya untuk membantu mereka memahami visi yang ingin dicapai, berbagi informasi
mengenai pencapaian dan bagimana mereka dapat berkontribusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Dalam kepemimpinan, salah satu bagian terpenting adalah mengambil keputusan yang tepat. Terdapat tiga model pengambilan keputusan yaitu :
1. Direktif
2. . Pengambilan keputusan dilakukan pimpinan berdasarkan sangat sedikit
bahkan tidak sama sekali ,masukan dari orang lain. Kelebihan dari model ini, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan relatif cepat. Model ini sesuai
bila pemimpin adalah orang yang benar-benar telah berpengalaman dan pernah menghadapi situasi serupa. Di sisi lain, patut dipertimbangkan bahwa kondisi
nyata berubah sangat cepat. Solusi yang persis sama belum tentu sesuai untuk keadaaan yang berbeda.
Partisipatif. Semua pengikut memberikan masukan dalam diskusi dan proses pembuatan keputusan. Model ini mengakomodasi sumbangan pikiran dari semua
yang terlibat dalam pekerjaan besar tertentu. Akan tetapi, untuk menggunakan cara ini dibutuhkan kepemimpinan yang sangat kuat karena ada kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
berbagai pihak akan bersilang pendapat sehingga proses pengambilan keputusan berlarut-larut dan tidak efektif.
3. Konsultif.
Tidak semua pemimpin dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin malah membawa kemunduran untuk organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin
struktural dan pemimpinan relasional yang efektif memiliki sejumlah karakteristik. Merupakan kombinasi dari dua model dua model sebelumnya di mana
pemimpin hanya meminta masukan mengenai hal-hal yang diduskusikan. Keputusan yang bersifat strategis berpengaruh sangat besar dan menyangkut
pencapaian visi dilakukan oleh pemimpin. Model ini sesuai bila ingin mengefektifkan waktu pengambilan keputusan.
2.4. Motivasi Kerja