dan hal ini sudah termasuk dalam penelitian ini untuk menentukan pengaruh dan Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking Pada
UMKM Di Kota Yogyakarta.
2. Pengaruh Kepercayaan
terhadap Minat
Bertransaksi Menggunakan
E-Banking Pada UMKM Di Kota Yogyakarta
Hasil penelitian mendukung hipotesis kedua bahwa variabel Kepercayaan X
2
berpengaruh positif signifikan terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan
E-Banking Pada UMKM Di Kota
Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X
2
sebesar 0,480 menyatakan bahwa setiap kenaikan Kepercayaan sebesar 1
satuan akan meningkatkan Minat Bertransaksi Menggunakan E- Banking sebesar 0,480 satuan. Nilai signifikansinya lebih kecil 0,05
yaitu sebesar 0,000. Nilai t
hitung
t
tabel
4,9661,664 mengindikasikan bahwa Kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap Minat
Bertransaksi Menggunakan E-Banking. Total nilai kuesioner pada penelitian sebesar 2246 lampiran halaman: 114.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyanto 2011 yang menemukan bahwa trust
berpengaruh positif terhadap Minat . Kepercayaan adalah sekumpulan keyakinan yang dipegang oleh para pelanggan terhadap karakteristik
bank dan kemungkinan perilaku konsumen bank di masa datang. Semua transaksi bisnis memerlukan beberapa elemen Kepercayaan
khususnya yang berhubungan dalam lingkungan yang tidak pasti Lee 1998. Kepercayaan pelaku UMKM terhadap E-Banking akan
mempengaruhi Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking, karena dengan Kepercayaan yang tinggi nasabah yakin bahwa pihak
perbankan mampu menjalankan penyelenggaraan transaksi, sehingga faktor Kepercayaan secara langsung mempengaruhi Minat
pelaku UMKM dalam menggunakan E-Banking dalam transaksinya. Jika
seorang pelaku UMKM percaya dan yakin akan suatu kinerja sistem yang baik, maka pelaku UMKM akan menggunakan dan mengganggap
sebuah sistem tersebut akan menghasilkan hasil yang positif bagi para penggunanya.
3. Pengaruh Risiko Persepsian terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan
E-Banking Pada UMKM di Kota Yogyakarta
Hasil penelitian mendukung hipotesis ketiga bahwa variabel Risiko Persepsian X
3
berpengaruh negatif signifikan terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan
E-Banking Pada UMKM Di Kota
Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X
3
sebesar -0,160 menyatakan bahwa setiap kenaikan Risiko Persepsian sebesar 1
satuan akan menurunkan Minat Bertransaksi Menggunakan E- Banking
sebesar -0,160
satuan. t
hitung
t
tabel
-2,511-1,664 mengindikasikan bahwa Risiko Persepsian
berpengaruh negatif terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking. Total nilai
kuesioner pada penelitian sebesar 1585, total ini paling rendah diantara variabel lainnya lampiran halaman: 117. Hal ini berarti variabel
Risiko Persepsian Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan E- Banking memberikan kontribusi yang paling kecil.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Restu Guriting 2012 yang menemukan bahwa Risiko
Persepsian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat menggunakan internet banking. Semakin besar Risiko Persepsian
semakin besar pula kemungkinan keterlibatan pelaku ekonomi dalam penggunaan sistem Engel et al, 1995. Ketika Risiko Persepsian
menjadi tinggi, ada motivasi apakah akan menghindari penggunaan atau meminimumkan risko melalui pencarian dan evaluasi alternatif
pra-penggunaan dalam tahap pengambilan keputusan. Kondisi ini menghasilkan pengambilan keputusan yang kompleks. Pelaku UMKM
mungkin akan mengevaluasi sistem secara detail. Informasi mengenai E-Banking sangat dibutuhkan oleh para pelaku UMKM. Tak terkecuali
pelaku ekonomi tersebut adalah pelaku UMKM di Kota Yoagyakarta. Proses pengambilan keputusan yang demikian menggambarkan adanya
kebimbangan pelaku UMKM dengan suatu produk perbankan yaitu E- Banking. Karena Risiko Persepsian akan membuat pelaku UMKM
berpikir ulang mengenai penggunaan E-Banking tersebut, maka semakin tinggi Risiko Persepsian yang dipikirkan pelaku UMKM,
akan semakin menurun Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking.