Surabaya, sedangkan penelitian yang sekarang adalah UMKM yang tersebar di Kota Yogyakarta.
3. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Trust dan Mutu E-Banking Terhadap Minat
Bertransaksi Ulang Secara Online Studi Kasus Pada Nasabah BNI Semarang” yang dilakukan oleh Totok Tri Setyanto tahun 2011. Berdasarkan
penelitian tersebut, menunjukkan hasil bahwa trust berpengaruh positif terhadap Minat. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah E-Banking
dijadikan variabel X independen sedangkan penelitian sekarang E-Banking dijadikan variabel Y dependen. Persamaan dari penelitian sebelumnya
adalah sama-sama menggunakan trust dan minat sebagai variabel dan sama- sama menggunakan teknologi layanan E-Banking didalam penelitian. Subjek
penelitian pada penelitian terdahulu adalah Nasabah BNI Semarang sedangkan penelitian sekarang adalah UMKM di Kota Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Kemudahan Penggunaan
terhadap Minat
Bertransaksi Menggunakan
E-Banking
Kemudahan Penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha
Jogiyanto, 2007: 115. Pengguna teknologi mempercayai bahwa TI yang fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya compatible
sebagai karakteristik Kemudahan Penggunaan.
Kemudahan Penggunaan terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking menekankan pada anggapan tentang kemudahan yang akan
diterima dalam penggunaan teknologi informasi tersebut. Pelaku UMKM yang beranggapan bahwa E-Banking yang dipelajari mudah, tentu akan
mengesampingkan segala kekurangan E-Banking, dan mereka akan memiliki Minat untuk menggunakan E-Banking tersebut. Sebaliknya pelaku UMKM
yang terlanjur berpikiran bahwa E-Banking yang akan dipelajari sulit, maka akan cenderung takut dan tidak mempunyai Minat untuk menggunakan E-
Banking tersebut.
2. Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan E- Banking
Menurut Morgan dan Hunt 1994: 23, Kepercayaan merupakan keyakinan dalam kehandalan dan integritas yang dimiliki seseorang dengan
mitranya. Dalam Kepercayaan terdapat penilaian seseorang dengan suatu sistem yang akan digunakan untuk melakukan transaksi tertentu sesuai
dengan harapan dalam sebuah ketidakpastian. Kepercayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kepercayaan pelaku UMKM terhadap produk dari
E-Banking yaitu mengenai tingkat keamanan dan kerahasiaan yang diberikan oleh pihak perbankan. Saat pelaku UMKM mempunyai Kepercayaan yang
tinggi terhadap E-Banking tersebut, maka dapat dijadikan ukuran perilaku untuk menumbuhkan Minat dalam menggunakan E-Banking.
Kepercayaan pelaku UMKM terhadap E-Banking akan mempengaruhi Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking, karena dengan Kepercayaan
yang tinggi nasabah yakin bahwa pihak perbankan mampu menjalankan
penyelenggaraan transaksi, sehingga faktor Kepercayaan secara langsung mempengaruhi Minat pelaku UMKM dalam menggunakan E-Banking dalam
transaksinya. Jika seorang pelaku UMKM percaya dan yakin akan suatu kinerja sistem yang baik, maka pelaku UMKM akan menggunakan dan
mengganggap sebuah sistem tersebut akan menghasilkan hasil yang positif bagi para penggunanya. Kepercayaan merupakan bagian dari keyakinan, jadi
apabila pelaku UMKM sudah merasa yakin terhadap E-Banking, maka akan timbul Minat untuk mempercayai E-Banking tersebut. Dalam hal ini pelaku
UMKM percaya pada pihak bank yang menyediakan produk E-Banking.
3. Pengaruh Risiko
Persepsian terhadap
Minat Bertransaksi
Menggunakan E-Banking
Semakin besar Risiko Persepsian semakin besar pula kemungkinan keterlibatan pelaku ekonomi dalam penggunaan sistem Engel et al, 1995.
Ketika Risiko Persepsian menjadi tinggi, ada motivasi apakah akan menghindari penggunaan atau meminimumkan risko melalui pencarian dan
evaluasi alternatif pra-penggunaan dalam tahap pengambilan keputusan. Kondisi ini menghasilkan pengambilan keputusan yang kompleks. Pelaku
UMKM mungkin akan mengevaluasi sistem secara detail. Informasi mengenai E-Banking sangat dibutuhkan oleh para pelaku UMKM. Tak
terkecuali pelaku ekonomi tersebut adalah pelaku UMKM di Kota Yoagyakarta. Proses pengambilan keputusan yang demikian menggambarkan
adanya kebimbangan pelaku UMKM dengan suatu produk perbankan yaitu E-Banking. Karena Risiko Persepsian akan membuat pelaku UMKM berpikir
ulang mengenai penggunaan E-Banking tersebut, maka semakin tinggi Risiko