t
hitung 2
1 2
. r
n r
− −
=
keterangan : r
p
n = jumlah sampel
= korelasi parsial yang ditemukan
t = t
hitung
yang selanjutnya dibandingkan dengan t
table
.
3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametris karena data akan diuji berbentuk ordinal. Oleh sebab itu Santoso 2001, menyatakan
bahwa “untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dan atau bisa dianggap normal, jika bisa maka akan dilakukan uji Normality Plot,
yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”. Pengujian normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan
dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombolan disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data
yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
Universitas Sumatera Utara
diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat VIF Varience Inflation Factor.
Menurut Santoso 2000 model regresi yang baik tidak menghendaki adanya masalah multikolinieritas. Dikatakan bebas dari multikolineritas dengan melihat
Varience Inflation Factor VIF dengan pedoman sebagai berikut : jika VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat
multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
Masalah serius lain yang mungkin timbul dalam analisa regresi berganda adalah heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam
model regresi digunakan analisis residual yang berupa grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola
yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Meuraxa
4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Meuraxa
Pada awalnya Rumah Sakit Umum Meuraxa merupakan rumah sakit milik yayasan Meuraxa yang didirikan oleh tokoh masyarakat kecamatan Meuraxa Kota
Banda Aceh. Pada tanggal 20 September 1997, di serahkan ke Pemda Aceh yang kemudian diteruskan ke Pemerintah Kota Banda Aceh. Pada tanggal 19 Desember
2002 rumah sakit umum daerah Meuraxa telah resmi menjadi rumah sakit rujukan type C yang terletak di Jl. Iskandar Muda Ulee Lheue kecamatan Meuraxa.
Rumah Sakit Umum Meuraxa yang hancur akibat gempa dan tsunami telah di bangun kembali di desa Mibo kecamatan Banda Raya. Pada tanggal 10 November
2007 telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Siti Fadillah untuk dapat digunakan. Rumah sakit umum ini didanai oleh Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi BRRyang membangun gedung baru ruang rawat kelas II dan ruang serba guna , empat rumah dinas medis, enam unit rumah paramedis dan
pembangunan di lanjutkan pada tahun 2007 berupa pagar keliling kompeks beserta penambahan pembangunan rumah dinas tipe 70.
4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Meuraxa
Visi Rumah Sakit Umum Meuraxa adalah Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Prima Yang Islami.
Universitas Sumatera Utara
Misi Rumah Sakit Umum Meuraxa sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan secara profesional dan islami;
2. Meningkatkan sarana dan prasarana; 3. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia; dan
4. Menciptakan lingkungan dan budaya kerja yang sehat dan islami. Motto Rumah Sakit Umum Meuraxa yaitu Melayani adalah Ibadah, Sehat Itu
Anugerah. Nilai-nilai yang dianut Rumah Sakit Umum Meuraxa sebagai berikut :
1. Ikhlas : Memberikan pelayanan dengan tulus tanpa mengharapkan balas jasa.
2. Sakinah : Suasana kerja yang nyaman dan sejahtera.
3. Latifah : Memberikan pelayanan dengan penuh lemah lembut
4. Amanah : Memberikan pelayanan dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
5. Mawaddah: Pelayanan yang memberikan keteduhan, ketentraman dan kedamaian pada pasien
6. Ibadah : Suatu pengabdian
4.1.3. Struktur Organisasi RSU Meuraxa
Struktur organisasi pada instansi Rumah Sakit Umum Meuraxa adalah sebagai berikut :
1. Direktur Rumah sakit 2. Jabatan Fungsional
3. Komite Medik
Universitas Sumatera Utara
4. Bagian Administrasi Umum a. Sub Bagian Umum dan Kehumasan
b. Sub Bagian Kepagawaian c. Sub Bagian Keuangan
5. Bidang Pelayanan Medis a. Seksi Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
b. Seksi Pelayanan Gawat Darurat, Intensif dan Bedah Sentral 6. Bidang Keperawatan
a. Seksi Etika dan Logistik Keperawatan b. Seksi Asuhan Keperawatan
7. Bidang Pelayanan Penunjang Medis a. Seksi Penelitian Penunjng Medis
b. Seksi Penunjang Medis dan Non Medis 8. Komite Klinik
9. Staf Medis Fungsional 10. Satuan Pengawas Internal
11. Instalasi; dan 12. Kelompok Jabatan Fungsional.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Komposisi Tenaga Kerja
Saat ini Rumah Sakit Umum Meuraxa dalam memberikan pelayanan dilakukan oleh sebanyak 9 orang dokter spesialis Spesialis Anak, Spesialis
Kebidanan, Spesialis T.H.T, Spesialis Anastesi, Spesialis Bedah, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Mata, Spesialis Radiologi, Spesialis Paru, dibidang keperawatan
sebanyak 6 orang perawat S-1 keperawatan, D3 kesehatan tekhnis sebanyak 29 orang, SPK sebanyak 17 orang, D3 Keperawatan sebanyak 71 orang, dan tenaga
paramedis lainnya sebanyak 102 orang yang terdiri dari bidan, akademi farmasi, apoteker, ahli rontgen, ahli fisioterapi dan lain-lainnya.
4.1.5. Iklim Organisasi di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh
Dalam struktur organisasi RSU Meuraxa Kota Banda Aceh terdapat bidang keperawatan yang bertugas membimbing asuhan dan pelayanan keperawatan,
logistik, etika dan mutu keperawatan serta pengusulan pengaturan tenaga keperawatan yang membawahi :
1. Seksi asuhan, pelayanan logistik dan pengendalian mutu keperawatan yang bertugas menyiapkan bimbingan pelaksanaan asuhan dan jasa keperawatan
serta peningkatan mutu asuhan dan jasa keperawatan. 2. Seksi etika dan ketenagaan keperawatan, bertugas menyiapkan bimbingan
pelaksanaan etika keperawatan dan data kebutuhan tenaga medis dan usulannya.
Universitas Sumatera Utara
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompokketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota gruptim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayananasuhan keperawatan terhadap klien.
Akan tetapi sering rapat tim sering sekali memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat, Adanya perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim, Akontabilitas dalam tim kabur.
Suasana kerja dan iklim organisasi ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Dukungan diikuti kehangatan
persahabatan diantara seluruh anggota organisasi merupakan nilai yang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik dalam lingkungan kerja. Iklim
organisasi di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh dirasakan masih kurang kondusif dalam menciptakan kinerja yang optimal bagi setiap perawat yang
bekerja. Hal ini tergambar dari kurang termotivasinya setiap perawat dalam
meningkatkan kinerja. Standar kerja serta beban tugas dan tanggung jawab yang besar dalam melayani pasien merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
tekanan dan kurangnya dukungan dari rekan sesama menjadikan pekerjaan yang mereka lakukan hanya menjadi rutinitas saja. Dukungan dari pimpinan pun dirasakan
kurang, pimpinan kurang memberikan kesempatan bagi setiap perawat untuk mengajukan usulan dan mendiskusikan pekerjaan dalam membangun organisasi.
4.1.6. Imbalan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh
Perawat yang bertugas di Rumah Sakit Umum Meuraxa sebagian berstatus Pegawai Negeri Sipil PNS sehingga sistem penggajiannya masih ditetapkan atau
didasarkan pada golongan kepangkatan dan masa kerja, adapun gaji pokok yang diterima oleh perawat di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh Berkisar
Rp. 1.071.500,- sd Rp. 2.150.000 Disamping gaji pokok, perawat di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda
Aceh juga menerima tunjangan fungsional dan untuk meningkatkan kegairahan kerja pihak manajemen rumah sakit juga memberi insentif kepada perawat yang melakukan
prestasi kerja berkisar Rp.150.000 sd Rp.700.000,- per bulan.
4.1.7. Standar Kerja Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh
Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh menetapkan standar praktek
keperawatan yaitu sebagai berikut : Standar I
Perawat mengumpulkan data tentang kesehatan pasien Standar II
Perawat menetapkan diagnosa keperawatan. Standar III
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk setiap pasien.
Universitas Sumatera Utara
Standar IV Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berisi
rencana tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Standar V
Perawat melaksanakan tindakan yang sudah ditetapkan dalam rencana tindakan.
Standar VI Perawat mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil
akhir yang sudah ditetapkan. Adapun tugas pokok dan fungsi keperawatan adalah sebagai berikut : 1
memberikan pelayanan keperawatan langsung berdasarkan proses keperawatan sebagai berikut : melakukan pengkajian terhadap pasien, menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan pasien, melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana, mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan dan mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pasien pada catatan keperawatan ; 2 melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab, yang
meliputi : pemeriksaan obat, pemeriksaan laboratorium, dan persiapan pasien yang akan di operasi ; 3 memerhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan
spiritual pasien, yang meliputi : memelihara kebersihan pasien dan lingkungan, mengurangi penderitaan pasien dengan member rasa nyaman, aman dan ketenangan,
dan pendekatan dan komunikasi teurapetik; 4 mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan; 5 melatih pasien
untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya; 6 membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara administrasi; 7 mengatur dan
menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya sepaya siap pakai, yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi : menyiapkan data pasien baru, pulang dan meninggal, sensus harian dan formulir, dan rujukan harian dan formulir; 8 menciptakan dan memelihara
kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan; 9 melaksanakan tugas dinas pagi, sore dan malam secara bergantian sesuai jadwal tugas dan 10 membuat
laporan harian pasien.
4.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah perawat pelaksana diruangan rawat inap yang bertugas di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda
Aceh. Pada Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden yang terdiri dari : umur responden , jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Distribusi jenis kelamin
responden lebih banyak perempuan yaitu 34 orang 73,9, selebihnya laki-laki 12 orang 26,1. Umur responden dikelompokkan berdasarkan penggolongan RSU
Meuraxa Kota Banda Aceh. Umur responden lebih banyak berada pada usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 27 orang 58,7, selebihnya pada responden yang berusia di
atas 40 tahun yaitu sebanyak 2 orang 4,3. Distribusi pendidikan responden lebih banyak yang memiliki latar belakang Diploma Keperawatan DIII yaitu sebanyak 36
orang 78,3 dan distribusi masa kerja responden lebih banyak yang bekerja selama 6-10 tahun 41,3, selebihnya telah bekerja di atas 16 tahun yaitu sebanyak 8 orang
17,4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh
Karakteristik Jumlah
Persentase Usia
a. 20-30 tahun b. 31-40 tahun
c. ≥41 tahun
27 17
2 58,7
37,0 4,3
Total 46
100,0 Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
12 34
26,1 73,9
Total 46
100,0 Pendidikan
a. DIII b. S-1
36 10
78,3 21,7
Total 46
100 Masa Kerja
a. 0-5 tahun b. 6-10 tahun
c. 11-15 tahun d. 15 tahun
9 19
10 8
19,6 41,3
21,7 17,4
Total 46
100
4.3. Analisis Univariat 4.3.1. Iklim Organisasi
1. Iklim Organisasi Berdasarkan Indikator Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil penelitian iklim organisasi tentang indikator struktur organisasi diperoleh jawaban responden seperti diuraikan berikut dalam Tabel 4.2
lebih banyak responden mengatakan kurang jelas dalam pembagian kerja diruangan 52,2. Responden menyatakan wewenang formal masih kurang dalam membuat
keputusan 45,7. Responden menyatakan sistem penugasan keperawatan diruangan kurang tersistem 56,5 sehingga ada tumpang tindih pekerjaan dan kurangnya
Universitas Sumatera Utara
kejelasan dalam pembagian tugas. Responden menyatakan bahwa kejelasan jam kerja shift terhadap pekerjaan sangat jelas sekali 45,7 karena telah ditetapkan oleh
perawat perencana. Responden mengatakan bahwa peranan top manajemen dalam memberikan pengarahan dan pembagian kerja kurang berperan 52,2, hal ini
dikarenakan pimpinan tidak berada ditempat sehingga kurangnya kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Struktur Organisasi di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh
Struktur Organisasi
Jawaban Jumlah
Persentase
Bagaimana kejelasan dalam pembagian
kerja menurut Sdri di setiap ruangan di
rumah sakit a. Sangat jelas sekali
b. Sangat jelas c. Jelas
d. Sangat tidak jelas e. Sangat tidak jelas
sekali 2
19 24
1 0,0
4,3 41,3
52,2 2,2
Total 46
100,0
Bagaimana menurut Sdri wewenang formal
dalam membuat keputusan pada tim
keperawatan a. Sangat berwenang sekali
b. Sangat berwenang c. Berwenang
d. Sangat tidak berwenang e. Sangat tidak berwenan
sekali 7
13 21
5 0,0
15,2 28,3
45,7 10,9
Total 46
100,0
Bagaimana menurut Sdri sistem
penugasan keperawatan yang ada
di masing-masing bagian di rumah sakit
a. Sangat tersistem sekali b. Sangat tersistem
c. Tersistem d. Sangat tidak tersistem
e. Sangat tidak tersistem
sekali 2
18 26
0,0 4,3
39,1 56,5
0,0
Total 46
100,0
Bagaimana menurut Sdri kejelasan jam
kerja shift terhadap pekerjaan masing-
masing di jabarkan dengan cukup jelas
a. Sangat jelas sekali b. Sangat jelas
c. Jelas d. Sangat tidak jelas
e. Sangat tidak jelas
sekali 21
5 19
1 45,7
10,9 41,3
2,2 0,0
Universitas Sumatera Utara
Total 46
100,0
Bagaimana menurut Sdri peranan top
management dalam
memberikan pengarahan dan
pembagian kerja a. Sangat berperan sekali
b. Sangat berperan c. Berperan
d. Sangat tidak berperan e. Sangat tidak berperan
sekali 2
20 24
0,0 4,3
43,5 52,2
0,0
Total 46
100,0
2. Iklim Organisasi Berdasarkan Indikator Standar Kerja