2.1.4. Indikator Kinerja
Menurut Prawirosentono 1999 dalam rangka mengukur kinerja instansi organisasi dan mengukur kinerja perseorangan sebagai pelaksana diperlukan
membangun menciptakan standar ukuran kinerja organisasi terlebih, dimana standar tersebut harus sesuai dengan tujuan organisasi diproyeksikan ke dalam standar kinerja
para pelaku dan unit-unit organisasi tertentu. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta
digunakan sebagai dasar untuk melihat atau menilai tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, tahap pelakasanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai. Fungsi
indikator kinerja digunakan untuk menyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasiunit kerja yang bersangkutan menunjukan kemajuan dalam rangka dan
atau menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Depkes 2001 menyatakan bahwa “indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan- perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu”.
Indikator kinerja yang sering digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi , yaitu : indikator masukan input, indikator proses process,
indikator keluaran output, indikator hasil outcame, indikator manfaat benefit, dan indikator dampak impact LAN,2000. Pengertian dari indikator tersebut
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dan menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa
dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan peraturan perundang- undangan, dan sebagainya. Indikator masukan mengukur jumlah sumber daya
seperti anggaran dana, sumber daya manusia SDM, peralatan material dan masukan lain yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Indikator
ini penilaiannya bersifat kuantitatif. b. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang dilakukan
dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. indikator proses menggambarkan perkembangan atau aktivitas yang terjadi atau dilakukan selama
pelaksanaan kegiatan itu berlangsung, khususnya dalam proses mengolah masukan menjadi keluaran.
c. Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik danatau non fisik. indikator atau tolak ukur
keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran maka dapat dianalisis sejauh mana
kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator keluaran dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolak ukur dikaitkan
dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik terukur. Indikator ini penilaiannya bersifat kuantitatif.
d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah efek langsung. Tolak ukur ini menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan dan biasanya penilaianya digunakan cenderung bersifat kualitatif.
e. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator kinerja ini menggambarkan manfaat yang
diperoleh dari hasil dan baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan jangka panjang. Indikator manfaat
menunjukkan hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat
diselesaikan dengan baik.
f. Indikator dampak pengaruh yang ditimbulkan baik positif atau negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Indikator ini
memperhatikan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Indikator dampak baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah
dan jangka panjang, Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan, yang menggambarkan aspek makro pelaksanaan
kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional, dan nasional.
2.2. Teori tentang Iklim Organisasi Swansburg 2001 menyatakan Iklim organisasi adalah tingkat emosi,
perasaan memahami dan berbagi diantara anggota organisasi. Iklim organisasi bisa dibentuk secara formal, relaks, berkesinambungan, berhati-hati, dapat diterima, jujur,
dan sebagainnya. Iklim organisasi juga merupakan kesan subjektif dari karyawan atau pandangan terhadap organisasi mereka.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Davis dan Keith 2000 iklim kerja adalah yang menyangkut
lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia yang berada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tugas atau bekerja.
Triguno 2000 menyatakan bahwa iklim kerja yang kondusif meliputi
Sembilan dimensi yaitu :1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan, 2. Kebebasan mengambil keputusan, 3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide – ide baru, 4.
Memberi peluang untuk mencoba ide – ide baru, 5. Tinggi rendahnya tingkat konflik, 6. Keterlibatan dalam tukar pendapat, 7. Kesempatan humor dan bercanda, 8. Saling
percaya dan keterbukaan, 9. Keberanian menanggung resiko. Dessler 2005 menyatakan bahwa iklim organisasi dengan istilah kehidupan
kerja, dijelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja organisasi tidak sama bagi orang yang berbeda. Kualitas kehidupan kerja atau iklim organisasi yang memadai, berarti
keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka, yang penting melalui organisasi terdapat perlakuan yang fair, adil dan suportif terhadap pegawai,
kesempatan untuk mewujudkan diri, yaitu menjadi orang yang mereka mampu mewujudkan. Komunikasi terbuka dan saling memercayai diantara sesama pegawai.
Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam pengambilan keputusan penting yang melibatkan pekerjaaan mereka . Kompetensi yang fair dan
lingkungan yang sehat dan aman. Brown dan Wallace 1992 yang dikutip oleh Pramono 2004
mengemukakan dua pendapat tentang iklim organisasi yanmg dianggapnya respresentatif yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Seperangkat karakteristik yang menggambarkan suatu organisasi yaitu membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya, secara relatif berlangsung
lama dan memengaruhi perilaku orang-orang yang berada dalam organisasi itu. b. Kualitas lingkungan internal organisasi secara relatif berlangsung lama dan
membedakan dengan organisasi lainnya. Iklim kerja organisasi tersebut berasal dari perilaku dan kebiasaan anggota organisasi, berperan sebagai dasar untuk
menafsirkan situasi dan berlaku sebagai sumber penekanan untuk mengarahkan aktivitas.
Pencapaian kinerja yang tinggi akan terwujud apabila didukung oleh iklim organisasi yang mendukung. Faktor-faktor iklim organisasi diharapkan oleh
karyawan berupa harapan mengenai imbalan, dorongan, kemampuan, kebutuhan dan sifat, persepsi terhadap tugas, dan kepuasan kerja Gibson, 2003
Prihadi 2003 menyatakan variabel iklim organisasi yang berpengaruh terhadap penilaian kinerja antara lain: perkembangan teknologi, pengetahuan dan
kemampuan, kompetensi, teman kerja, ekonomi dan kebijakan organisasi. Sementara Mischell 2000 menyatakan bahwa lingkungan yang mempengaruhi kinerja terdiri
dari variabel eksternal berupa perkembangan pengetahuan, teknologi, sosio –politik, ekonomi, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Variabel personal internal berupa
kepuasan pegawai dan motivasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Pengertian Iklim Kerja