Gaya Bahasa Perulangan Jenis Gaya Bahasa

12 Anadiplosis Anadiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. 66 Contoh: Dalam raga ada darah Dalam darah ada tenaga Dalam tenaga ada daya Dalam daya ada segala

B. Hakikat Cerpen

1. Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan karya sastra nonilmiah yang berbentuk prosa naratif. Cerpen sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tak ada kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. 67 Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan lebih banyak, secara implisit dari sekedar apa yang diceritakannya. 68 Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, cerita pendek adalah akronim dari cerita pendek.. 69 Sedangkan Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. 70 66 Ibid., h. 191 67 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005, h. 10 68 Ibid., h. 11 69 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008, cet. Keempat, h. 264 70 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra Bandung: Angkasa, 1993, h. 176 Pendapat lain diungkapkan oleh Kosasih bahwa cerita pendek cerpen merupakan cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Oleh karena itu, cerita pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan ceritanya sederhana, dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. 71 Sementara Ellery Sedgwick dalam Tarigan mengatakan bahwa cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. Cerita pendek tidak boleh dipenuhi dengan hal-hal yang tidak perlu. 72 Selanjutnya Ajip Rosidi memberi batasan dan keterangan bahwa cerpen atau cerita pendek adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide 73 . Semua bagian dari sebuah cerpen mesti terikat pada suatu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap. Tak ada bagian-bagian yang boleh dikatakan “lebih dan bisa dibuang”. Jeremy Hawthorn menambahkan bahwa: “The short story typically limits itself to a brief span of time, and rather than showing its characters developing and maturing will show them at some revealing moment of crisis – whether internal or external. Short stories rarely have complex plots; again the focus is upon a particular episode or situation rather than a chain of events. ” 74 Menurut Iwan Gunadi, Cerpen-cerpen itu lebih berfungsi sebagai jalan para penulisnya untuk masuk ke dunia sastra sekaligus mematahkan ekslusivitas sebutan sastrawan. 75 Menurut Widjojoko, cerita pendek adalah suatu cerita yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian apa saja yang 9 E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra Bandung: Yrama Widya, 2012, h. 34 72 Tarigan, op. cit., h. 176 73 Ibid. 74 Jeremy Hawthorn, Studying the Novel: an Introduction, New York: Great Britain, 1989, h. 23 75 Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra Kota Bunga Rampai Esai Edisi Temu Sastra Jakarta 2003 Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2003, h.87 menyangkut persoalan jiwa atau kehidupan manusia. Dilihat dari perkembangannya, cerita pendek dibagi dua, yaitu cerita pendek sastra cerita serius yakni cerpen yang mengandung nilai sastra moral, etika, dan estetika dan cerita pendek hiburan cerpen pop yakni cerita pendek yang umumnya untuk menghibur yang mengutamakan selera pembaca dan kurang memperhatikan unsur didakatis, moral, dan etika. 76 Stanton mengungkapkan bahwa satu yang terpenting yaitu cerita pendek haruslah berbentuk padat. Jumlah kata dalam cerpen harus lebih sedikit ketimbang jumlah kata dalam novel. 77 Ada cerpen yang pendek short short story, bahkan mungkin pendek sekali berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya cukupan middle short story, serta ada cerpen yang panjang long short story, yang terdiri dari puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata. 78 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa cerpen merupakan suatu karangan atau cerita nonilmiah yang menceritakan suatu peristiwa pokok mengenai kehidupan yang singkat tetapi padat dan berisi. Walaupun sama-sama pendek, panjang cerpen itu sendiri bervariasi.

2. Ciri-Ciri Cerpen

Menurut E. Kosasih, ciri-ciri cerpen sebagai berikut: a. Alur lebih sederhana. b. Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang. c. Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkup yang relatif terbatas. 79 Sementara itu, menurut Tarigan, ciri-ciri cerpen sebagai berikut: a. Singkat, padu, intensif brevity, unity, intensity. 76 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Bandung: UPI Press, 2006, h. 37 77 Robert Stanton, Teori Fiksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 76 78 Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 10 79 E. Kosasih, op.cit., h. 34 b. Unsur-unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak scene, character, and action. c. Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. d. Sebuah cerita pendek harus menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca. e. Cerita pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama-tama menarik perasaan dan baru kemudian menarik pikiran. f. Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan- pertanyaan dalam pikiran pembaca. g. Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita. h. Cerita pendek harus mempunyai seorang pelaku yang utama. i. Cerita pendek bergantung pada satu situasi. j. Cerita pendek memberikan impresi tunggal. k. Cerita pendek memberikan suatu kebulatan efek. l. Cerita pendek menyajikan satu emosi. 80 Pendapat lain dikemukakan Lubis dalam Tarigan bahwa cerpen harus mempunyai satu efek atau memberi kesan yang menarik. Sedangkan menurut Morris dalam Tarigan, bahasa cerita pendek haruslah tajam, sugestif, dan menarik perhatian. 81 Notosusanto dalam Tarigan berpendapat bahwa ciri-ciri cerpen yaitu jumlah kata-kata yang terdapat dalam cerita pendek biasanya di bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap. 82 80 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 177 81 Ibid 82 Ibid., h. 178

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Alur pada Lima Cerpen Karya Dewi Dee Lestari dan Film Rectoverso serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

2 35 186

Gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan Cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

19 175 84

Gaya bahasa kumpulan puisi hujan bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama

4 14 113

Masalah Sosial dalam kumpulan cerpen mata yang enak dipandang karya Ahmad Tohari dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

7 128 101

Kebudayaan Tionghoa dalam novel dimsum terakhir karya Clarang dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Di SMA

0 7 158

Penggunaan diksi dalam media sosial facebook dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

2 25 124

KONFLIK DALAM CERPEN PADA KUMPULAN CERPEN LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 63 47

Potret Sejarah Revolusi Indonesia dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 81 167

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

Analisis Cerpen “Senyum” dalam Kumpulan Cerpen Hujan Kepagian Karya Nugroho Notosusanto (Sebuah Alternatif Materi Pembelajaran Sastra)

2 22 10