Latar Penggunaan Gaya Bahasa untuk Menyampaikan Intrinsik Cerpen Senyum dan

► Rumah Kromo Rumah Kromo merupakan tempat mengungsi mbok Simin dan bayinya. Di tempat itu pula tokoh Aku dan tentara Belanda sama-sama menolong mbok Simin dan bayinya. Kami sampai ke rumah Kromo yang mula-mula ketakutan. Dengan beberapa perkataan aku terangkan namun ia curiga. 46 2 Latar Waktu Latar waktu merupakan keterangan tentang kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar waktu dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto adalah pada tahun 1954. “Lima tahun,” kataku pada diri sendiri. “Kini tahun 1954, jadi lahirmu tahun 1949 persis,” 47 Selain itu, latar waktu dalam cerpen Senyum adalah sore hari. Ketika tokoh Aku mengingat tentang Tati. Sore hari itu aku lihat Tati, adikku tunggal yang umurnya baru 3 tahun, bercakap-cakap dengan temannya. Ia bertolak pinggang dan berganti- ganti berdiri pada kaki kiri dan kaki kanan. 48 Latar waktu dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto adalah malam hari pada saat peperangan melawan penjajah. Cuma tanaman singkong dan jagung yang jahanam itu yang mempersukar pemandangan pada malam yang begini gelap. 49 46 Ibid., h. 62. 47 Ibid., h. 9. 48 Ibid., h. 21. 49 Ibid., h. 55. 3 Latar Sosial Latar sosial ini merupakan latar di mana peristiwa dalam cerita ada hubungan dengan kejadian yang penting pada masanya. Dengan diketahuinya latar sosial, pembaca akan lebih mengetahui latar belakang peristiwa sosial yang terjadi dari peristiwa dalam cerita. Latar sosial dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto adalah peristiwa peperangan melawan penjajah Belanda pada tahun 1949. Aku merangkak terus. Aku harus mengusir Belanda untuk Tati, pikirku kabur. Aku harus sampai ke terugvalbasis. Aku harus sembuh. 50 Latar sosial dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto adalah latar Jawa yang kental. Latar sosial dapat secara kental menggambarkan kedaerahan. Mbok Simin, pak Simin, dan Kromo merupakan contoh nama- nama orang Jawa. “Asyuuuu” Belanda itu hampir mencukur kepalaku. Telingaku sampai sakit diliwati peluru sekian banyaknya bersama-sama. 51 Kutipan di atas terutama di bagian awal kalimat adalah kata “asyuuuu”. Kata tersebut merupakan kata sumpahan atau kata yang tidak sopan dalam bahasa Jawa. Makna dari kata tersebut adalah anjing dalam bahasa Jawa. Hal tersebut menunjukan latar sosial dalam cerita Bayi karya Nugroho Notosusanto.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama. Tokoh Aku mengetahui segala sesuatu yang terjadi dan dialami oleh setiap tokoh dalam cerita. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut. 50 Ibid., h. 23. 51 Ibid., h. 58. Aku mulai merangkak lagi. Di mukaku ada batu besar. Dengan sendirinya aku menuju ke sana. Desingan peluru keras karena aku memasuki daerah tembakan lagi. Di dekat batu itu aku tiduran menelungkup badan gemetaran semua. 52 Tapi air mata susah sekali membendungnya. Untuk mengimbangi kenangan aku biarkan mengalir sebebas-bebasnya. 53 Kutipan tersebut menjelaskan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama. Sementara itu, sudut pandang dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto juga sudut pandang orang pertama pelaku utama. Hal demikian dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut. Puput angin sejuk menggigilkan badanku yang kurang lemak. Peluru sudah agak kurang lewat dan aku berdiri setengah-setengah sambil menghampiri rumah itu. 54 Bagaimana Belanda itu, pikirku berat seperti mau memecahkan soal aljabar. Bukankah dalam matanya aku seorang bandit. 55 Kedua kutipan tersebut menunjukkan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam cerpen Bayi adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama.

f. Amanat

Dalam suatu karya sastra khususnya cerpen tentu mengandung pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca maupun pendengar. Pesan itu bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya. Dalam cerpen Senyum karya Nugroho Notosusanto amanat atau pesan yang dapat diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi di dalam cerita banyak sekali. Akan tetapi, dari berbagai peristiwa dalam cerita yang paling terlihat 52 Ibid., h. 17. 53 Ibid., h. 19. 54 Ibid., h. 56. 55 Ibid., h. 59. dari cerpen Senyum adalah tidak boleh menyerah dalam menghadapi masalah, harus berjuang sekuat tenaga dan jangan mengharapkan imbalan serta menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah mempertahankan kemerdekaaan dengan cara belajar dengan baik. Untuk itu generasiku menghabiskan sebagian hidupnya di lumpur dan kotoran medan perang. Generasiku dapat panggilan untuk melaksanakan peletakan dasar-dasar zaman yang damai. Suatu zaman yang serba cukup, suatu zaman yang punya kebanggaan. 56 Berdasarkan kutipan di atas, terdapat pesan yang tersirat. Pengarang mencoba mengajak pembaca berpikir bahwa untuk zaman sekarang tinggal meneruskan apa yang telah para pejuang lakukan demi bangsa. Tak hanya itu pengarang juga mengingatkan akan pentingnya menghargai jasa para pahlawan. Dalam cerpen Bayi karya Nugroho Notosusanto amanat atau pesan yang dapat diambil dari berbagai peristiwa yang terjadi di dalam cerita juga banyak sekali. Akan tetapi, dari berbagai peristiwa dalam cerita yang paling terlihat dari cerpen Bayi adalah agar menolong orang lain tanpa memperhitungkan kawan atau lawan tanpa melihat status sosial atau apapun dan dengan bekerja sama masalah akan cepat terselesaikan. Ia mencoba tersenyum, masih agak ragu-ragu. Kemudian mengulurkan tangan kanannya. Aku melihat pada tangannya, ke wajahnya kemudian kepada mbok Simin dan bayinya yang terbaring di bale-bale. Dan kami berjabat tangan. 57 Dari kutipan di atas dapat diperoleh amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pengarang dengan jelas menampilkan tindakan menolong yang dilakukan oleh tokoh Aku dan tentara Belanda walaupun keduanya bermusuhan. 56 Ibid., h. 23. 57 Ibid., h. 61.

B. Gaya Bahasa yang Terdapat dalam Kumpulan Cerpen Hujan Kepagian

Uraian data analisis gaya bahasa dan makna gaya bahasa yang didapat dari dua judul cerita masing-masing sebagai berikut:

1. “Senyum”

Dalam cerita Senyum, diperoleh sebanyak 59 kalimat yang menggunakan gaya bahasa diantaranya sebagai berikut.

a. Gaya Bahasa Perbandingan

1 Simile Hasil analisis dalam cerpen Senyum diperoleh 25 data kalimat gaya bahasa simile, yaitu sebagai berikut. a “ Kemudian kacamata Ray Ban kupakai dan pemandangan jadi sejuk seperti suasana dusun di belakangku”. 58 Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa simile karena mempunyai bandingan yang implisit yaitu pemandangan jadi sejuk dengan menggambarkan keadaan suasana dusun dan juga ditandai dengan kata seperti yang cenderung menjadi ciri khas dalam gaya bahasa perumpamaan. Makna gaya bahasa simile dia atas dalam kalimat yang ada dalam cerpen Senyum adalah mendeskripsikan, bahwa dengan menggunakan kacamata Ray Ban itu layaknya seperti sebuah suasana di dusun. b “Enak Pedes katanya sambil mendesis-desis seperti lokomotif”. 59 Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa simile karena mendesis-desis diumpamakan sebagai lokomotif. Seperti dalam 58 Ibid., h. 9. 59 Ibid., h. 10.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Alur pada Lima Cerpen Karya Dewi Dee Lestari dan Film Rectoverso serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

2 35 186

Gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan Cerpen Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

19 175 84

Gaya bahasa kumpulan puisi hujan bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama

4 14 113

Masalah Sosial dalam kumpulan cerpen mata yang enak dipandang karya Ahmad Tohari dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

7 128 101

Kebudayaan Tionghoa dalam novel dimsum terakhir karya Clarang dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia Di SMA

0 7 158

Penggunaan diksi dalam media sosial facebook dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

2 25 124

KONFLIK DALAM CERPEN PADA KUMPULAN CERPEN LAKI-LAKI PEMANGGUL GONI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

5 63 47

Potret Sejarah Revolusi Indonesia dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Karya Mochtar Lubis dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 81 167

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

Analisis Cerpen “Senyum” dalam Kumpulan Cerpen Hujan Kepagian Karya Nugroho Notosusanto (Sebuah Alternatif Materi Pembelajaran Sastra)

2 22 10