Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian

Sejarah Berdiri 1. 1975 – 1979 Terdaftar Pada tahun 1979 pendiri SMP PGRI 1 Ciputat mendapat izin dari Kantor Wilayah DEPDIKBUD Jakarta Raya dengan nomor izin: 329I01-4R- 479 tertanggal 29 maret 1979 Terdaftar . 2. 1979 – 1986 Diakui Pada tanggal 25 Februari 1986, SMP PGRI 1 Ciputat telah berstatus “Diakui” dengan surat keputusan Dirjen Dikdasmen dengan nomor: B.02. 0075 tanggal 25 Februari 1986, dengan Nomor Statistik Sekolah NSS: 204020417055 dan Data sekolah nomor: B.040.52.002. 3. 1986 – 2004 Disamakan Pada tahun 1992 status SMP PGRI 1 Ciputat berubah dari diakui menjadi “DISAMAKAN” dengan Nomor: 876I 1982 tertanggal 27 November 1992 dan diakreditasi ulang dengan status tetap disamakan pada tahun 1999 dengan Nomor: 16581aI.02Kep1999. 4. 2004 – 2005 terakreditasi A Pada November 2004 kembali diakreditasi ulang, dengan keputusan Badan Akreditasi Sekolah BAS Daerah Kabupaten Tangerang Nomor: 008BASDAKAB-TNG2004 tertanggal 29 Desember 2004, status sekolah menjadi Terakreditasi A. 44 Tabel 6 Data Siswa dalam 4 empat tahun terakhir Kelas I Kelas II Kelas III Jml Total Siswa Kelas I + II + II Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Siswa Rombel Tahun 2003 2004 356 8 538 11 492 11 1386 30 Tahun 2004 2005 503 11 358 8 518 11 1379 30 Tahun 2005 2006 438 10 480 11 360 8 1278 29 Tahun 2006 2007 389 10 413 10 457 11 1259 31 Tahun 2007 2008 347 9 369 10 394 10 1110 29 Tahun 20082009 334 8 330 8 357 9 1023 25 Tahun 20092010 455 10 335 8 319 8 1.109 26 Tabel 7 Keadaan Ruang Kelas Jumlah ruang kelas asli d Jumlah Ruang lainnya yang digunakan Untuk r. kelas e Jumlah ruang yang digunakan u. R. Kelas f=d+e Ukuran 7x9 m 2 a Ukuran 63 m 2 b Ukuran 63m 2 c Jumlah =a+b+c d Ruang Kelas - 24 - 24 24 Tabel 8 Data Ruang Lain Jenis Ruangan Jumlah buah Ukuran m Jenis Ruangan Jumlah buah Ukuran m 1. Perpustakaan 1 6 X 9 4. Lab. Bahasa - - 2. Lab. IPA 1 8 X 9 5. Asrama Guru - - 3. Keterampilan 1 6 X 9 6. Lab. Audio Visual 1 7 X 8 Tabel 9 Data Guru : Jumlah GuruStaf SMP Negeri Jumlah GuruStaf SMP Swasta Keterangan Guru Tetap PNS - Guru PNS DPK 9 Guru Kontrak - Guru Tetap Yayasan GTY 3 Guru Honorer Sekolah - Guru Bantu Sekolah GBS 2 - Guru Tidak Tetap Honorer 15 Guru PNS 14 Staf Tata Usaha - Staf Tata Usaha 9 Tata Laksana 5 Visi: • Menjadi sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya. Misi: • Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan landasan IMTAQ. • Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur. • Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai IPTEK. Model kreativitas guru pendidikan agama Islam di SMP PGRI 1 Ciputat:

a. Menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran

Dalam pembahasan tentang materi wudhu pertama-tama guru pendidikan agama Islam sebelum memulai pelajaran diawali dengan membaca basmallah dan mengucapkan salam assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu, kemudian guru memeriksa kebersihan ruangan kelas dan kerapihan siswa, setelah itu siswa membaca do’a dan membaca ayat al-Quran yang berhubungan dengan materi pelajaran secara bersama-sama, setelah itu guru mengabsen siswa untuk mengetahui siapa saja siswa yang tidak hadir pada pelajaran pendidikan agama Islam pada pertemuan kali itu, setelah itu guru pendidikan agama Islam menanyakan kembali pelajaran minggu yang lalu agar siswa tidak lupa begitu saja, kemudian guru pendidikan agama Islam melanjutkan materi selanjutnya yaitu materi tentang wudhu, setelah itu guru pendidikan agam Islam memberikan apersepsi kepada siswa dan memberikan pertanyaan-pertanyaan sekitar materi wudhu, seperti kenapa kita sebelum shalat diwajibkan untuk berwudhu? kenapa kita juga harus suci dari hadast besar dan hadast kecil sebelum melaksanakan shalat? Maka beragam jawaban dari siswa yang hadir ketika itu ada yang menjawab karena Allah itu suci jadi kalau kita akan melaksanakan shalat harus suci dari hadast besar dan hadast kecil, diantaranya untuk menghilangkan hadats kecil yaitu dengan berwudhu, ada juga yang menjawab karena Allah itu bersih maka sebelum kita melaksanakan shalat kita harus bersih-bersih dulu dengan berwudhu dll. Setelah guru pendidikan agama Islam mendengar berbagai jawaban dari siswa, maka guru pendidikan agama Islam mulai menerangkan materi wudhu dengan menggunakan metode ceramah, guru pendidikan agama Islam menjelaskan pengertian wudhu menurut bahasa dan istilah, menyebutkan syarat- syarat dari wudhu, menyebutkan juga rukun-rukun dari wudhu, sunnat-sunnat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu. Kemudian guru juga menjelaskan tentang tata cara berwudhu dengan menggunakan media visual yaitu gambar orang yang sedang melakukan wudhu disertai guru langsung mendemonstrasikannya mempraktekannya di depan kelas dan seluruh siswa memperhatikannya, ditengah pelajaran ada salah seorang siswa yang membuat kegaduhan dengan mengajak salah seorang temannya untuk bercanda maka guru pendidikan agama Islam menghentikan sejenak proses belajar mengajar kemudian guru pendidikan agama Islam menenangkan seluruh siswa dan menegur siswa yang membuat kegaduhan tadi, kemudian guru pendidikan agama Islam melanjutkan kembali pelajaran, setelah selesai menerangkan dan menjelaskan materi tentang wudhu guru pendidikan agama Islam menanyakan kepada seluruh siswa yang berada di dalam ruangan kelas apakah kalian semua sudah paham mengenai pengertian dari wudhu menurut bahasa dan istilah, kalian bisa menyebutkan syarat-syarat dari wudhu, menyebutkan juga rukun-rukun dari wudhu, sunnat-sunnat wudhu dan hal-hal yang membatalkan wudhu. Setelah itu guru mengajak siswa keluar kelas dan menuju ketempat wudhu, sebelum sampai ketempat wudhu ada beberapa siswa yang bercanda- canda, dan guru agama Islam menegurnya dan menertibkannya, ada siswa yang minta ijin untuk pergi ke kamar kecil. Setelah itu guru pendidikan agama Islam menyuruh beberapa siswa untuk mempraktekkan tata cara wudhu yang baik dan benar dan siswa yang lain diminta untuk memperhatikannya dengan seksama, setelah dirasa seluruh siswa cukup memahami tentang materi wudhu maka guru pendidikan agama Islam mengakhiri pelajaran pada hari itu dengan mengucapkan hamdalah dan siswa diminta untuk kembali ke kelas dengan tertib dan guru pendidikan agama Islam mengikutinya dari belakang agar tidak mengganggu kelas lain. 1

b. Menjadikan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa selalu

semangat dalam belajar dan tidak merasa jenuh. Sebelum memulai proses belajar mengajar guru pendidikan agama Islam memeriksa kebersihan kelas dan memeriksa kerapihan siswa, setelah itu guru pendidikan agama Islam menyuruh siswa untuk berdoa bersama, kemudian guru pendidikan agama Islam memulai pelajaran dengan menanyakan pelajaran yang sebelumnya, hal ini dilakukan agar pelajaran yang sebelumnya tidak dilupakan siswa begitu saja, kemudian guru melanjutkan materi pelajaran berikutnya. Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru pendidikan agama Islam tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi juga menggunakan metode yang lain hal ini dilakukan agar siswa mudah memahami pelajaran dan siswa semangat dalam belajar dan juga siswa tidak jenuh dalam belajar. 1 Pengamatan penulis pada hari Rabu, tanggal 02 September 2009, jam 10.00 WIB di SMP PGRI 1 Ciputat Guru pendidikan agama Islam ketika mengajar pertama-tama menggunakan metode ceramah, untuk lebih mudah dipahami siswa, kemudian guru pendidikan agama Islam menggunakan metode demonstrasi, untuk lebih meningkatkan ingatan atau pemahaman siswa guru pendidikan agama Islam juga Memberikan tugas rumah. Dalam proses pembelajaran kadang-kadang guru pendidikan agama Islam menyelinginya dengan humor-humor kecil yang tujuannya adalah agar proses belajar mengajar tidak terlalu tegang, dan menghilangkan kejenuhan bisa juga untuk menghilangkan rasa kantuk dari beberapa siswa sehingga memotivasi siswa lebih semangat lagi dalam belajar dan proses belajar mengajar tidak menjenuhkan. 2

c. Siswa diberikan kebebasan berpikir dan berpendapat dalam

proses pembelajaran sehingga suasana belajar lebih hidup Pertama-tama sebelum melakukan diskusi, guru pendidikan agama Islam membagi siswa kedalam beberapa kelompok, kemudian guru pendidikan agama Islam memberikan arahan kepada siswa tentang tata cara berdiskusi yang baik. Setelah itu guru pendidikan agama Islam memberikan materi pelajaran kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan, sebelum kelompoknya maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, setelah didiskusikan materinya oleh kelompok masing-masing, guru pendidikan agama Islam meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan yang tidak maju diminta untuk membantu perwakilan kelompoknya untuk menjawab dari pertanyaan kelompok lain yang diberikan kepadanya. Dalam berdiskusi guru pendidikan agama Islam bertindak sebagai fasilitator, sementara yang lebih aktif adalah siswa, dalam berdiskusi siswa diharapkan mampu mengeluarkan pendapatnya, dengan berdiskusi dapat melatih ketajaman berpikir siswa dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa. 2 Pengamatan penulis pada hari Senin, tanggal 14 September 2009, jam 07.00 WIB di SMP PGRI 1 Ciputat Selanjutnya guru pendidikan agama Islam juga menggunakan metode Problem solving dalam pembelajarannya agar siswa mampu menyelesaikan masalah yang ada disekitarnya dan untuk lebih meningkatkan kedewasaan berpikir siswa. Metode problem solving merupakan pemberian suatu masalah kepada siswa dan diharapkan siswa mampu memecahkan masalah itu dan menemukan jalan untuk penyelesaian. Pertama-tama guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, kemudian guru memberikan suatu masalah kepada siswa dan menyuruh siswa untuk mendiskusikannya bersama teman kelompoknya, dan menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi mereka, setelah itu guru meminta agar salah seorang dari perwakilan kelompok untuk maju kedepan membacakan hasil dari diskusinya Metode problem solving ini bertujuan untuk menyiapkan diri siswa agar mampu hidup ditengah-tengah masyarakat serta mampu menyikapi dengan dewasa segala permasalahan yang akan mereka temui di lingkungan masyarakat, selanjutnya penggunaan metode problem solving ini juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam kehidupan bermasyarakat. 3

d. Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas

bisa juga di luar kelas. Guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan proses belajar mengajar bukan hanya dilakukan di dalam kelas tetapi juga membawa siswa keluar kelas seperti ke lapangan sekolah untuk mempraktekkan tentang materi ibadah haji. Pertama-tama guru pendidikan agama Islam masuk ke dalam kelas, memeriksa kebersihan kelas, dan kerapihan siswa-siswanya, setelah itu guru pendidikan agama Islam mengabsen untuk mengetahui siswa-siswa yang tidak masuk, setelah itu guru pendidikan agama Islam menanyakan kembali materi sebelumnya, sebelum dilanjutkan ke materi berikutnya, setelah itu guru 3 Pengamatan penulis pada hari Selasa, tanggal 02 November 2009, jam 08.30 WIB di SMP PGRI 1 Ciputat pendidikan agama Islam menjelaskan tentang materi ibadah haji, dengan menggunakan metode ceramah dan visual gambar orang yang sedang melaksanakan ibadah haji, setelah siswa memahami materi ibadah haji, kemudian guru pendidikan agama Islam memberitahukan kepada siswa bahwa belajar pada pertemuan kali ini dilakukan di luar kelas untuk mempraktekkan ibadah haji. a. Guru ketika di luar kelas Ketika berhadapan dengan kelompok siswa, guru pendidikan agama Islam ketika seorang siswa bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti siswa, guru pendidikan agama Islam menjawabnya dengan senang hati, serta menjelaskan dengan lemah lembut, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa guru pendidikan agama Islam menjelaskan sampai siswa memahami. b. Guru ketika diminta pendapat Ketika guru guru pendidikan agama Islam dimintai pendapat oleh muridnya, maka guru pendidikan agama Islam memberikan pendapatnya dengan baik, serta menjeaskannya dengan sepenuh hati dan penuh semangat serta tulus ikhlas. c. Guru Ketika jam istirahat Ketika jam istirahat guru pendidikan agama Islam duduk di tempat piket, dan tempat lalu lalangnya siswa, dan guru menyapa siswa serta bercanda-canda serta bercengkrama bersama-sama hal ini bermanfaat untuk menambah keakraban guru dengan siswa sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Dengan keakraban yang terjalin, membuat siswa tidak malu dan sungkan- sungkan untuk menceritakan permasalahan yang mereka hadapi dan mempertanyakan suatu hal kepada guru tentang suatu hal yang tidak dimengerti siswa. d. Guru Ketika melihat siswa yang merokok dan berpakaian tidak rapih Guru pendidikan agama Islam ketika melihat muridnya merokok, guru pendidikan agama Islam langsung menegur siswa tersebut dan menasehatinya. Apabila siswa tidak mau diberi nasehat sampai tiga kali, maka guru pendidikan agama Islam memberikan hukuman agar siswa jera dan tidak mengulanginya lagi. Ketika guru pendidikan agama Islam melihat seorang siswa yang tidak rapi ketika berada disekolah, guru pendidikan agama Islam langsung menegurnya agar selalu rapi saat berada dilingkungan sekolah, dan apabila siswa tidak mematuhinya maka siswa dikenakan hukuman. 4

B. Deskripsi Data