20
umum, informasi yang khusus tentang sesuatu akan memberikan informasi peluang yang bervariasi.
b Produktifitas yang diperoleh dengan menggarap kreativitas tidak
langsung membawa atau menghasilkan produk akhir, justru dapat menghasilkan atau mencetuskan ide dan resep untuk bekerja.
c Kreasi yang memberi peluang yang bervariasi juga menawarkan
pilihan yang bervariasi, sehingga kelak terdapat banyak pilihan.
29
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa apabila seseorang ingin membangun kreativitas harus memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani. Jika
jasmani seseorang itu sehat ia dapat mewujudkan ide dan gagasan yang dihasilkan. Kesehatan rohani merupakan kesehatan yang menghasilkan ide atau
gagasan yang dihasilkan. Kesehatan rohani merupakan kesehatan yang menghasilkan ide atau gagasan-gagasan tersebut.
7. Ciri-ciri Guru yang Kreatif
Halman 1967, berpendapat bahwa pendekatan pengajaran guru kreatif dapat dilakukan dengan memperhatikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru yang kreatif memperlakukan proses belajar mengajar dengan memprakarsai belajar sendiri self-initialed learning pada sebagian
siswa. Prinsip yang dipandang baik dalam proses belajar mengajar dilaksanakan, tetapi semua itu dilakukan dalam rangka menginduksi
respon yang kreatif dari siswa, seperti melakukan aktifitas untuk mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, melaksanakan
eksperimen dan mengambil kesimpulan sementara terhadap eksperimen yang dilakukan tersebut.
2. Guru yang kreatif menciptakan lingkungan belajar yang tidak otoriter, kondisi yang bebas memberikan fasilitas kepada siswa untuk
berkreatif, jenis kebebasan yang diperlakukan agar siswa menjadi
29
Samuel MP, Mari Mempertinggi Kreativitas, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1987, h. 161-162.
21
kreatif adalah kebebasan yang berkenaan dengan psikologi, simbolik, dan kebebasan untuk mengungkapkan pengalaman secara spontan.
3. Guru yang kreatif mendorong siswa belajar lebih banyak Over Learn untuk memperkaya mereka dengan informasi, mengimajinasikan, dan
memberi makna dari informasi itu. Siswa harus dapat menerima kenyataan bahwa dalam proses belajar mengajar seperti ini mereka
harus memiliki disiplin keras kepada diri mereka sendiri. 4. Guru yang kreatif mendorong proses berfikir kreatif siswa. Dia
memberikan rangsangan kepada siswa untuk mencari hubungan- hubungan yang baru antar data, mengimajinasikannya, mencari
pemecahan-pemecahan masalah yang sedang dihadapi, membuat perkiraan secara cepat. Menemukan ide-ide sampingan untuk
membentuk ide-ide baru. Dia mendorong siswa untuk mengungkapkan hubungan-hubungan yang tidak mungkin antara
elemen-elemen, dalam rangka menemukan suatu teori yang tidak masuk akal atau meyimpang dari yang biasa.
5. Guru yang kreatif dapat menunda keputusan. Dia tidak menutup kemungkinan diadakannya penyelidikan dan mengumumkan hasil
penyelidikan tersebut. Dia menunda untuk mengakhiri penyelesaian pokok persoalan. Dia memelihara fleksibilitas kesimpulan dari sebuah
hasil penyelidikan. 6. Guru yang kreatif mempromosikan fleksibilitas intelektual promote
intellectual flexibility diantara siswa. Dia mendorong siswa untuk mengangkat posisi observasi yang mereka lakukan untuk
memvariasikan pendekatan menuju masalah-masalah yang akan dipecahkan.
7. Guru yang kreatif mendorong individu untuk mengevaluasi sendiri kemajuan hasil belajarnya encourages self-evaluation.
8. Guru yang kreatif menolong siswa untuk menjadi orang yang lebih sensitif terhadap suasana hati dan perasaan orang lain, terhadap semua
stimulus rangsangan yang datangnya dari luar, terhadap masalah
22
yang bersifat sosial dan yang bersifat pribadi, masalah umum, bahkan terhadap masalah sehari-hari.
9. Guru yang kreatif mengetahui bagaimana mengungkapkan pertanyaan, tetapi pertanyaan tersebut harus bersifat operasional dan terbuka
Open-Ended, bermakna bagi siswa, serta jawabannya bukan bersifat fakta. Pertanyaan operasional bertitik pangkal kepada usaha yang
kreatif dari siwa untuk memecahkan jawaban dari pertanyaan tersebut. 10. Guru yang kreatif membantu siswa dalam menanggulangi frustasi dan
kegagalan. Perhatian orang yang kreatif berbeda dengan perhatian orang yang kurang kreatif terhadap kesanggupan mereka untuk
menerima dan menyesuaikan diri mereka pada sesuatu ketidak pastian.
11. Guru yang kreatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi materi, ide-ide, konsep-konsep, alat-alat, dan struktur-
struktur, keahlian adalah suatu unsur yang diperlukan dalam kreativitas yang bersifat pribadi, bila hal itu berhubungan dengan
keahlian menggunakan kata-kata seperti bersajak atau mengarang, menggunakan warna seperti menggambar, menggunakan nada seperti
dalam bernyanyi, dan menggunakan kayu seperti pertukangan. 12. Guru yang kreatif mendorong siswa untuk melihat masalah secara
keseluruhan. Melihat suatu masalah secara keseluruhan lebih baik dari pada melihat suatu masalah sepotong-sepotong.
Parnes 1972 mengungkapkan bahwa kemampuan kreativitas didapatkan dengan masalah yang mengacu kepada lima macam perilaku kreatif yaitu:
1. Fluency kelancaran, yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu maalah.
2. Fleksibility keluwesan, yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda,
23
mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara berfikir.
3. Originality keaslian, yaitu kemampuan memberikan respon atau tanggapan yang unik atau luar biasa.
4. Elaboratio keterperincian, yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan, memperinci detil-detil dari suatu objek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. 5. Sensitivity kepekaan, yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
30
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa, disamping mampu mengajar, semua guru tentu saja diharapkan untuk mampu membangkitkan
kreativitas siswa sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, menstimulus siswa memotivasi, mendorong siswa untuk dapat mengevaluasi
sendiri kemajuannya, dan yang lebih utama tersebut memiliki perilaku kreatif seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, keterperincian dan kepekaan terhadap
suatu masalah.
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam