Kolektibilitas Pembiayaan Rancang bangun sistem informasi pembiayaan pada produk ijarah multijasa: studi kasus BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur

diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma algorithm. Dalam pengembangan sistem terdapat prinsip-prinsip pengembangan sistem Jogiyanto, 2005, yaitu: 1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, maksudnya adalah setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. 2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. 4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem. 5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut, misalnya tahapan dapat dilakukan secara bersama-sama. 6. Jangan takut membatalkan proyek, hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan, namun jika sudah tidak layak lagi maka proyek dapat dibatalkan tetapi harus dipertimbangkan dengan cermat. 7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.

2.13.1 Rapid Application Development RAD

Rapid Application Development RAD atau pengembangan aplikasi cepat adalah pendekatan berorientasi obyek untuk pengembangan sistem yang merupakan salah satu metode prototyping. RAD secara konseptual bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem SHPS tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi. RAD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, berikut keunggulan dan kelemahan RAD Kendall dan Kendall, 2008:

A. Keunggulan Model RAD

1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien. 2. RAD mengikut tahapan pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada reuseable object sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat. 3. Memerlukan biaya yang lebih sedikit dan mementingkan dari segi bisnis dan teknik. 4. Berkonsentrasi pada sudut pandang user dan menyediakan perubahan secara cepat sesuai permintaan user. 5. Menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan spesifikasi sistem. 6. Waktu, biaya, dan effort minimal.

B. Kelemahan Model RAD

1. RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik. 2. RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapai sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. 3. Kecepatan yang tinggi dengan biaya minimal kemungkinan besar hasil kualitasnya rendah. 4. Proyek mungkin berakhir dengan lebih banyak tambahan kebutuhan dari pada yang telah dipenuhi. 5. Potensial adanya penambahan fitur karena fitur yang sekarang hasilnya asal- asalan. 6. Potensial tidak sesuainya desain dan implementasi. 7. Potensial tidak konsistennya penamaan dan dokumentasi. 8. Sangat sulit membuat modul yang dapat digunakan kembali.

C. Kondisi Sesuai RAD

1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek 2. Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah didefiniskan dengan baik. 3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks. 4. User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi. 5. Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user. 6. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui.