dan akurat, serta kemudahan dalam
melakukan pencarian dan
pencatatan data nasabah.
10.
Sukenah- UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta 2009
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Piutang pembiayaan SIMPiup Studi
Kasus: KBMT AL FATH IKMI
Laporan yang disediakan cukup
detail, memiliki tampilan yang user
friendly .
Sistem yang dirancang belum
membahas penyelesaian
pembiayaan bermasalah.
Dari penelitian sejenis yang sebelumnya telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penelitian sejenis memiliki perbedaan dengan penelitian yang sedang
dilakukan, diantaranya dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Perbedaan Penelitian Sejenis dengan Penelitian yang dilakukan
No Penelitian Sejenis yang sebelumnya
Penelitian yang sedang dilakukan
1. Belum
membahas mengenai
sistem informasi pembiayaan secara menyeluruh.
Pembahasan yang dilakukan mulai dari proses
pengajuan pembiayaan
hingga restrukturisasi pembiayaan.
2. Sistem
informasi pembiayaan
yang dirancang sebagian besar hanya sampai
tahap pembayaran angsuran saja. Sistem informasi pembiayaan yang dirancang
tidak hanya sampai proses pembayaran angsuran saja, namun sampai pada tahap-
tahap selanjutnya.
3. Belum membahas mengenai kolektibilitas
pembiayaan dan restrukturisasi pembiayaan Membahas
mengenai kolektibilitas
pembiayaan serta restrukturisasi pembiayaan.
3.1.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini yaitu metode pengembangan RAD Rapid Application Development
dan menggunakan pemodelan berorientasi obyek. Metode ini memiliki tiga tahap siklus pengembangan, yaitu fase perencanaan syarat requirements planning, fase
RAD design workshop dan fase implementation. Berikut penjelasan dari fase-fase tersebut:
1. Fase Perencanaan Syarat
Requirements Planning
Pada fase ini dapat diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk
menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala, dan kebutuhan sistem. Pada tahapan ini juga memaparkan bagaimana sejarah singkat, visi dan misi, struktur
organisasi BMT Al-Munawwarah. Dalam mengidentifikasi kebutuhan sistem, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:
a. Gambaran umum perusahaan, bertujuan untuk mempelajari uraian dari tugas-
tugas masing-masing jabatan yang berkaitan dengan sistem yang diusulkan. b.
Identifikasi masalah, bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada, sehingga dapat lebih mudah diketahui kekurangan atau kendala-kendala dari
sistem yang ada atau sistem yang berjalan.
c. Analisis sistem usulan, merupakan usulan penyelesaian dari permasalahan-
permasalahan yang ditemukan pada tahap identifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh BMT Al-Munawwarah.
d. Menentukan lingkup sistem, yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem
yang akan dirancang. e.
Menentukan kebutuhan sistem, yaitu menjelaskan kebutuhan-kebutuhan sistem yang digunakan dalam sistem informasi pembiayaan.
2. Fase RAD
Design Workshop
Fase ini merupakan fase dimana peneliti merancang dan memperbaiki sistem yang dapat digambarkan sebagai workshop, kemudian peneliti mulai
merancang sistem menggunakan tools Unified Modeling Language UML, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perancangan proses yang ada di dalam sistem menggunakan diagram UML
yakni dengan membuat diantaranya: -
Use case Diagram -
Statechart Diagram -
Activity Diagram - Deployment Diagram
- Class Diagram
- Sequence Diagram
b. Perancangan Basis Data: perancangan tabel-tabel atau record store yang
digunakan untuk menyimpan data kemudian mengimplementasikannya ke dalam program.
c. Perancangan User Interface: antar muka pemakai memberikan fasilitas
komunikasi antar pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu
mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.
3. Fase
Implementation
Setelah sistem-sistem dibangun dan disaring sesuai dengan workshop desain, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba pada tahap
pengcodingan sampai dengan tahap testing.
3.2 Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada sub bab sebelumnya, maka dapat dibuat suatu rangkaian kerangka berfikir yang akan
digunakan sebagai penuntun, alur pikir dan dasar dari penelitian. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dibuat berdasarkan metodologi dan tahapan dalam
pelaksanaan penelitian. Kerangka berfikir tersebut digambarkan pada Gambar 3.1.