Landasan Syariah tentang Pembiayaan

alam, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahan- perubahan teknologi, dan lain-lain Djamil, 2012. Menurut Buchori 2012 dalam bukunya yang berjudul “Koperasi Syariah, Teori dan Praktik”, faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah antara lain: 1. Faktor Internal a. Kejujuran Integrity Koperasi Syariah dalam merekrut karyawan harus mencari orang yang taat beribadah, orang rajin ibadah setidaknya memiliki sikap kejujuran dan menghargai harta milik orang lain. b. Pengetahuan Knowledge Pengetahuan terhadap manajemen pembiayaan merupakan langkah terbaik dalam mengantisipasi terjadinya pembiayaan. c. Sikap attitude Pembiayaan bermasalah juga dapat timbul dari petugas pembiayaan yang tidak memiliki sikap proporsional. d. Ketrampilan Skill Seringkali dijumpai anggota penerima pembiayaan tidak mampu untuk membayar angsuran, meskipun baru satu bulan atau dua bulan pencairan pembiayaan diberikan. Kejadian ini merupakan lemahnya petugas dalam menganalisis kemampuan calon penerima pembiayaan. e. Sistem Operasional dan Prosedur Seringkali kegagalan sebuah Koperasi Syariah lebih sering disebabkan kurang tertatanya organisasi khususnya kelengkapan SOP yang jarang dimiliki. 2. Faktor Eksternal a. Kondisi perekonomian dan politik yang sering berubah, sehingga tidak mendukung operasional pembiyaan yang berkesinambungan. b. Bencana alam dan peperangan. c. Perubahan teknologi d. Itikad kurang baik debitur e. Pelaksanaan manajemen resiko pembiayaan yang cenderung melemah akibat persaingan antar bank yang semakin meningkat.

2.10 Kolektibilitas Pembiayaan

Kolektibilitas adalah gambaran dari keadaan pembayaran angsuran pokok dan nisbah bagi hasil pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainya Sholihin, 2010. Kolektibilitas pembiayaan merupakan media untuk membantu pihak BMT dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan pemantauan ataupun penyelamatan pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 PBI No. 821PBI2006 tentang Kualitas Aktiva Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana diubah dengan PBI No. 99PBI2007 dan PBI No. 1024PBI2008, kualitas pembiayaan dinilai berdasarkan aspek-aspek: 1. Prospek usaha; 2. Kinerja performance nasabah; dan 3. Kemampuan membayar kemampuan menyerahkan barang pesanan. Atas dasar penilaian aspek-aspek tersebut kolektibilitas pembiayaan ditetapkan menjadi 5 lima golongan yaitu Djamil, 2012: 1. Lancar Apabila pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan akad 2. Dalam Perhatian Khusus Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa sampai dengan 90 hari. 3. Kurang Lancar Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 90 hari sampai dengan 180 hari. 4. Diragukan Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 180 hari sampai dengan 270 hari. 5. Macet Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 270 hari.