Kerangka Berfikir Rancang bangun sistem informasi pembiayaan pada produk ijarah multijasa: studi kasus BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur

4. Penggunaan dokumen tertulis dalam pengajuan pembiayaan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit dan waktu yang digunakan menjadi lebih lama.

4.1.3 Analisis Sistem Usulan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah sebelumnya, maka diperlukan sebuah sistem informasi pembiayaan yang dapat membantu BMT dalam pengelolaan pembiayaan secara terkomputerisasi mulai dari pengelolaan data mitra, pengajuan pembiayaan, data realisasi pembiayaan, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi. Berikut merupakan rich picture analisis sistem usulan: Gambar 4.4 Rich Picture Analisis Sistem Usulan Berikut merupakan penjelasan analisis sistem usulan pada sistem informasi pembiayaan BMT Al-Munawwarah: 1. Mitra melakukan pengajuan pembiayaan dengan menemui customer service. 2. Customer service dapat langsung meng-input data pengajuan pembiayaan mitra ke dalam sistem. 3. Account officer melakukan approval terhadap pengajuan pembiayaan. 4. Administrasi pembiayaan dapat melihat data pengajuan pembiayaan berikut keterangannya, kemudian meng-input data pembiayaan yang disetujui. 5. Mitra melakukan pembayaran angsuran kepada teller. 6. Teller meng-input pembayaran angsuran mitra. 7. Account officer meng-input data restrukturisasi. 8. Manager melihat laporan kolektibilitas dan restrukturisasi. 9. Administrasi pembiayaan melihat data restrukturisasi, kemudian mengakad ulang pembiayaan bermasalah.

4.1.4 Lingkup Sistem

Lingkup sistem dilakukan untuk menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun yaitu sistem informasi pembiayaan dan sistem ini mempunyai batasan sistem, yaitu aplikasi sistem berbasis web yang berfungsi dalam pengelolaan pembiayaan mulai dari data mitra, data pengajuan pembiayaan, data realisasi pembiayaan, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi.

4.1.5 Kebutuhan Sistem

Diharapkan dengan adanya rancang bangun sistem informasi pembiayaan ini dapat membantu karyawan maupun manager BMT dalam melakukan kegiatan pembiayaan. Untuk mengatasi permasalahan dan penerapan arsitektur sistem informasi pembiayaan maka diperlukannya kebutuhan-kebutuhan di dalam membangun sistem, antara lain kebutuhan fungsional, kebutuhan non-fungsional dan kebutuhan pengguna. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dari sistem informasi pembiayaan menjelaskan mengenai fasilitas apa saja yang disediakan oleh sistem untuk memudahkan user dalam menggunakannya. Kebutuhan fungsional dari sistem informasi pembiayaan yang dibangun adalah sebagai berikut: a. Sistem menyediakan form pengajuan pembiayaan yang berisi data pemohon, data pembiayaan yang diajukan, data jaminan. b. Sistem menyediakan form restrukturisasi. c. Sistem mengintegrasikan beberapa kegiatan pembiayaan dalam satu aplikasi agar penggunaan data lebih efisien dan jalannya alur proses tidak terputus- putus pada tiap tahapan kegiatannya. 2. Kebutuhan Non-Fungsional Penjelasan dari kebutuhan non-fungsional dari sistem informasi pembiayaan menjelaskan mengenai tenggang waktu yang diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari sistem yang dibangun. Untuk kebutuhan non-fungsional berupa biaya yang dibutuhkan tidak dapat dijelaskan, karena penelitian ini bukan merupakan proyek komersial melainkan penelitian tugas akhir. Untuk keamanan data, penelitian ini tidak membahas masalah keamanan data. 3. Kebutuhan Pengguna Berikut adalah beberapa kebutuhan pengguna pada sistem yang akan dibangun. a. Manager Pada sistem informasi pembiayaan ini, manager dapat melakukan login, kemudian manager dapat melihat data pembiayaan mitra, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi. b. Customer Service Pada sistem informasi pembiayaan ini, customer service dapat melakukan login, kemudian customer service dapat mengelola data mitra dan data pengajuan pembiayaan. c. Account Officer Pada sistem informasi pembiayaan ini, account officer dapat melakukan login, kemudian account officer dapat melihat data pengajuan pembiayaan dan melakukan approval terhadap pengajuan tersebut. Account officer dapat melihat data angsuran mitra, data kolektibilitas, serta dapat mengelola data restrukturisasi. d. Administrasi pembiayaan