93 tiga sampai sepuluh orang, di kamar ini seluruh aktifitas seperti memasak, tidur,
makan dan sebagainya dilaksanakan. Adapun responden yang tinggal di rumah yang sempit karena mereka tidak
mampu membeli ataupun menyewa rumah yang besar. Menurut penduduk, sebab terjadinya kepadatan dalam rumah yang mengakibatkan sempit adalah karena
sebagian besar penduduk tidak mau ikut Keluarga Berencana KB dan adanya tradisi tolong-menolong dimana setiap pendatang dari kampung harus ditampung, serta di
dukung oleh banyaknya perabot yang disebabkan oleh sifat konsumtif penduduk.
e. Pemakaian Obat Anti Nyamuk
Berdasarkan hasil penenlitian diperoleh bahwa prevalens rate ISPA pada balita yang dirumahnya terbiasa menggunakan obat anti nyamuk sebesar 78,4 dan
yang tidak terbiasa menggunakan obat anti nyamuk sebesar 84,4. Tabel 5.12.
84.4 78.4
15.6 21.6
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Ya Tidak
Pe m akaian Obat Anti Nyam uk
P ro
p o
rs i
K e
ja d
ia n
I S
P A
ISPA Tidak
ISPA
Gambar 6.16. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Pemakaian Obat Anti
Nyamuk Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
94 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p=0,454 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pemakaian obat anti nyamuk dengan kejadian ISPA pada balita.
Hal ini terjadi karena penduduk di daerah penelitian ini pada umumnya sudah menggunakan kelambu sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk terutama pada
malam hari.
f. Bahan Bakar Untuk Memasak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa prevalens rate ISPA pada balita yang dirumahnya menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak sebesar
83,3, dan untuk rumah yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak sebesar 78,9. Tabel 5.12.
83.3 78.9
16.7 21.1
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kayu Bakar Minyak Tanah
Bahan Bakar Untuk Me m asak
P ro
p o
rs i
K ej
a d
a in
I S
P A
ISPA Tidak
ISPA
Gambar 6.17. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Bahan Bakar Untuk
Memasak Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008.
Berdasarkan hasil analisis statistik, uji Chi Square tidak dapat dilakukan karena ada 1 sel 25 expected count besarnya kurang dari 5, dilanjutkan dengan
Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p=0,786 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan
Universitas Sumatera Utara
95 yang bermakna antara bahan bakar yang digunakan untuk memasak dengan kejadian
ISPA pada balita. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yulianti di Kota Banjarmasin 2001
dengan desain case control didapatkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi anak balita yang menderita ISPA pada keluarga yang menggunakan kayu bakar atau bahan
bakar lainnya sebagai bahan bakar untuk memasak p0,05.
49
g. Keberadaan Perokok