Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut ISPbA Epidemiologi Penyakit ISPA 1. Distribusi Penyakit ISPA Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Orang Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Tempat

25 b.3. Pneumonia: batuk atau kesulitan bernafas dan pernafasan cepat tanpa penarikan dinding dada. b.4. Bukan pneumonia batuk pilek biasa: batuk atau kesulitan bernafas tanpa pernafasan cepat atau penarikan dinding dada. b.5. Pneumonia persisten: anak dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang adekuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernafasan yang tinggi, dan demam ringan.

2.6.2. Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi a. Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut ISPaA

Infeksi yang menyerang hidung sampai bagian faring, seperti pilek, otitis media, faringitis.

b. Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut ISPbA

Infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sampai dengan alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran nafas, seperti epiglotitis, laringitis, laringotrakeitis, bronkitis, bronkiolitis, pneumonia. 2.7. Epidemiologi Penyakit ISPA 2.7.1. Distribusi Penyakit ISPA

a. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Orang

Penyakit ISPA lebih sering diderita oleh anak-anak. Daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena sistim pertahanan tubuhnya belum kuat. Kalau di dalam satu rumah seluruh anggota keluarga terkena pilek, anak-anak akan Universitas Sumatera Utara 26 lebih mudah tertular. Dengan kondisi tubuh anak yang masih lemah, proses penyebaran penyakit pun menjadi lebih cepat. Dalam setahun seorang anak rata-rata bisa mengalami 6-8 kali penyakit ISPA. 3 Berdasarkan hasil penelitian Djaja, dkk dengan menganalisa data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas 1998, didapatkan bahwa prevalensi penyakit ISPA berdasarkan umur balita adalah untuk usia 6 bulan 4,5, 6-11 bulan 11,5, 12-23 bulan 11,8, 24-35 bulan 9,9, 36-47 bulan 9,2, 48-59 bulan 8,0. 6 Berdasarkan hasil penelitian Ridwan Daulay di Medan pada tahun 1999 mendapatkan bahwa kejadian ISPA atas tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan, sedangkan ISPA bawah pada umur 6 tahun lebih sering pada anak laki- laki. 18 Sesuai dengan penelitian Djaja, dkk 2001 prevalensi ISPA pada anak laki- laki 9,4 hampir sama dengan perempuan 9,3. 6

b. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Tempat

ISPA, diare dan kurang gizi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara maju dan berkembang. ISPA merupakan penyebab morbiditas utama pada negara maju sedangkan di negara berkembang morbiditasnya relatif lebih kecil tetapi mortalitasnya lebih tinggi terutama disebabkan oleh ISPA bagian bawah atau pneumonia. 17 Menurut penelitian Djaja, dkk 2001 didapatkan bahwa prevalensi ISPA di perkotaan 11,2, sementara di pedesaan 8,4; di Jawa-Bali 10,7, sementara di luar Jawa-bali 7,8. 6 Berdasarkan klasifikasi daerah prevalensi ISPA untuk daerah tidak tertinggal 9,7, sementara di daerah tertinggal 8,4. 17 Universitas Sumatera Utara 27

c. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Waktu

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011

0 15 111

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Mangga Keacamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

9 65 141

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7