88 terkena ISPA pada anak balitanya sebesar 0,6 kali lebih rendah dibandingkan dengan
yang sosial ekonominya rendah.
45
6.1.4. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Balita.
a. Kelembaban Ruangan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa prevalens rate ISPA pada balita dengan kondisi udara dalam rumah lembab sebesar 85,8, sedangkan untuk yang
kondisi udara dalam rumah tidak lembab sebesar 66,7. Tabel 5.12.
85.8 66.7
14.2 33.3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Lembab Tidak Lembab
kelembaban Ruangan
P ro
p or
si K
ej a
di a
n IS
P A
ISPA Tidak
ISPA
Gambar 6.12. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Kelembaban Ruangan
Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kelembaban ruangan
dengan kejadian ISPA pada balita. Hal ini menunjukkan bahwa prevalens rate ISPA lebih besar pada anak balita yang tinggal dirumah yang lembab dibandingkan dengan
yang rumahnya tidak lembab 85,8 : 66,7; χ
2
=7,808; p=0,005. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Musthofa dan Mahardika di Kelurahan
Kendundung Kecamatan Magersari Mojokerto 2006 dengan desain cross sectional
Universitas Sumatera Utara
89 diperoleh bahwa proporsi anak balita yang menderita ISPA lebih besar pada anak
balita yang kelembaban rumahnya tidak memenuhi syarat dari pada yang kelembaban rumahnya memenuhi syarat dengan p=0,000.
46
Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian Agustama di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang 2005 dengan desain cross sectional didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelembaban udara dengan kejadian ISPA pada balita.
47
b. Suhu Ruangan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa prevalens rate ISPA pada balita yang tinggal dengan kondisi suhu ruangan tergolong baik sebesar 76, sedangkan
pada suhu ruangan tidak baik prevalens rate ISPA pada balita sebesar 86,8. Tabel 5.12.
76.0 86.8
24.0 13.2
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Baik Tidak Baik
Suhu Ruangan
P ro
p o
rs i K
e ja
d ia
n IS
P A
ISPA Tidak
ISPA
Gambar 6.13. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Suhu Ruangan Dengan
Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
90 Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p=0,111 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu ruangan dengan kejadian ISPA pada balita.
Hal ini sama dengan hasil penelitian Yusup dan Sulistyorini di Kelurahan Penjaringan Sari kecamatan Rungkut Kota Surabaya 2004 dengan desain cross
sectional didapatkan proporsi anak balita penderita ISPA yang tinggal dirumah yang suhu ruangannya kurang sebesar 54,8 sedangkan pada anak yang tinggal di rumah
yang suhu ruangannya baik sebesar 75, hasil analisis diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara suhu ruangan dengan kejadian ISPA pada balita dengan p=0,179.
48
c. Ventilasi Rumah