Hubungan Status ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Hubungan Umur Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

65 analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita.

d. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel berat badan lahir dapat dilihat bahwa dari 143 orang balita yang berat lahirnya ≥2.500 gram sebanyak 112 orang 78,3 diantaranya mengalami ISPA dan 31 orang 21,7 tidak ISPA, dari 14 orang balita yang berat lahir 2.500 gram sebanyak 13 orang 92,9 mengalami ISPA dan 1 orang 7,1 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik uji Chi Square tidak dapat dilakukan karena ada 1 sel 25 expected count nilai kurang dari 5, dilanjutkan dengan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan kejadian ISPA pada balita.

e. Hubungan Status ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel status ASI eksklusif dapat dilihat bahwa dari 37 orang balita yang ASI eksklusif sebanyak 24 orang 64,9 diantaranya mengalami ISPA dan 13 orang 35,1 tidak ISPA, dari 120 orang balita yang tidak ASI eksklusif sebanyak 101 orang 84,2 mengalami ISPA dan 19 orang 15,8 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analiasis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara status ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada balita.

f. Hubungan Status Imunisasi Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel status imunisasi dapat dilihat bahwa dari 95 orang balita yang status imunisasi lengkap sebanyak 69 orang 72,6 diantaranya mengalami ISPA dan 26 orang 27,4 tidak ISPA, dari 62 orang balita yang status imunisasinya tidak Universitas Sumatera Utara 66 lengkap sebanyak 56 orang 90,3 mengalami ISPA dan 6 orang 9,7 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita.

5.3.2 Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di

Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008 Tabel 5.11 Tabulasi Silang Faktor Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Tahun 2008 No Faktor Ibu Kejadian ISPA Pada Balita Total χ 2 P value ISPA Tidak ISPA f f f 1 Umur 30 tahun ≥30 tahun 80 45 80,0 78,9 20 12 20,0 21,1 100 150 100 100 0,025 0,875 Jumlah 125 79,6 32 20,4 157 100 2 Pendidikan Rendah Tinggi 86 39 83,5 72,2 17 15 16,5 27,8 103 54 100 100 2,774 0,096 Jumlah 125 79,6 32 20,4 157 100 3 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 18 107 85,7 78,7 3 29 14,3 21,3 21 136 100 100 0,555 0,571 Jumlah 125 79,6 32 20,4 157 100 4 Pendapatan Keluarga ≥ Rp. 820.000 Rp. 820.000 66 59 73,3 88,1 24 8 26,7 11,9 90 67 100 100 5,133 0,023 Jumlah 125 79,6 32 20,4 157 100 Berdasarkan tabel 5.11 diatas, maka hasil analisis bivariat hubungan antara faktor ibu dengan kejadian ISPA pada balita dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Hubungan Umur Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel umur ibu dapat dilihat bahwa dari 100 orang responden yang berusia 30 tahun sebanyak 80 orang anak balitanya 80,0 mengalami ISPA dan Universitas Sumatera Utara 67 20 orang 20,0 tidak ISPA, dari 57 orang responden yang berusia ≥30 tahun sebanyak 45 orang anak balitanya 78,9 mengalami ISPA dan 12 orang 21,1 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik uji Chi Square diperoleh nilai p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian ISPA pada balita.

b. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel pendidikan terakhir ibu dapat dilihat bahwa dari 103 orang responden yang berpendidikan rendah sebanyak 86 orang 83,5 anak balitanya mengalami ISPA dan 17 orang 16,5 tidak ISPA, dari 54 orang responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 39 orang 72,2 anak balitanya mengalami ISPA dan 15 orang 27,8 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada balita.

c. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Pada variabel pekerjaan ibu dapat dilihat bahwa dari 21 orang responden yang bekerja selain ibu rumah tangga sebanyak 18 orang 85,7 anak balitanya mengalami ISPA dan 3 orang 14,3 tidak ISPA, dari 136 responden yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 107 orang 78,7 anak balitanya mengalami ISPA dan 29 orang 21,3 tidak ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik, uji Chi Square tidak dapat dilakukan karena ada 1 sel 25 expected count besarnya kurang dari 5, dilanjutkan dengan Fisher’s Exact Test dengan p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian ISPA pada balita. Universitas Sumatera Utara 68

d. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian ISPA Pada Balita

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011

0 15 111

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Mangga Keacamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

9 65 141

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7