Gaya Belajar Visual Visual learners

21 g. belajar melalui praktek langsung atau manipulasi, h. menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung, i. menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca, j. banyak menggunakan bahasa tubuh non verbal, k. tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, l. sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut, m. menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, n. pada umumnya memiliki tulisan tangan yang jelek, o. menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik, p. ingin melakukan segala sesuatu. Kecenderungan dari ketiga gaya belajar ini tentunya harus menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih materi, menentukan strategi pembelajaran, dan menyeleksi penggunaan media dalam proses pembelajaran. Materi yang akan disampaikan, serta strategi dan media pembelajaran yang akan digunakan haruslah dapat merepresentasikan ketiga tipe pebelajar yang telah dibahas sebelumnya. Sementara itu, pembelajaran Penjas yang menuntut siswa untuk banyak bergerak dan beraktifitas secara fisik akan lebih mudah dilakukan oleh siswa-siswi yang termasuk kedalam tipe pebelajar kinestetik. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan ciri-ciri dari pebelajar kinestetik yang telah dipaparkan sebelumnya. Oleh karena itu, pembelajaran kinestetik semestinya dikondisikan agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk melakukan pengulangan gerakan-gerakan yang 22 menjadi target pembelajaran. Kegiatan pengulangan dapat diberikan di dalam kelas mau pun dengan pengkondisian di luar kelas. Selain itu, pembelajaran penjas harus dapat merangkul tipe pebelajar auditori dan visual. Oleh karenanya, pemilihan media pembelajaran yang tepat seperti pemanfaatan gambar-gambar, video, film, dan sebagainya sangat diperlukan untuk membuat tujuan pembelajaran penjas dapat tercapai. Dalam penelitian ini, digunakan media video pembelajaran yang diberikan kepada siswa melalui pembelajaran terbimbing untuk membantu memfasilitasi seluruh tipe pebelajar, baik tipe visual, auditori, mau pun kinestetik.

2.1.6 Teori Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar karena belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Menurut Gagne dan Briggs 1979:3 dalam Trianto 2010: 16, instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar internal siswa. Menurut Trianto 2010: 17 pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Sedangkan dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya dalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.