Karakteristik Perkembangan Siswa SD Metode Pembelajaran

49 2.1.4.4.3 Tanah Liat Tanah liat sulit dilalui air. Jika basah, tanah ini sangat lengket dan elastis. Sehingga tanah liat banyak dijadikan bahan dasar pembuatan keramik. Tanah liat termasuk jenis tanah yang berat. Gambar 2.3 Tanah Liat 2.1.4.4.4 Tanah Berkapur Tanah berkapur sangat mudah dilalui air. Tanah berkapur mengandung bebatuan dan sedikit sekali humusnya. Gambar 2.4 Tanah Berkapur

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Siswa SD

Siswapeserta didik merupakan pelaku utama dalam proses pembelajaran. Sinolungan dalam Kurnia, dkk 2007: 1-4 mengemukakan bahwa peserta didik 50 dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dalam proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Depdiknas dalam Kurnia, dkk 2007: 1-4 menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Dalam upaya mengembangkannya, peserta didiksiswa melakukan kegiatan belajar di sekolah. Siswa dalam melakukan kegiatan belajar tergantung pada tahap perkembangannya. Materi yang diajarkan guru harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Siswa yang berbeda usia akan berbeda pula cara pikir dan kekuatan mentalnya. Piaget dalam Isjoni 2010: 36 membagi perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahap yaitu: 1 Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun. 2 Tahap Praoperasional umur 2-7 tahun. 3 Tahap operasional konkret umur 7-12 tahun. 4 Tahap operasional formal umur 12-18 tahun. Dilihat dari tahap perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkrit. Siswa sekolah dasar masih belum bisa berpikir abstrak. Oleh karena itu, guru harus menggunakan bantuan benda konkret untuk menyampaikan materi pelajaran. Jika benda yang sebenarnya tidak dapat ditunjukkan, guru dapat menggunakan benda tiruan yang dapat ditunjukan kepada siswa. Guru juga dapat menunjukan gambar benda-benda yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi pelajaran, jika benda sebenarnya sulit ditemukan atau tidak ada. 51

2.1.6 Metode Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan Rusman, 2011:133.Indrawati dan Setiawan 2009:27, model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatankegiatan guru-siswa yang dikenal dengan istilah sintaks. Beberapa pengertian tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola umum perilaku pembelajaran yang di dalamnya terlihat kegiatan guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Sanjaya 2010:126. Metode menurut Sagala dalam Ruminiati 2007: 2.3 adalah cara yang digunakan oleh guru atau siswadalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Pengertian metode pembelajaran di atas jika disatukan dapat diartikan sebagai cara yang disusun teratur dan dipikirkan baik-baik yang digunakan oleh guru siswadalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang menerapkan suatu strategi agar tujuan yang telah 52 disusun tercapai secara optimal. Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi kompetensi yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

2.1.7 Metode Bermain Jawaban

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL

1 17 302

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 KOTA TEGAL

0 7 327

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langgen Kabupaten Tegal

1 16 207

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON 7 KOTA TEGAL

0 15 256

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 RANDUGUNTING KOTA TEGAL

0 38 266

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN SAVI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS PIANIKA DI KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 13 268

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BANGUN RUANG DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TINGGARJAYA

0 37 251