92
4.3.4 Analisis Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal menurut Arikunto 2012 adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan
kemampuan siswa yang sebenarnya. Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan
rumus daya pembeda soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22,
sedangkan kesimpulan hasil penghitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada
Tabel
4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterangan
Kriteria Sangat Baik
Baik Cukup
Tidak Baik Nomor Soal 58, 60
7, 8, 45 4, 6, 9, 13, 19,
23, 24, 31, 38, 41, 46, 49, 50,
52, 53, 54, 56, 59 14, 16, 29
Jumlah 2butir soal
3 butir soal 18butir soal
3 butir soal
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, maka 3 butir soal dengan kriteria tidak baik dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilakukan uji
validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan analisis daya pembeda soal pada soal uji coba, maka peneliti memilih 20 soal yang akan
digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal dengan kriteria sukar, sedang, dan mudah
seimbang, serta memiliki daya beda.
93
4.4 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari aktivitas
belajar siswa dan hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di SD Negeri Tunon 2 Kota Tegal. Deskripsi data
hasil penelitian yang telah dilakukan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.4.1 Hasil Belajar Siswa
Penelitian dilakukan pada hari Senin dan hari Sabtu tanggal 22 April dan 27 April 2013 di kelas VA SD Negeri Tunon 2 Kota Tegal sebagai kelas kontrol
dan hari Selasa dan Rabu tanggal 23 April dan 24 April 2013 di kelas VB SD Negeri Tunon 2 Kota Tegal sebagai kelas eksperimen. Sebelum penelitian
dilaksanakan, peneliti telah mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian, seperti kisi-kisi soal, lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa, dan lembar kerja siswa yang sudah dimuat di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. RPP yang dibuat untuk kelas
eksperimen menggunakan metode bermain jawaban, sedangkan RPP untuk kelas kontrol tidak menggunakan metode bermain jawaban. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8 untuk RPP kelas eksperimen dan Lampiran 9, Lampiran 10 untuk RPP kelas kontrol.
Dari pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan metode bermain jawaban dan di kelas kontrol yang tidak menggunakan metode bermain
jawaban pada materi pembentukan tanah diperoleh nilai hasil belajar. Distribusi data nilai hasil belajar kelas eksperimen dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: