18 hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan disiplinary action. Sebagai
contoh tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing. c.
Disiplin Progresif Perusahaan menerapkan kebijakan disiplin progresif yang berarti memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman lain yang lebuh serius dilaksanakan. Disiplin progresif
juga memungkinkan manajemen untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan.
Contoh disiplin progresif adalah sebagai berikut : a.
Teguran secara lisan b.
Teguran tertulis degan catatan file personalia c.
Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari d.
Skorsing dari pekerjaan satu minggu atau lebih lama e.
Diturunkan pangkatnya demosi f.
Dipecat
2.2 Kepuasan Kerja
2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Hasibuan 2003 : 202, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian
Universitas Sumatera Utara
19 hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang
baik. Menurut Handoko 2000 : 193, mengemukakan kepuasan kerja adalah
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya. Ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Dalam Robbins 2008:108 dijelaskan dua pendekatan yang umumnya digunakan untuk melihat kepuasan kerja dalam perusahaan, yaitu penilaian
tunggal secara umum dan nilai penyajian akhir yang terdiri atas sejumlah aspek pekerjaan. Metode penilaian tunggal secara umum sekadar meminta individu
untuk merespon satu pertanyaan, kemudian para responden menjawab dengan cara melingkari sebuah angka antara 1 dan 5 yang cocok dengan jawaban dari
sangat puas sampai sangat tidak puas. Pendekatan nilai penyajian akhir mengidentifikasikan elemen-elemen penting dalam suatu pekerjaan dan
menanyakan perasaan karyawan tentang setiap elemen. Faktor-faktor khusus yang akan dimasukkan adalah sifat pekerjaan, pengawasan, bayaran saat ini, peluang
promosi, dan hubungan dengan rekan-rekan kerja. Faktor-faktor ini dinilai berdasarkan skala standar dan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai
kepuasan kerja secara keseluruhan. Karyawan yang tidak pernah memperoleh kepuasan tidak akan pernah
mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Menurut Robbins dalam Sutrisno 2011:75, para manajer seharusnya peduli
Universitas Sumatera Utara
20 dengan tingkat kepuasan kerja dalam organisasi mereka sekurang-kurangnya
dengan tiga alasan : 1.
Ada bukti yang jelas bahwa karyawan yang tidak puas lebih sering melewatkan kerja dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri.
2. Telah diperagakan bahwa karyawan yang puas mempunyai kesehatan yang
lebih baik dan usia lebih panjang. 3.
Kepuasan pada pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau tidak senang
karyawan dalam memandang dan menjalankan pekerjaannya, jika seseorang senang terhadap pekerjaannya maka orang tersebut puas terhadap
pekerjaannya. Dan sebaliknya jika seseorang merasa tidak senang terhadap pekerjaannya maka orang tersebut tidak puas terhadap pekerjaannya.
Dari uraian di atas, bahwa kesimpulan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Dengan
adanya kepuasan karyawan dalam pekerjaannya maka dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
2.2.2 Teori-Teori Tentang Kepuasan Kerja