Keuntungan pengajaran modul Deskripsi Teoritis 1. Tinjauan Muatan Lokal

79 Pengajaran modul menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai proses belajar itu sendiri, yang berguna untuk merangsang guru untuk berfikir dan bersifat secara ilmiah tentang profesinya. 14 evaluasi formatif. Modul meliputi bahan pelajaran yang terbatas dan dapat dicoba pada peserta didik yang jumlahnya kecil dalam taraf perkembangan dengan mengadakan pre test dan post test dapat dinilai taraf hasil belajar peserta didik. Berdasarkan empat belas point tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pada modul terdapat umpan balik dari hasil setelah belajar mengguanakan modul. Peserta didik dapat lebih bersemangat belajar dengan modul sebab modul bersifat fleksibilitas, dengan belajar menggunakan modul dapat disesuaikan dengan penggunaannya, yaitu membantu peserta didik belajar sesuai kekurangan masing-masing peserta didik dan dapat dilakukan secara terus menerus sesuai dengan keadaan. Dalam modul juga terdapat format evaluasi yang merupakan tolak ukur sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang terdapat pada modul.

g. Tujuan penulisan modul

80 Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2008 tujuan penulisan modul yaitu sebagai berikut: 1 Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. 2 Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik atau peserta diklat maupun guruinstruktur. 3 Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti: a Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta didik atau peserta didik. b Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya. c Memungkinkan peserta didik atau peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. d Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan modul yaitu memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak bersifat verbal, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, daya indera baik guru maupun peserta didik. Modul dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, selain itu diharapkan pembelajaran menggunakan 81 modul dapat meningkatkan motivasi dan gairah dalam belajar, dengan modul peserta didik juga dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan. 1. Fitria Wijayanti 2010 yang berjudul Pengembangan Modul Pembuatan Kebaya Yogyakarta Pada mata Pelajaran Praktik Busana Wanita Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Sewon menghasilkan modul pembuatan kebaya Yogyakarta untuk pelajaran busana wanita di SMK N 1 Sewon dan kelayakan modul yang telah teruji sesuai hasil dari validasi ahli materi, ahli media dan guru mata pelajaran yang menyatakan modul “Pembuatan Kebaya Yogyakarta” layak digunakan sebagai sumber belajar serta dapat diujikan pada uji lapangan. Berdasarkan hasil penelitian peserta didik pada uji coba kecil pada tinggkat kategori sangat layak dengan frekuensi relatif 62, sedangkan pengambilan data pada subyek penelitian sebanyak 31 orang modul dinyatakan sangat layak dengan frekuensi relatif 60. 2. Nurul Anifah 2011 dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Mencapaian Kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Program Keahlian Tata Busana Di SMK N 4 Surakarta, dihasilkan modul pembelajaran kesehatan dan keselamatan kerja K3 dengan hasil validasi layak sehingga baik digunakan dalaam proses belajar mengajar. Pencapaian hasil belajar 82 peserta didik menggunakan modul pembelajaran kesehatan dan keselamatan kerja dengan nilai rata-rata 70 dari jumlah peserta didik 35 dengan ketuntasan belajar yang dicapai adalah 100 yaitu kategori sangat baik, sehingga modul efektif untuk pembelajaran peserta didik kelas X program keahlian tata busana di SMK N 4 Surakarta. 3. Eka Arsidi Mei Saputri 2012 yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Pembuatan Celana Anak Pada Mata Pelajaran Keterampilan PKK Peserta didik Kelas VIII Di SMP N 16 Yogyakarta menunjukan bahwa dihasilkan modul pembuatan celana anak pada mata pelajaran keterampilan PKK peserta didik kelas VIII di SMP N 16 Yogyakarta dan kelayakan modul yang telah teruji dan berkualitas menurut ahli media dan ahli materi yang menyatakan modul layak digunakan dalam membantu proses belajar keterampilan PKK dalam membuat celana bermain dan dapat diujikan pada uji lapangan. 4. Dessy Harnaningtyas 2012 meneliti tentang pengembangan modul dasar penataan display pada mata pelajaran penataan dan peragaan peserta didik kelas X di SMK N 2Jepara, dihasilkan modul dasar penataan display dengan hasil validasi sangat layak sehingga baik digunakan sebagai sumber belajar untuk peserta didik kelas XI di SMK N 2 Jepara dan dinyatakan sangat layak untuk diterapkan kepada peserta didik. Tabel 2. Tinjauan perbandingan penelitian Sejenis terdahulu dengan penelitian yang dilakukan Komponem Penelitian Fitria 2010 Nurul 2011 Eka 2012 Dessy 2012 Suharti 2013