Cash Flows from Operating Activities
136
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Tabel Struktur Modal dalam Rp juta
Uraian Description
2014 2015
Nominal Nominal
Liabilitas Liabilities
70.246,15 1,27
94.294,27 1,28
Ekuitas Equity
5.451.564,61 98,73
7.287.112,94 98,72
Total Total
5.521.810,77 100,00
7.381.407,20 100,00
Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal
Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk memastikan bahwa Perusahaan memiliki struktur permodalan yang efisien, memiliki
modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha saat ini dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha di masa
yang akan datang serta untuk memenuhi kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator.
Berdasarkan struktur modal yang dimiliki pada tahun 2015, Perusahaan telah mengambil kebijakan dengan menambah
jumlah liabilitas sebesar 34,23 dan menambah ekuitas sebesar 33,68. Secara nominal, struktur modal Perusahaan diperkuat
oleh penambahan modal sebesar Rp1.500,00 miliar.
I K ATA N YA N G M AT E R I A L U N T U K INVESTASI BARANG MODAL 2015
Tahun 2015, tidak terdapat aktivitas investasi barang modal, sehingga tidak terdapat informasi mengenai ikatan yang material
untuk investasi barang modal.
INVESTASI BARANG MODAL 2015
Tahun 2015, Perusahaan tidak melakukan aktivitas investasi barang modal. Sehingga tidak terdapat informasi mengenai investasi barang
modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir, meliputi: 1 Jenis investasi barang modal; 2 Tujuan investasi barang modal;
dan 3 Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir.
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN
AKUNTAN
Pada tahun 2015 terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Setelah tanggal pelaporan,
Perusahaan telah menandatangani dua perjanjian penjaminan untuk Proyek Palapa Ring Barat dan Proyek Palapa Ring Tengah,
masing-masing tanggal 29 Februari dan 4 Maret 2016. Proyek
Table of Capital Structure in Million Rp
Management Policy on Capital Structure
Capital management policy aims to ensure that the Company has an efficient capital structure, strong capital to support its business
development strategy, to maintain its business continuity in the future and to meet the capital adequacy set by the regulator.
Based on the capital structure in 2015, the Company has adopted a policy to add total liabilities by 34.23 and stockholders’ equity by
33.68. Nominally, the Company’s capital structure strengthened by the capital increase of Rp1,500.00 billion.
MATERIAL COMMITMENT ON CAPITAL EXPENDITURES IN 2015
In 2015, there was no investment activities related to capital goods investment, so that there is no information on material commitment
for capital goods investment.
2015 CAPITAL GOODS INVESTMENT
In 2015, the Company did not undertake investment activitiy in capital goods. So that there is no information regarding the capital goods
investment realized in the last fiscal year, including: 1 Type of capital investment; 2 Investment objective of capital goods; and 3 Value
of capital investments, issued in the last book.
MATERIAL INFORMATION AND FACT SUBSEQUENT TO THE AUDIT
REPORTING DATE
In 2015 there were material facts and information that occurred after the date of the auditor’s report. Subsequent to the reporting date,
the company has signed two guarantee agreements for Palapa Ring projects West and Central Package on February 29 and March
4, 2016 respectively. Palapa Ring is a project for the development
137
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Palapa Ring ini adalah proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional yang ditujukan
demi pemerataan akses broadband di Indonesia.
PROSPEK USAHA PERUSAHAAN
Prospek Usaha PT PII
Secara umum, ekonomi nasional tahun 2016 diproyeksikan akan mengalami perbaikan dan peningkatan. Hal tersebut merupakan
akumulasi dari berbagai upaya dan inisiatif pemerintah dalam mendorong belanja pemerintah khususnya bidang infrastruktur
yang diharapkan dapat mendorong pergerakan dan pertumbuhan sektor riil. Kondisi demikian diharapkan berimbas pada perbaikan
berbagai indikator ekonomi baik makro maupun mikro, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi bisnis Perusahaan.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 yang mengalami peningkatan didukung oleh akselerasi belanja pemerintah
seiring dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur dan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 berada pada kisaran 5,2 – 5,6. Proyeksi tersebut didasarkan pada peningkatan
realisasi berbaga proyek infrastruktur pemerintah yang akan meningkatkan aktivitas dunia kerja dan dunia usaha. Pertumbuhan
ekonomi pada level tersebut diharapkan akan berdampak positif bagi peningkatan daya beli domestik dan akan mendorong
perbaikan pada berbagai indikator ekonomi nasional.
Merujuk data pada penghujung tahun 2015, laju inflasi terkendali sesuai dengan harapan yaitu berada level 4. Level inflasi yang
relatif terkendali diharapkan akan berdampak pada perbaikan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Jika pada tahun 2015 nilai tukar
pada level Rp14.000, diharapkan pada tahun 2016 akan membalik di level Rp12.750 hingga Rp13.000 yang menimbulkan dampak
positif bagi peningkatan kinerja berbagai indikator ekonomi nasional, termasuk penurunan suku bunga.
Berdasarkan indikator-indikator pertumbuhan ekonomi tersebut, PT PII yakin bahwa pengembangan infrastruktur terus menjadi
prioritas bagi Pemerintah. Sebagai badan usaha penjaminan infrastruktur, PT PII optimis untuk dapat berkontribusi lebih luas
kepada kebijakan Pemerintah mendorong percepatan penyediaan infrastruktur nasional seiring dengan peningkatan kapasitas
penjaminan yang dimiliki Perusahaan. Dengan terbitnya Perpres 38 tahun 2015, PT PII dapat memperluas cakupan usahanya untuk
dapat menjamin 19 sektor infrastruktur yang dikembangkan melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU.
Optimisme Perusahaan sebagai pengemban misi Pemerintah dalam bidang penjaminan infrastruktur didukung oleh besarnya
of national fiber optic backbone network which aims to reduce broadband access gap in Indonesia.
THE COMPANY’S BUSINESS PROSPECTS
IIGF Business Prospects
In general, the national economy in 2016 is projected to improve and grow. The accumulative efforts and initiatives of government
in promoting government spending especially in infrastructure are expected to drive the movement and growth of the real sector. Such
conditions are supposed to influence of various economic indicator improvements, both macro and micro, which eventually will positively
impact the Company’s business.
The improved economic growth in 2015 was supported by an acceleration in government spending along with the realization of
infrastructure projects and economic policy packages issued by the government. The Central Bank of Indonesia forecasts an economic
growth at the range of 5.2 to 5.6 in 2016. This projection is based on the rise of various government projects accomplishment that
will boost working activities and the business world. The economic growth on that level is expected to have a positive effect on domestic
purchasing power escalation and will stimulate the improvements in various indicators of the national economy.
Referring to the data at the end of 2015, the inflation rate was under control, in line with the expectation of 4. The relatively restrained
inflation level was relied upon to have a corrective effect on Rupiah exchange rate against the USD. If in 2015 the exchange rate was
at the level of Rp14,000, in 2016 it is anticipated to be at the level of Rp12,750 to Rp13,000, which will have positive consequences in
enhancing the performance of various national economic indicators, including lower interest rates.
Based on the aforementioned economic growth indicators, IIGF believes that infrastructure development continues to be a priority
for the Government. As an infrastructure guarantee business entity, IIGF is confident to contribute to a broader government policy in
order to accelerate the provision of national infrastructure along with enhancing the guarantee capacity of the Company. With the issuance
of Presidential Regulation No.38 of 2015, IIGF is able to expand its business scope to guarantee 19 infrastructure sectors developed
through Public Private Partnership PPP scheme.
The optimism of the Company as the Government’s mission caretaker of infrastructure guarantee is supported by the magnitude of potential