216
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Risiko-Risiko Perusahaan
Mengacu kepada ERM Framework Perusahaan, sampai tahun 2015 PT PII mengidentifikasi terdapat 3 kelompok risiko sebagai
kategori perusahaan yang perlu dikelola. Ketiga kelompok risiko PT PII ialah Risiko Strategis Perusahaan, Risiko Keuangan Perusahaan
dan Risiko Operasional Perusahaan.
a. Risiko Strategis Perusahaan
Merupakan risiko akibat penyimpangan eksekusi strategi bisnis PT PII, keputusan bisnis tidak akurat, atau kurangnya
respon terhadap perubahan eksternal yang berdampak pada tidak tercapainya tujuan perusahaan. Risiko tersebut
dapat timbul dari kelemahan konteks strategis dan isu-isu perencanaan PT PII yang dapat mempengaruhi nilai-nilai
strategis dan kinerja sebagai sebuah organisasi.
Sebagai contoh, terhadap ketidakpastian akibat tingginya eksternalitas dalam pelaksanaan proyek KPBU, mengakibatkan
keterbatasan PT PII dalam merumuskan rencana bisnis dan anggaran yang baik. Selain itu, hal tersebut juga berpengaruh
kepada kesiapan PT PII dalam mengantisipasi perluasan mandat dari pemegang saham dan regulator.
Upaya mitigasi risiko yang dapat dilakukan ialah meningkatkan pemahaman yang lebih baik terhadap peran yang dapat
dilakukan PT PII dalam percepatan pembangunan infrastruktur kepada para pemangku kepentingan maupun pemegang
saham dengan strategi komunikasi yang baik. Selain itu, perlunya menjalankan rencana kerja sesuai dengan apa
yang telah disusun sehingga dapat berjalan sesuai dengan realisasi anggarannya.
b. Risiko Keuangan Perusahaan
Secara umum, risiko ini timbul sebagai akibat ketidakmampuan PT PII mencapai sasaran pendapatan hasil usaha, kerugian
dari penempatan dana investasi, serta ketidakmampuan PT PII memperoleh pendanaan baru dari pihak kreditor maupun
pemegang saham.
Sebagai contoh, terhadap ketidakpastian risiko pasar keuangan meliputi suku bunga, nilai tukar uang, pencapaian
target pendapatan hasil usaha dari pengelolaan dana dapat terhambat.
Upaya mitigasi risiko dapat diupayakan dengan mengamankan serta memastikan sumber-sumber pendapatan
PT PII, memilih investasi portofolio secara berhati-hati dengan faktor risiko yang minimal, serta menjalin hubungan baik
Corporate Risks
Referring to the Company risk management framework, up until year 2015 IIGF has identified 3 risk groups that need to be managed.
The following risk groups are Corporate Strategic Risk, Corporate Financial Risk and Corporate Operational Risk.
a. Corporate Strategic Risk
This risk is a result of deviation from IIGF business strategy, imprecise business decisions, or lack of response to external
conditions affecting the attainment of company goals. The risk may arise from the weakness in strategic context and
planning issues that may affect company’s strategic values and performance.
For example, the uncertainty due to high external factors in PPP project implementation, resulting IIGF’s limitations in
formulating business plan and budget. Moreover, it would also affect IIGF readiness in anticipation of the mandate
expansion from shareholders and regulators.
Risk mitigation that can be done is by improving a better understanding of IIGF role in accelerating infrastructure
development with a good communication strategy to stakeholders and shareholders. In addition, carrying out
the work plan according to the arrangement is important so that it can be executed as per the budget realization.
b. Company Financial Risk
Financial risk arises as a result of IIGF’s inability to attain income targets, losses from investment fund placement,
and the inability to obtain new funding from creditors or shareholders.
For example, the uncertainty of the financial market risks including interest rates, exchange rate may hamper income
targets attainment.
Efforts to mitigate such risks include securing and ensuring IIGF’s sources of income, exercising prudence in choosing
investment options with the least risk factors, as well as ensuring good relations with various financial institutions,
217
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
dengan berbagai lembaga keuangan termasuk lembaga multilateral, baik sebagai pihak kreditur maupun sebagai
mitra dalam meningkatkan kapasitas penjaminan.
c. Risiko Operasional Perusahaan
Merupakan risiko akibat penyimpangan dari pelaksanaan operasional fungsi bisnis PT PII, yang berfokus pada risiko
yang timbul dari pribadi karyawan, sistem, dan proses perusahaan beroperasi termasuk dari kegiatan penjaminan
sebagai bisnis utamanya.
Sebagai contoh, terhadap risiko sebelum penyampaian Usulan Penjaminan yang timbul karena sumber daya PII dialokasikan
untuk mempersiapkan proyek yang diusulkan untuk dijamin tidak memberikan hasil yang diharapkan. Kondisi ini terjadi
karena kurangnya transparansi PJPK dalam memberikan data, kesiapan PJPK dalam menghadapi isu safeguard
lingkungan, dan sebagainya. Sebagai rencana mitigasi, hal yang dapat dilakukan antara lain: sosialisasi safeguard
dan pelaksanaannya sesuai dengan OM, meningkatkan transparansi PJPK dengan membangun komunikasi yang
efektif dan berkelanjutan melalui pelaksanaan program peningkatan kapasitas PJPK.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan terhadap keseluruhan risiko PT PII yang telah teridentifikasi sebelumnya sebagai bagian dari pengelolaan
risiko. 1.
Penilaian Risiko untuk Penjaminan Infrastruktur 2.
Penjaminan infrastruktur oleh PT PII menjamin kewajiban finansial PJPK dalam suatu perjanjian KPBU, dimana
kewajiban ini timbul akibat risiko yang disebabkan oleh peristiwa penyebab triggering events berikut:
a. Tindakan atau tiadanya tindakan PJPK atau Pemerintah
selain PJPK dalam hal-hal yang menurut hukum atau peraturan perundangan PJPK atau Pemerintah
selain PJPK memiliki kewenangan atau otoritas untuk melakukan tindakan tersebut;
b. Kebijakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK;
c. Keputusan sepihak dari PJPK atau Pemerintah selain
PJPK; d.
Ketidakmampuan PJPK dalam melaksanakan satu kewajiban yang ditentukan kepadanya oleh Badan
Usaha berdasarkan Perjanjian Kerjasama breach of contract.
Keputusan PT PII dalam penyediaan penjaminan risiko infrastruktur dalam suatu proyek KPBU dibuat setelah mengevaluasi, antara
lain, kesesuaian draf perjanjian KPBU dengan prinsip alokasi risiko, seperti digambarkan dalam diagram berikut:
including multilateral institutions, both as creditors and partners to improve its guarantee capacity.
c. Company Operational Risk
This risk arises from one-time losses due to events such as deviation of IIGF’s operational business functions, people and
systems including guarantee activities as its core business.
For example, risk arises prior to the submission of Guarantee Proposal which caused by the resources allocated to preparing
the proposed project does not meet the expectations. This condition occurs due to lack of transparency in Contracting
Agency while providing data, their readiness on facing the “safeguard” environment issue, and so on. As the mitigation
plan, things to do are as follows; conducting the socialization of “safeguard” and its implementation is based on the
Operation Manual, increasing CA transparency to establish effective and sustainable communication through capacity
building programs.
Risk Evaluation
Risk evaluation is carried out on all risks that has previously identified by IIGF as part of risk management.
1. Risk evaluation for Infrastructure Guarantee
2. IIGF’s guarantee can be provided for the financial obligations
of CA in PPP agreement, triggered by these following events:
a. The presence or absence of action of CA or Government
which according to law or regulation have the authority to take such action;
b. Policy of CA or government other than CA;
c. Unilateral decisions from CA or government other than
CA; d.
CA inability to carry out any of its obligations as determined by the Business Entity in the Cooperation
Agreement breach of contract.
IIGF’s decision in the provision of guarantee for PPP infrastructure development project is made after evaluation of, among others, the
compliance of PPP draft agreement with risk allocation principle, as illustrated in the following diagram: