Cash Flows from Financing Activities
138
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
potensi proyek-proyek infrastruktur. Besarnya nilai proyek-proyek yang akan dikembangkan dengan skema KPBU diperkirakan
mencapai sekitar Rp120 triliun mencakup sektor kelistrikan, sektor air, sektor jalan tol, telekomunikasi dan sektor transportasi.
Untuk dapat mendukung beberapa proyek infrastruktur prioritas, PT PII menjajaki perluasan mandat untuk penjaminan terkait proyek
infrastruktur selain dengan skema KPBU antara lain:
1. Penjaminan Direct Lending
Penugasan penjaminan Direct Lending berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 82 Tahun 2015. Penjaminan ini
merupakan jaminan yang diberikan oleh Pemerintah cq. Menteri Keuangan kepada Lembaga Keuangan Internasional
dalam rangka memastikan pembayaran kembali hutang BUMN Infrastruktur yang timbul berdasarkan Perjanjian
Pinjaman.
2. Penjaminan Penugasan Hutama Karya Trans Sumatera
Penjaminan Penugasan Hutama Karya Trans Sumatera berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 100 Tahun 2014.
Penjaminan ini merupakan jaminan yang diberikan oleh Pemerintah dalam rangka penerbitan obligasi dan
pelaksanaan pinjaman oleh HK untuk keperluan penugasan HK dalam pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
3. Surat Jaminan Kelayakan Usaha SJKU PT PLN
Penugasan penjaminan SJKU PT PLN berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.1732014. Penjaminan ini
merupakan jaminan Pemerintah atas kemampuan PT PLN untuk memenuhi kewajiban finansialnya sehubungan dengan
terjadinya Risiko Gagal Bayar danatau Risiko Terminasi berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan
Pengembang Listrik Swasta.
4. Surat Jaminan Pemerintah Pusat SJPP PDAM
Penugasan penjaminan SJPP PDAM berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.2292014. Penjaminan ini merupakan
jaminan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Bank Pemberi Kredit sehubungan dengan pembayaran kembali
kredit PDAM sebesar 70 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2009 tentang Pemberian
jaminan dan Subsidi Bunga Oleh pemerintah pusat Dalam rangka Percepatan Penyediaan Air Minum.
Target dan Strategi Bisnis
Menghadapi tahun 2016, PT PII telah merumuskan beberapa target pencapaian kinerja dengan rasa optimisme yang tinggi.
Perusahaan meyakini bahwa tahun-tahun ke depan merupakan infrastructure projects. The value of projects that will be developed
with PPP scheme is amounted at around Rp. 120 trillion, covering electricity, water, toll road, telecommunication and transportation
sectors.
To be able to support multiple priority infrastructure projects, IIGF is exploring the mandate expansion to guarantee non-PPP projects,
among others:
1. Direct Lending Guarantee
The assignment of Direct Lending guarantee by Presidential Regulation No. 82 of 2015. This is the Government guarantee
through Minister of Finance, to the International Finance Institution in order to ensure repayment of SOE Infrastructure
loans arising under the Loan Agreement.
2. The Guarantee of SOE Hutama Karya for Trans-Sumatera
Highway Project Hutama Karya was assigned to construct the Trans-Sumatera
highway project following a Presidential Decree No.100 of 2014. The guarantee is given by the Government on the
issuance of bonds and implementation of loans by HK for its assignment in the construction of Trans-Sumatera highway.
3. Business Feasibility Guarantee Letter SJKU of PT PLN
Guarantee Assignment for PT PLN SJKU by Ministry of Finance Regulation No.1732014. This is government guarantee on the
ability of PT PLN to meet its financial obligations with respect to the occurrence of Default andor Risk Terminations based
on the Power Purchase Agreement with Private Electricity Developers.
4. Central Government Guarantee Letter SJPP for Municipal
Drinking Water Company PDAM PDAM SJPP Guarantee Assignment under Regulation of
Minister of Finance No.2292014. This is guarantee given by the Central Government to the loan granting banks with
respect to PDAM loan repayment of 70 as stipulated in Presidential Decree No. 29 of 2009 on the Granting of
guarantee and interest subsidy by the central government in the acceleration framework of Drinking Water Supply.
Target and Business Strategy
IIGF has formulated several performance achievement targets to encounter year 2016 with great enthusiasm.The Company believes
that the years ahead are the periods which will bring positive impact
139
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
periode yang akan berdampak positif dan pertumbuhan ekonomi nasional di kawasan ASEAN. Beberapa indikator yang
menggambarkan optimisme pada tahun 2016 antara lain: 1.
Perluasan sektor infrastruktur yang dapat diberikan penjaminan oleh PT PII sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 38 Tahun 2015, yang semula berjumlah 8 sektor menjadi 19 Sektor. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas
lagi kepada PT PII untuk dapat berkontribusi aktif dalam mendukung dan mendorong percepatan pembangunan
infrastruktur di berbagai pelosok Indonesia. Hal ini juga didukung oleh peningkatan Modal Perusahaan melalui
Penyertaan Modal Negara yang terakhir berjumlah Rp1.5 triliun sehingga dapat menjamin lebih banyak proyek lagi.
2. Pemerintah juga dengan menerbitkan Peraturan Presiden
No. 3 Tahun 2016 telah mengidentifikasi 225 proyek strategis nasional yang memberikan credible pipeline bagi PT PII
untuk mulai melakukan pendekatan atas proyek-proyek yang berpotensi diberikan penjaminan.
Untuk menunjang pencapaian kinerja, PT PII akan menerapkan beberapa strategi dalam menghadapi dinamika tahun 2016.
Langkah dan strategi yang telah dirumuskan antara lain: 1.
Perkuatan pengembangan kapasitas melalui aliansi strategis dengan perguruan-perguruan tinggi terkemuka di berbagai
daerah di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk dapat memberikan informasi, masukan, pembelajaran atas
pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU.
2. Perkuatan dan peningkatan kapasitas penjaminan selain dari
perolehan PMN, namun juga membangun aliansi strategis dengan berbagai lembaga keuangan sebagai mitra penjamin
atau co-guarantor.
3. Meningkatkan fokus kepada proyek-proyek yang dapat
dijadikan show case dan memiliki unsur replicability yang tinggi agar dapat dijadikan percontohan untuk proyek-proyek
sejenis lainnya.
ASPEK PEMASARAN
Sesuai dengan mandat yang diberikan, PT PII memberikan penjaminan kepada proyek-proyek infrastruktur pemerintah baik
pusat dan daerah yang dikembangkan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha KPBU. Sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden No. 782010 dan Peraturan menteri Keuangan No. 2602010, proyek tersebut harus, diantaranya, memenuhi
kelayakan teknis dan keuangan serta sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang sektor terkait. Dengan terbitnya
Perpres No. 38 Tahun 2015, terdapat 19 sembilan belas sektor infrastruktur yang dapat dikembangkan oleh PT PII dengan skema
KPBU antara lain: 1.
Transportasi 2.
Jalan and growth of the national economy in the ASEAN region. Some
indicators that reflect the optimism of 2016 include: 1.
The expansion of infrastructure sectors that can be given guarantee by IIGF in accordance with Presidential Decree
No. 38 of 2015, which originally was for 8 sectors, now became 19 Sectors. This provides wider opportunities for
IIGF to actively contribute in supporting and encouraging infrastructure development in various parts of Indonesia. It
is also supported by an increase in the Company capital through State Capital Injection of Rp1.5 trillion so IIGF is
able to guarantee more projects ahead.
2. The Government also issued Presidential Regulation No. 3
of 2016 which has identified 225 national strategic projects which give credible pipeline for IIGF to begin approaching
the potential projects to be given guarantee.
To support the performance achievement, IIGF will apply a number of strategies in dealing with the dynamics of 2016 The measures and
strategies which have been formulated, among others: 1.
Strengthening of capacity development through strategic alliances with leading universities in various regions
throughout Indonesia that aims to provide information, feedback, learning on infrastructure development through
PPP scheme.
2. Strengthening and enhancing underwritting capacity other
than from State Capital Injection, but also building a strategic alliances with various financial institutions as guarantee
partners or co-guarantors.
3. Increasing focus on projects that can be used as a showcase
and have the high replicability element to be used as a model for other similar projects.
MARKETING ASPECT
In accordance with the mandate given, IIGF provides guarantee for government’s infrastructure projects, both central and regional,
which are developed under the Public Private Partnership PPP scheme. As set forth in Presidential Regulation No. 782010 and
Regulation of the Minister of Finance No. 2602010, the projects must, among other things, meet technical and financial feasibility and in
accordance with the provisions of related sectors regulatory laws. With the issuance of Presidential Regulation No. 38 of 2015, there
are 19 nineteen infrastructure sectors which can be developed by IIGF under the PPP scheme, among others:
1. Transportation
2. Road
140
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
3. Sumber daya air dan irigasi
4. Air minum
5. Sistem pengelolaan air limbah terpusat
6. Sistem pengelolaan air limbah setempat
7. Sistem pengelolaan sampah
8. Telekomunikasi dan informatika
9. Ketenagalistrikan
10. Minyak dan gas bumi dan energi terbarukan 11. Konservasi energi
12. Fasilitas perkotaan 13. Fasilitas pendidikan
14. Sarana dan prasarana olahraga serta kesenian 15. Kawasan
16. Pariwisata 17. Kesehatan
18. Lembaga permasyarakatan 19. Perumahan rakyat
Pemerintah telah menargetkan belanja untuk pembangunan infrastruktur sampai tahun 2019 mencapai Rp4.796 triliun,
sedangkan APBN dan APBD hanya mampu menyumbang Rp2.817 triliun. Kekurangan dana tersebut perlu ditutupi oleh
swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha KPBU. Salah satu alternatif pembiayaan proyek infrastruktur
yang dapat digunakan adalah melalui skema Availability Payment
AP yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan untuk menjawab kendala pembiayaan infrastruktur dengan skema KPBU.
Melalui skema AP, investasi yang dilakukan oleh Badan Usaha untuk mendanai proyek akan dikembalikan secara berkala oleh
Kementerian, Lembaga Negara atau Pemerintah Daerah yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama PJPK.
PT PII menyadari pentingnya pemahaman yang cukup bagi para pemangku kepentingan seperti Pemerintah Daerah
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama PJPK mengenai proses bisnis PT PII dan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
KPBU. Oleh karena itu, selama tahun 2015 PT PII bersama- sama dengan Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan
Pembiayaan Infrastruktur Dirjen PPR, Kementerian Keuangan telah menyelenggarakan workshop di 6 enam provinsi antara
lain Sumatera Utara, Bali, Aceh, Papua Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah untuk mensosialisasikan skema Pembayaran
Ketersediaan Layanan Availability PaymentAP. Sebagai tindak lanjut dari berbagai workshop yang telah diselenggarakan, PT
PII mengadakan kegiatan Capacity Building dengan tujuan memperdalam pemahaman para pemangku kepentingan terkait
bisnis PT PII dan skema penjaminan.
Sehubungan dengan adanya rencana pemerintah terkait penugasan BUMN pada proyek infrastruktur nasional prioritas,
3. Water resources and irrigation
4. Drinking water
5. Centralized waste water management system
6. Local waste water management system
7. Waste Management System
8. Telecommunication and Informatic
9. Electricity
10. Oil and gas and renewable energy 11. Energy Conservation
12. Urban Facilities 13. Educational facilities
14. Facilities and infrastructure of sport and art 15. Regions
16. Tourism 17. Health
18. Correctional facilities 19. Public housing
The government has targeted infrastructure development spending of Rp4.796 trillion until 2019, while the State and Regional budgets
only contribute Rp2.817 trillion. The shortage of these funds needs to be covered by the private sector through Public Private Partnership
PPP scheme. An alternative financing for infrastructure project which can be used is the Availability Payment AP scheme developed by the
Ministry of Finance to address the constraints of infrastructure financing using PPP scheme. Through the AP scheme, the investment funding
made by investors will be returned periodically by the Ministry, State Institution or Local Government acting as Contracting Agencies CA.
IIGF realizes the importance of adequate understanding of the stakeholders such as Local Government Contracting Agencies CA
regarding IIGF business processes and Public Private Partnership PPP scheme. Therefore, during 2015 IIGF together with the
Directorate of Government Support and Infrastructure Financing Management, Directorate General of Budget Financing and Risk
Management, Ministry of Finance, has organized workshops in 6 six provinces, among others, North Sumatera, Bali, Aceh, West
Papua, East Kalimantan and Central Sulawesi to socialize Availability PaymentAP scheme. As a follow up to the various workshops which
have been held, IIGF held Capacity Building activities with the intention to deepen the understanding of stakeholders related to
IIGF business and guarantee scheme.
In connection with the government’s plans related to SOE assignment on national priority infrastructure projects, there is a need of financing
141
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
terdapat kebutuhan akan pembiayaan kepada BUMN dimaksud. Sebagai bagian dari rencana perluasan mandatnya, saat ini
PT PII tengah menjajaki peluang bisnis terkait penyediaan penjaminan bagi proyek-proyek infrastruktur Pemerintah di luar
skema KPBU. Perluasan mandat PT PII akan meliputi 4 empat hal, yaitu pemberian konsultasi, asesmen, dan monitoring atas
proses pemberian Surat Jaminan Kelayakan Usaha SJKU, pemberian konsultasi, assessment, dan monitoring atas proses
pemberian Surat Jaminan Pemerintah Pusat SJPP, pemberian konsultasi, assessment, penjaminan, dan monitoring terkait
penjaminan dengan skema direct lending untuk memastikan pembayaran kembali utang BUMN infrastruktur yang timbul akibat
perjanjian pinjaman yang disepakati, dan pemberian konsultasi, asesmen, penjaminan dan monitoring atas penugasan PT Hutama
Karya dalam rangka penerbitan obligasi dan pelaksanaan pinjaman untuk pembangunan jalan Tol Trans-Sumatera.
Dengan memperhatikan kebutuhan akan infrastruktur dan program pemerintah untuk percepatan infrastruktur, maka peran penjaminan
PT PII akan senantiasa terus dibutuhkan sebagai instrumen percepatan pengembangan proyek infrastruktur nasional.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan Undang-undang Perusahaan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari
laba setiap tahun buku untuk cadangan apabila terdapat saldo laba positif, sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit
20 dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan membentuk tambahan saldo laba
yang ditentukan penggunaannya sebesar Rp17,5 miliar, sehingga saldo cadangan menjadi sebesar Rp50,8 miliar.
Tabel Pembagian Dividen
Kebijakan Dividen Dividend Policy
Tahun Buku Fiscal year
2013 2014
2015
Laba Bersih Net profit
Rp249,76 miliar Rp249.76 billion
Rp346,04 miliar Rp346.04 billion
Rp339,45 miliar Rp339.45 billion
Dividen kas yang dibagikan Cash dividends distributed
- -
- Jumlah saham lembar
Number of shares shares 4.500.000
4.500.000 6.000.000
Dividen per lembar saham Dividend per share
- -
- Rasio Pembagian Dividen
Dividend Payout Ratio -
- -
Tanggal RUPS Date of GMS
11 Juli 2014 July 11, 2014
30 Juni 2015 June 30, 2015
- Tanggal Pengumuman
Announcement Date 11 Juli 2014
July 11, 2014 30 Juni 2015
June 30, 2015 -
Tanggal Pembayaran Payment date
- -
-
for the SOEs. As part of the expansion plan of its mandate, currently IIGF is exploring business opportunities related to the provision of
guarantees for government infrastructure projects outside the PPP scheme. IIGF mandate expansion will include 4 four matters, namely
provision of consultation, assessment, and monitoring of Business Security Guarantee Letter SJKU process, provision of consultation,
assessment, and monitoring of the Central Government Guarantee Letter SJPP, provision of consultation, assessment, guarantee and
monitoring related to direct lending guarantee scheme to ensure repayment of SOE infrastructure loans arising from the agreed loan
agreement, and the provision of consultation, assessment, guarantee and monitoring of PT Hutama Karya’s assignment in bond issuance
and execution of loans for the construction of Trans-Sumatera toll road.
Having regard to the need for infrastructure and government programs for infrastructure acceleration, the guarantee role of IIGF will always
continue to be required as an instrument to acceleration of national infrastructure projects development.
DIVIDEND POLICY
Based on Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company, the Company shall appropriate a certain amount of its profit in each
fiscal year for general reserve if there are available retained earnings, until the general reserve has reached at least 20 of the issued and
paid-up capital. As of December 31, 2015, the Company made additional appropriation of retained earnings, in the amount of Rp17.5
billion, so the reserve balance became Rp50.8 billion.
Table of Dividend Distribution
142
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Kebijakan pembagian dividen ditentukan oleh pemegang saham dalam rapat umum Pemegang Saham. Sampai dengan tahun 2015,
pemegang saham belum mensyaratkan pembagian dividen dan saldo laba masih diperuntukan sebagai kapasitas penjaminan.
PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DANATAU MANAJEMEN
ESOPMSOP
Tahun 2015, Perusahaan tidak melakukan Initial Public Offering IPO atau penerbitan saham, sehingga tidak terdapat informasi
mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan danatau manajemen yang dilaksanakan perusahaan ESOPMSOP.
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM
Tahun 2015, Perusahaan tidak melakukan penerbitan saham, hutang atau obligasi, sehingga tidak terdapat informasi mengenai
perolehan dana hasil penawaran umum melalui penerbitan saham, surat hutang atau obligasi.
INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, AKUISISI ATAU RESTRUKTURISASI
HUTANG
Pada tahun 2015, tidak terdapat transaksi investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi ataupun restrukturisasi hutang yang dilakukan
oleh Perusahaan.
T R A N S A K S I M AT E R I A L YA N G M E N G A N D U N G B E N T U R A N
KEPENTINGAN DANATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 7 revisi 2010, tentang “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi” yang didefinisikan antara lain:
- Perusahaan Di bawah Pengendalian Perusahaan;
- Perusahaan Asosiasi;
- Investor yang Memiliki Hak Suara, yang Memberikan Investor
Tersebut Suatu Pengaruh yang Signifikan; -
Perusahaan Di bawah Pengendalian Investor yang Dijelaskan Dalam Catatan III Di atas;
- Karyawan Kunci dan Anggota Keluarganya; dan
- Entitas yang Dikendalikan, Dikendalikan Bersama atau
Dipengaruhi Secara Signifikan Oleh Pemerintah. Dividend policy is determined by the shareholders in a general
meeting of Shareholders. Until 2015, the shareholders did not require the distribution of dividends and retained earnings were still intended
as a guarantee capacity.
COMPANY SHARES OWNERSHIP BY EMPLOYEE OR MANAGEMENT ESOP
MSOP
In 2015, the Company did not perform Initial Public Offering IPO or share issuance, so there is no information regarding Employee andor
management share ownership ESOPMSOP held by the company.
REALIZATION OF USE OF PROCEEDS FROM PUBLIC OFFERING
In 2015, the Company did not make share issuance, debentures or bonds, so there is no information regarding proceeds from public
offering through the issuance of shares, debentures or bonds.
INVESTMENT, EXPANSION, DIVESTMENT, ACQUISITION OR DEBT
RESTRUCTURING
In 2015, there was no investment, expansion, divestment, acquisition or restructuring transactions undertaken by the Company.
MATERIAL TRANSACTIONS INVOLVING CONFLICTS OF INTERESTS ANDOR
AFFILIATED PARTY TRANSACTIONS
The Company entered into transactions with related parties as defined in the Statement of Financial Accounting Standards SFAS No. 7
revised 2010, regarding the “Related Party Disclosures“, which is defined as:
- Companies Controlled by the Company;
- Associated companies;
- Investors Who Have Voting Rights, Which Give Investors
Significant Influence; -
Companies Controlled by investors Described in The Notes III Above;
- Key Employees and Their Family Members; and
- Entity Controlled, Jointly Controlled or Significantly Influenced
by The Government.
143
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Adapun sifat pihak berelasi antara lain: -
Pemerintah Republik Indonesia adalah pemegang saham Perusahaan.
- Badan Usaha Milik Negara merupakan entitas sepengendali
di mana Perusahaan melakukan penempatan investasi dalam bentuk deposito dan obligasi.
- Direksi adalah orang-orang yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk perencanaan, pengarahan dan pengendalian aktivitas-aktivitas Perusahaan.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi
antara lain: a.
Perusahaan menempatkan dana dalam bentuk deposito dan obligasi dari pihak pihak berelasi yang dilakukan dengan
syarat dan kondisi yang disepakati. Rincian pendapatan pengelolaan dana kepada pihak-pihak berelasi adalah
sebagai berikut:
Tabel Pengelolaan Dana kepada Pihak Berelasi dalam Rp Juta
Uraian Description
2014 2015
Pertumbuhan Growth
Nominal Nominal
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents
792.032,71 1.615.939,71
823.907,00 104,02
Investasi Investment
2.590.963,26 3.752.923,58
1.161.960,32 44,85
Piutang usaha Account receivables
17.518,77 65.453,97
47.935,21 273,62
Saldo yang timbul dari transaksi dengan pihak berelasi
Balance arising from transactions with related parties
3.400.514,74 5.434.317,26
2.033.802,53 59,81
Persentase terhadap jumlah asset Percentage to total assets
61,58 73,61
Tabel Pendapatan atas Pengelolaan Dana kepada Pihak Berelasi dalam Rp Juta
Uraian Description
2014 2015
Pertumbuhan Growth
Nominal Nominal
PT Bank Rakyat Indonesia 39.646,14
130.665,95 91.019,81
229,58 PT Bank Nagari
39.130,27 25.094,55
14.035,72 -35,87
Pemerintah Republik Indonesia 15.221,52
19.321,69 4.100,17
26,94 PT Bank Negara Indonesia
16.880,62 17.103,70
223,08 1,32
PT BPD Sumatera Utara 39.636,05
15.358,07 24.277,98
-61,25 As for the nature of related parties includes:
- The Government of the Republic of Indonesia is the
Company’s shareholder. -
State Owned Enterprises are entities under common control where the Company made a placement of investment in the
form of deposits and bonds. -
The Board of Directors are the ones who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the
activities of the Company
In the normal course of business, the Company conducts transactions with related parties. Such transactions include,
among others: a.
The Company places funds in time deposits and bonds from the related parties which are carried out with agreed terms
and conditions. Details of fund management income from related parties are follows:
Table of Management of Funds to Related Parties in Million USD
Table of Fund Management Revenue to Related Parties in Million USD
144
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Uraian Description
2014 2015
Pertumbuhan Growth
Nominal Nominal
PT BPD Jawa Tengah 1.232,88
14.501,74 13.268,86
1076,25 PT BPD Sulselbar
8.142,38 10.303,75
2.161,37 26,54
PT Bank Mandiri 6.834,27
7.279,60 445,33
6,52 PT Pembangkit Listrik Negara
6.478,52 6.928,37
449,85 6,94
PT Adhi Karya 6.099,03
6.252,26 153,23
2,51 PT Sarana Multigriya Finansial
6.621,67 6.034,65
587,02 -8,87
PT Telekomunikasi Indonesia 2.047,13
5.901,64 3.854,51
188,29 PT BPD Sulawesi Utara
2.754,56 5.525,17
2.770,61 100,58
PT Pembangunan Perumahan 5.350,97
5.143,32 207,65
-3,88 PT Bank Tabungan Negara
4.300,03 4.158,79
141,24 -3,28
PT Jasamarga 3.526,99
3.703,58 176,59
5,01 PT Hutama Karya
3.517,11 3.416,96
100,15 -2,85
PT Garuda Indonesia 1.746,05
2.280,99 534,95
30,64 PT Pegadaian
1.420,84 1.951,64
530,80 37,36
PT Sarana Multi Infrastruktur 842,06
1.932,29 1.090,23
129,47 PT BPD Jawa Timur
1.232,83 1.035,50
197,33 -16,01
PT Aneka Tambang 540,74
522,69 18,05
-3,34 PT Waskita Karya
- 342,25
342,25 -100,00
Bank Jabar Banten 30.822,22
- 30.822,22
-100,00 PT Danareksa
14,36 -
14,36 -100,00
Jumlah Pendapatan 244.039,23
294.759,15 50.719,92
20,78 Persentase terhadap jumlah pendapatan
46,05 55,30
b. Perusahaan memberikan remunerasi dan fasilitas untuk
keperluan tugas operasional Dewan Komisaris dan Direksi. Jumlah gaji dan tunjangan, bonustantiem untuk Dewan
Komisaris dan Direksi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
b. The Company provides remuneration and facilities to support
the operational duties of the Board of Commissioners and Board of Directors. Total salaries and allowances, bonus
tantiem to the Board of Commissioners and Directors for the years ended December 31, 2015 and 2014 are as follows:
145
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Tabel Remunerasi dan Fasilitas Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rp Juta
Uraian Description
2014 2015
Pertumbuhan Growth
Nominal Nominal
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Salaries and short-term employee benefits
2.522,54 3.678,67
1.156,13 45,83
Dewan Direksi Board of Directors
Gaji dan imbalan kerja jangka pendek Salaries and short-term employee benefits
10.599,41 11.492,68
893,28 8,43
Total remunerasi dan fasilitas Total remuneration and fringe benefits
13.121,95 15.171,35
2.049,40 15,62
Persentase terhadap jumlah beban usaha Percentage of total operating expenses
6,33 7,09
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
Pada tahun 2015 terdapat beberapa peraturan perundangan yang memberikan dampak positif terhadap kegiatan Perusahaan yaitu
penerbitan Peraturan Presiden no. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha KPBU sebagai perubahan atas
Perpres 67 tahun 2005 yang telah dirubah melalui Perpres no 66 tahun 2013, yang mengatur mengenai penambahan 19 sembilan belas
sektor infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan skema KPBU. Penambahan lingkup sektor infrastruktur yang dapat dikerjasamakan
dengan KPBU akan berpengaruh positif secara signifikan terhadap realisasi kegiatan Perusahaan pada masa mendatang, namun belum
menunjukkan pengaruhnya pada tahun pelaporan.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Alasannya
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar baru, revisi dan
intepretasi, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 adalah sebagai
berikut:
- PSAK 1 Revisi 2015 “Penyajian Laporan Keuangan”
- PSAK 4 Revisi 2015 “Laporan Keuangan Tersendiri”
- PSAK 5 Revisi 2015 “Segmen Operasi”
- PSAK 7 Revisi 2015 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
- PSAK 13 Revisi 2015 “Properti Investasi“
- PSAK 15 Revisi 2015 “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama“
Table of Remuneration and Benefits of Board of Commissioners and Directors in Million USD
CHANGES IN LAWS AND REGULATIONS
In 2015 there were numerous regulations which gave positive impact on the Company’s activities, namely the issuance of Presidential
Decree No. 38 of 2015 on Public Private Partnership PPP as an amendment to Presidential Regulation No. 67 of 2005 which
was amended by Presidential Decree No. 66 of 2013, regulating the addition of 19 nineteen infrastructure sectors which can
be cooperated with PPP scheme. The additions to the scope of infrastructure sectors which can be cooperated with PPP scheme will
bring positive effect significantly to the realization of the Company’s activities in the future, but has yet to show its influence in reporting.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES
Changes in Accounting Policies and Justifications
Financial Accounting Standard Board of Indonesia Institute of Accountants DSAK-IAI issued a handful of new standards,
amendments and interpretation, but not yet effective for the financial year beginning on or after January 1, 2015 as follows:
- SFAS 1 Revised 2015 “Presentation of Financial Statements”
- SFAS 4 Revised 2015 “Separate Financial Statements”
- SFAS 5 Revised 2015 “Operating Segment”
- SFAS 7 Revised 2015 “Related Party Disclosures”
- SFAS 13 Revised 2015 “Investment Property”
- SFAS 15 Revised 2015 “Investment in Associates and Joint
Ventures “
146
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
- PSAK 16 Revisi 2015 “Aset Tetap“
- PSAK 19 Revisi 2015 “Aset Tak Berwujud“
- PSAK 22 Revisi 2015 “Kombinasi Bisnis“
- PSAK 24 Revisi 2015 “Imbalan Kerja“
- PSAK 25 Revisi 2015 “Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan“ -
PSAK 53 Revisi 2015 “Pembayaran Berbasis Saham“ -
PSAK 65 Revisi 2015 “Laporan Keuangan Konsolidasian“ -
PSAK 66 Revisi 2015 “Pengaturan Bersama“ -
PSAK 67 Revisi 2015 “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain“
- PSAK 68 Revisi 2015 “Pengukuran Nilai Wajar“
- ISAK 30 Revisi 2015 “Pungutan“
- ISAK 31 Revisi 2015 “Interpretasi Atas Ruang Lingkup
PSAK 13 - Properti Investasi -
PSAK 1 and ISAK 31 berlaku untuk tahun buku yang dimulai sejak 1 Januari 2017 dan penerapan dini diperkenankan,
sedangkan revisi dan standar baru lainnya akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2016.
Dampak Terhadap Laporan Keuangan
Pada saat penerbitan laporan keuangan, Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan
standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Perusahaan.
INFORMASI KELANGSUNGAN USAHA
Tahun 2015, tidak terdapat informasi mengenai hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan
usaha perusahaan, sehingga tidak ada informasi juga mengenai assessment manajemen atas hal-hal tersebut, termasuk asumsi-
asumsi yang digunakan manajemen dalam melakukan assessment. Adapun asumsi-asumsi yang mendasari optimisme manajemen
terhadap kelangsungan usaha perusahaan antara lain: 1.
Kekuatan Sebagai satu-satunya badan usaha yang beroperasi di
bidang penjaminan proyek infrastruktur dengan skema KPBU menjadikan Perseroan memiliki pemahaman yang
baik terhadap skema KPBU. Dalam kaitannya dengan kapasitas penjaminan sebagai instrumen kebijakan fiskal
pemerintah, Perseroan memiliki akses terhadap APBN yaitu melalui penyuntikan modal Pemerintah berupa Penyertaan
Modal Negara PMN atau akses untuk memperoleh dukungan Pemerintah berupa skema penjaminan bersama pemerintah
maupun mekanisme regres yang dapat menjamin ketahanan finansial perusahaan.
- SFAS 16 Revised 2015 “Fixed Assets”
- SFAS 19 Revised 2015 “Intangible Assets”
- SFAS 22 Revised 2015 “Business Combination”
- SFAS 24 Revised 2015 “Employee Benefits”
- SFAS 25 Revised 2015 “Accounting Policies, Changes in
Accounting Estimates and Errors “ -
SFAS 53 Revised 2015 “Share-Based Payment” -
SFAS 65 Revised 2015 “Consolidated Financial Statement” -
SFAS 66 Revised 2015 “Joint Agreements” -
SFAS 67 Revised 2015 “Disclosure of Interests in Other Entities “
- SFAS 68 Revised 2015 “Fair Value Measurement”
- Interpretation of SFAS 30 Revised 2015 “Collection”
- Interpretation of SFAS 31 Revised 2015 “Interpretation of
Scope of SFAS 13 - Investment Property -
SFAS 1 and IFAS 31 will become effective for period beginning January 1, 2017 and an early adoption is allowed while the
other revised and new standards will become effective for the annual period beginning January 1, 2016.
Impact on Financial Statements
At the time of publication of the financial statements, the Company is still evaluating the possible impact of the application of the new
standards and revisions as well as their influence on the financial stataments of the Company.
GOING CONCERN INFORMATION
In 2015, the management did not conduct a specific assessment of the Company’s sustainability. However, based on the SWOT analysis
method that there are nothing that can potentially can generate significant effect on the Company’s sustainability.
The assumptions underlying optimism towards the business continuity management companies, among others:
1. Strength
As the only enterprise that operates in underwriting infrastructure projects with PPP scheme enable the Company
to develop good understanding of the PPP scheme. In relation to the guarantee capacity as an instrument of the
government’s fiscal policy, the Company has access to the state budget, through the injection of government capital in
the form of the State Capital Injection or access to government support in the form of the joint guarantee scheme with the
government and the recovery mechanisms to ensure the financial sustainability of the Company.
147
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Selain itu, sebagai penerima mandat Kebijakan Satu Pelaksana single window policy untuk penjaminan pemerintah bagi
proyek KPBU, Perseroan telah memiliki regulasi bisnis penjaminan yang jelas, Operations Manual yang solid dan telah
dapat diterima oleh institusi kelas dunia seperti World Bank dan institusi keuangan lainnya. Hal-hal tersebut merupakan
kekuatan yang dimiliki oleh PT PII saat ini.
2. Peluang
Melihat kepada rencana Pemerintah sebagaimana dituangkan dalam MP3EI dan PPP Book, potensi pasar bisnis penjaminan
sangat besar mengingat kebutuhan infrastruktur Indonesia yang masif. Seiring berjalannya waktu dan terbentuknya rekam
jejak, PT PII berpeluang meningkatkan kapasitas penjaminan melalui kerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki kegiatan
bisnis serupa. Ketidakpastian dealflow akibat keterbatasan PJPK, juga membuka peluang untuk intensifikasi bisnis
penjaminan antara lain melalui keikutsertaan dalam penyiapan proyek se-awal mungkin.
Sebagai satu-satunya BUPI, terbuka juga peluang untuk ekstensifikasi bisnis penjaminan terkait sektor infrastruktur yang
belum menjadi cakupan PII saat ini, mengingat kompetensi organisasi yang dibangun akan memungkinkan hal tersebut.
Peningkatan status regulasi menjadi Undang-Undang merupakan suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh
PT PII untuk memastikan dasar hukum upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi.
Moreover, as the Mandated Execution agency single window policy of government guarantees for PPP projects, the Company
has established clear regulation of the guarantees mechanism as its main business, solid Operations Manual which has been
accepted by world-class institutions such as the World Bank and other financial institutions. Those things above are the
strength owned by IIGF today.
2. Opportunities
Observing the Government’s plan as outlined in the MP3EI and PPP Book, market potential for guarantee is large considering
indonesia’s massive infrastucture needs. As success story achieved, IIGF has the opportunity to increase the guarantee
capacity through cooperation with third parties who have similar business activities. Dealflow uncertainty due to CA’s
limitation, also opens up opportunities for intensification of the underwriting business, among others through participation
in the projects preparation as early as possible
As the only Guarantee Business Entity, the Company also open up for the opportunity to expand its business related to
infrastructure sector that has not been covered yet by IIGF at this time, taking into account the strong competencies
built by the organization. Improving the regulation status into and Act is an opportunity for IIGF to ensure a legal basis for
business intensification and extension efforts.
TATA KELoLA PERUSAHAAN
06
Source:Antara Foto
CoRpoRATE GoVERNANCE
GCG telah menjadi bagian dari pengelolaan PT PII melalui penerapan suatu sistem yang mencerminkan prinsip-prinsip keterbukaan informasi, akuntabilitas, kesetaraan dan tanggung jawab, guna memberikan nilai
tambah bagi pemegang saham maupun segenap pemangku kepentingan lainnya. GCG has been part of IIGF’s management through the implementation of a system which reflects the principles
of information transparency, accountability, fairness and responsibility, in order to provide added value for shareholders or other stakeholders.
150
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
PERNYATAAN KOMITMEN GCG
STATEMENT OF GCG COMMITMENT
PT PII berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG sebagai dasar peningkatan kinerja Perusahaan dengan secara
terus menerus melakukan pemutakhiran berbagai pedoman, prosedur operasi, manual sesuai dengan perubahan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, program transformasi dan perkembangan Perusahaan.
Pemutakhiran ini dikuatkan dengan sosialisasi dan penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi sebagai komitmen PT PII untuk senantiasa
mengingatkan seluruh stakeholders betapa pentingnya implementasi GCG dalam setiap aktivitas pekerjaan. Dalam
penerapan GCG, PT PII mematuhi berbagai peraturan perundang- undangan yang berlaku serta peraturan internal.
Komitmen terhadap implementasi tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate GovernanceGCG didasarkan pada keinginan
untuk menjadi Perusahaan yang terus tumbuh berkelanjutan. Penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan Perusahaan menjadi
komitmen bersama bagi seluruh Insan Perusahaan, yakni jajaran Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat, dan Karyawan yang meliputi:
IIGF committed to apply GCG principles as the basis of Company’s performance enhancement by continuously updating various
guidelines, operating procedures, and manuals in accordance with the applicable laws and regulations changes, transformation program
and development of the Company.
This update is strengthened through the socialization of information and its implementation. IIGF’s socialization becomes part of
Company’s commitment to constantly remind all stakeholders of the importance of GCG implementation in all its operational activities. By
applying the GCG principles, IIGF complies with various applicable laws and regulations as well as the internal regulations.
Commitment towards Good Corporate GovernanceGCG implementation is in accordance with IIGF’s goal to become a
Company with sustainable growth. The implementation of GCG principles in the Company is a shared commitment of all Company
personnel, namely the Board of Commissioners, Board of Directors, Officers, and Employees which includes:
151
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
PRINSIP-PRINSIP GCG
GCG PRINCIPLES
a. Transparency
Prinsip transparansiketerbukaan transparency, yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi yang relevan mengenai Perusahaan dengan peraturan
perundang-undangan serta standar, prinsip, dan praktisi penyelenggaraan usaha yang sehat.
b. Accountability
Prinsip akuntabilitas accountability, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban Organ Perusahaan
sehingga kinerja Perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien. Perusahaan telah
melakukan tinjauan secara berkala atas struktur organisasi dan melakukan penyempurnaan terhadap struktur organisasi
sebagai acuan bagi segenap insan perusahaan untuk dapat memenuhi tuntutan perkembangan aktivitas usaha dan
dinamika pemangku kepentingan perusahaan.
c. Responsibility
Pertanggungjawaban responsibility, yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha. Bentuk responsibilitas
perusahaan adalah kepatuhan terhadap ketentuan dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
serta peraturan dari Regulator yang berlaku dalam menjalani operasionalnya.
d. Independency
Kemandirian independency, yaitu pengelolaan perusahaan secara mandiri dan profesional serta bebas dari benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktisi penyelenggaraan usaha. Dalam menjalankan fungsi, tugas
dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan atau pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengawasi dan
mengelola kegiatan Perusahaan bertindak secara mandiri terbebas dari tekanan atau pengaruh dari dalam maupun
dari luar Perusahaan yang tidak selaras dengan kepentingan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta prinsip-prinsip pengelolaan korporasi yang sehat.
e. Fairness
KeadilanKesetaraan fairness, yaitu bahwa perusahaan menjamin adanya kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan
terkait perlakukan dan pemenuhan hak-hak segenap pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan perundang- undangan, dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan
praktik penyelenggaraan Perusahaan yang sehat. a.
Transparency The principle of transparencyopenness, that is transparency
in decision-making as well as the disclosure and the provision of relevant Company information in line with laws, regulations
and healthy corporate governance principles.
b. Accountability
Accountability, that is clarity of function and responsibility of all Company organs so that the Company might perform
transparently, fairly, effectively, and efficiently. The Company carries out periodic reviews and improvements of organization
structure as a reference for all Company employees to be able to meet business demands and stakeholder interest.
c. Responsibility
Responsibility, with the Company obeying all laws and regulations, as well as ethical values, standards, principles
and governance practices. The Company’s responsibility takes the form of obedience to laws, government regulation,
ministerial decisions and regulators’ legislation pertaining to the Company’s business activities.
d. Independency
Independence, with the Company managing itself in a self- reliant and professional way, regardless of the particular
interests of any party that do not comply with according regulations, laws, ethical values, standards, principles
or best practices. In carrying out their functions, duties and responsibilities, the Board of Commissioners, Board
of Directors and employees, as well as any other party ordained to carry out tasks on behalf of the Company, act
independently free from any pressures or interest either from any particular interests that do not comply with according
regulations, laws, ethical values, standards, principles or best practices.
e. Fairness
Fairness, with the Company acting in a fair and balanced way with full observance of the rights of all stakeholders,
whether internal or external, which may arise according to agreements, laws, regulations, ethical values, standards,
principles and healthy corporate practices.
152
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
TUJUAN PENERAPAN GCG
THE OBJECTIVES OF GCG IMPLEMENTATION
Tujuan Penerapan GCG di PT PII adalah sebagai berikut: 1.
Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perusahaan Pemegang Saham Dewan Komisaris Direksi,
karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua
pihak terpenuhi.
2. Mendorong dan mendukung pengembangan bisnis PT PII.
3. Mengelola sumber daya secara lebih amanah.
4. Mengelola risiko secara lebih baik.
5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada para pemangku
kepentingan 6.
Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan PT PII.
7. Memperbaiki budaya kerja PT PII.
8. Meningkatkan reputasi dan citra Perusahaan menjadi
semakin baik. The objectives of GCG Implementation in IIGF are to as follows:
1. Control and align the relationship between the Company’s
Organs Shareholders, Board of Commissioners, and Directors, employees, customers, business partners as well
as society and the environment to go well and the interests of all parties are fulfilled.
2. Encourage and support IIGF’s business development.
3. Manage resources in a more trustful manner.
4. Manage risk appropriately.
5. Increase accountability to stakeholders.
6. Prevent deviations in IIGF’s management.
7. Improve IIGF’s work culture.
8. Increase the Company’s reputation and image to be superior.
153
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Untuk mewujudkan tujuan penerapan GCG di PT PII, terdapat sejumlah acuan peraturan yang melandasi, yaitu sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297 Pasal 5 ayat 3;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perusahaan Terbatas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4756;
4. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 28PMK.062013
perihal Penyusunan, Penyampaian Dan Pengubahan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan Perusahaan Persero di Bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri Keuangan.
5. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 88PMK.062015
perihal Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik pada Perusahaan Perusahaan Persero dibawah Pembinaan dan
Pengawasan Menteri Keuangan.
6. Pedoman Tata Kelola dari Komite Kebijakan Governance
KNKG.
Roadmap GCG
PT PII telah memiliki roadmap GCG yang didasarkan pada roadmap GCG yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
KNKG. Mengacu pada roadmap GCG tersebut, sasaran akhir roadmap GCG PT PII adalah terwujudnya Perusahaan sebagai
good corporate citizen sehingga PT PII tumbuh berkelanjutan.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
GOOD CORPORATE COMPANY
GOOD CORPORATE CITIZEN
Memenuhi ketentuan dari peraturan mandatory
maupun voluntary dalam tata kelola perusahaan
Complying with rules and regulation mandatory and
voluntary of corporate governance
Controlling business operation, especially
business risk aspect, effectively
Becoming ethical and responsible citizen of the
industry as well as the social community
Dapat mengendalikan operasi bisnis terutama
aspek risiko usaha secara efektif
Menjadi warga industri maupun masyarakat
social yang etikal dan bertanggungjawab
SASARAN OBJECTIVES
TOLAK UKUR MEASUREMENT
DASAR PENERAPAN DAN ROADMAP GCG
THE BASIS OF GCG IMPLEMENTATION AND ROADMAP
To realize the objectives of GCG implementation in IIGF, there are a number of underlying reference rules, namely as follows:
1. Law of the Republic of Indonesia Number 17 of 2003 on State
Finance State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2003 Number 47, Supplement to the State Gazette of the Republic
of Indonesia Number 4286;
2. Law of the Republic of Indonesia Number 19 of 2003 on State-
Owned Enterprises State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2003 Number 70, Supplement to the State Gazette of the
Republic of Indonesia Number 4297 Article 5, paragraph 3;
3. Law of the Republic of Indonesia Number 40 Year 2007
regarding Limited Liability Company State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2007 Number 106, Supplement to
the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4756;
4. Minister of Finance Regulation PMK No.28 PMK.062013
regarding Preparation, Submission and Amendment of Long- Term Work Plan and Budget of Companies Persero Under
the Guidance and Supervision of the Ministry of Finance.
5. Minister of Finance Regulation PMK Number 88 PMK.06 2015
regarding Implementation of Good Corporate Governance in Companies Persero under the Guidance and Supervision of
the Ministry of Finance.
6. Guidelines for Corporate Governance from the National
Committee on Governance NCG.
GCG Roadmap
IIGF has a GCG roadmap which is based on GCG roadmap compiled by the National Committee on Governance NCG. Referring to the
GCG roadmap, the final target of IIGF’s GCG roadmap is IIGF becomes a “good corporate citizen” so that the Company could grow in a
sustainable manner.
154
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
PENGUKURAN IMPLEMENTASI GCG
MEASUREMENT OF GCG IMPLEMENTATION
STRUKTUR DAN MEKANISME GCG
GCG STRUCTURES AND MECHANISM
Dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas penerapan GCG, PT PII berkomitmen untuk melaksanakan pengukuran
implementasi GCG secara berkala. Pengukuran implementasi GCG akan dilakukan pada tahun 2016.
Struktur GCG
Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Bab I Mengenai Ketentuan Umum Pasal 1, Organ Perusahaan terdiri dari Rapat
Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris.
• Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut
RUPS adalah Organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam Undang Undang dan atau Anggaran Dasar.
• Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat
kepada Direksi.
• Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai Peraturan
Perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
Organ Perusahaan tersebut memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perusahaan menjalankan
In an effort to maintaining and improving the quality of GCG implementation, IIGF is committed to carry out GCG implementation
measurement periodically. The GCG implementation measurement will be conducted in 2016.
GCG structure
In accordance with the Law No. 40 of 2007 Chapter I on Article 1 about General Provisions, the Company’s Organs are composed
of General Meeting of Shareholders, Directors and the Board of Commissioners.
•
General Meeting of Shareholders, hereinafter called the GMS, is the Company’s Organ which has the authority that
is not granted to the Board of Directors or the Board of Commissioners within the limits prescribed in the Act and
or the Articles of Association.
• Board of Commissioners is the organ of the Company which is
in charge of general andor special supervision in accordance with the Articles of Association as well as providing advice
to the Directors.
• Directors is an Organ of the Company which is authorized
and fully responsible for the management of the Company for the interest of the Company, in accordance with the purpose
and objective of the Company and to represent the company, both inside and outside the court in accordance with the
provisions of the Articles of Association.
GMS, the Board of Commissioners and the Directors respect the duties, responsibilities and authorities of each according to the laws
and regulation as well as the Articles of Association.
The Company organs play a key role in the successful implementation of GCG. The Company Organs perform their functions in accordance
155
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
fungsinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perusahaan dan ketentuan lainnya atas dasar
prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk
kepentingan Perusahaan.
Mekanisme Tata Kelola
Governance Mechanism merupakan mekanisme implementasi GCG yang tercermin dalam sistem yang kuat. Hal ini menjadi
penting, karena implementasi GCG tidak cukup hanya dengan mengandalkan pilar struktur GCG governance structure,
melainkan dibutuhkan adanya aturan main yang jelas dalam bentuk mekanisme. Governance mechanism dapat diartikan
sebagai aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan
kontrol pengawasan terhadap keputusan tersebut.
PT PII terus melakukan penyempurnaan kebijakan GCG soft-structure GCG yang dimiliki agar sejalan dengan kebutuhan proses bisnis
maupun ketentuan pelaksanaan GCG bagi Perusahaan. Selain pedoman GCG, PT PII telah menyusun Tata Laksana Kerja bagi
Dewan Komisaris dan Direksi Board Manual, Pedoman Kode Etik Perusahaan Code of Conduct, Piagam Komite Audit, Piagam Audit
Internal Internal Audit Charter, Pernyataan Benturan Kepentingan Conflict of Interest dan berbagai kebijakan dan prosedur dalam
mendukung terlaksananya tata kelola yang baik. Semua kebijakan dan prosedur tersebut dimaksudkan untuk mendorong Perusahaan
mampu melakukan check and balance pada setiap aktivitas bisnis berdasarkan prinsip-prinsip GCG yang berlaku.
with the provisions of laws and regulations, Articles of Association and other provisions on the principle that each organ is independent
in carrying out the duties, functions and responsibilities for the benefit of the Company.
Governance Mechanism
Governance Mechanism is a mechanism of GCG implementation reflected in a strong governance system. GCG implementation
relies not only on the pillar of GCG structure, but also needs a clear rules in a form of mechanism. The Governance mechanism can be
defined as rules, procedures and clear relationship between the parties taking the decision and the parties conducting the control
supervision against the decision.
IIGF continues to improve the existing GCG policies GCG softstructure to be in line with the needs of business process as
well as GCG implementation provision for the Company. In addition to the GCG guidelines, IIGF has compiled Board Manual, Code of
Conduct, Audit Committee Charter, Internal Audit Charter, Conflict of Interest Statement and various policies and procedures to support
the implementation of good governance. All these policies and procedures are intended to encourage the Company to be able to
perform check and balance on any business activity based on the principles of good corporate governance that apply.
156
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents
1 GCG Code
• UU No. 17 Tahun 2003 • UU No. 19 Tahun 2003
• UU No. 40 Tahun 2007 • PMK No. 88 PMK.062015
• PMK No. 28 PMK.062013 • Peraturan Pemerintah No.
45 Tahun 2005 • Peraturan Pemerintah No.
35 Tahun 2009 •
Law No.17 of 2003 •
Law No.19 of 2003 •
Law No.40 of 2007 •
MoF Regulation No.88 PMK.062015
• MoF Regulation No.28
PMK.062013 •
Government Regulation No.45 of 2005
• Government Regulation
No.35 of 2009 Kebijakan dan prosedur sebagai landasan operasional
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan GCG oleh segenap organ dan insan Perusahaan, meliputi:
BAB I PENDAHULUAN BAB II ORGAN PERUSAHAAN
2.1 Rapat Umum Pemegang Saham 2.2 Dewan Komisaris
2.3 Direksi BAB III MANAJEMEN RISIKO
BAB IV TATA KELOLA PENGENDALIAN INTERNAL BAB V TATA KELOLA INFORMASI
BAB VI TATA KELOLA HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN PERUSAHAAN
BAB VII RENCANA JANGKA PANJANG DAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN
BAB VIII PENGUKURAN DAN PELAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
BAB IX PENUTUP
Policies and procedures as operational base for the application of Corporate Governance GCG principles by
entire Company’s organs and personnel, including: BAB I. INTRODUCTION
BAB II ORGANS OF THE COMPANY 2.1 General Meeting of Shareholders
2.2 Board of Commissioners 2.3 Directors
BAB III RISK MANAGEMENT BAB IV INTERNAL CONTROL GOVERNANCE
BAB V INFORMATION GOVERNANCE BAB VI STAKEHOLDERS RELATION GOVERNANCE
BAB VII LONG TERM PLAN AND COMPANY WORK PLAN AND BUDGET
BAB VIII MEASUREMENT AND REPORTING OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BAB IX CONCLUSION
157
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents
2 Board Manual
• PMK No. 88 PMK.062015
• Anggaran Dasar PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia Persero • MoF Regulation No.88
PMK.062015 • Articles of Association of
Indonesia Infrastructure Guarantee Fund
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Perusahaan Perseroan Persero di Bawah Pembinaan dan
Pengawasan Menteri Keuangan, meliputi: BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup
1.3 Referensi BAB II DEWAN KOMISARIS
2.1 Organisasi 2.2 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Dewan
Komisaris 2.3 Pedoman Pembagian Tugas, Wewenang dan
Tanggung Jawab Dewan Komisaris 2.4 Pedoman Kebijakan Pengawasan Dewan
2.5 Rapat Dewan Komisaris 2.6 Pedoman Pengambilan Keputusan Dewan
Komisaris 2.7 Pedoman Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
2.8 Organ Pendukung Dewan Komisaris BAB III DIREKSI
3.1 Organisasi 3.2 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi
3.3 Pembagian Kerja dan Organ Pendukung Direksi 3.4 Rapat Direksi
3.5 Pengambilan Keputusan Direksi 3.6 Penilaian Kinerja Direksi
3.7 Organ Pendukung Direksi 3.8 Pengelolaan Risiko
3.9 Sistem Pengendalian Internal 3.10 Pelaporan
3.11 Penilaian, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan BAB IV TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR ORGAN
PERUSAHAAN 4.1 Rapat
4.2 Perbuatan Direksi yang Memerlukan Persetujuan 4.3 Penunjukan Kantor Akuntan Publik KAP sebagai
Auditor Eksternal 4.4 Pelaporan Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan RKAP 4.5 Pelaporan Pengawasan Dewan Komisaris atas RKAP
4.6 Penyusunan dan Persetujuan Rencana Jangka Panjang RJP Perusahaan
4.7 Program Pengenalan Perusahaan 4.8 Pelaporan Khusus
4.9 Tata Komunikasi dan Korespondensi 4.10 Kekosongan Jabatan dan Pelimpahan Wewenang
4.11 Penetapan Batasan Kewenangan 4.12 Penetapan Remunerasi, Fasilitas dan Tantiem
Direksi Dewan Komisaris 4.13 Etika Berusaha dan Benturan Kepentingan
158
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents Implementation of Good Corporate Governance in Limited
Liability Company Under Guidance and Supervision of the Minister of Finance, including:
CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Purpose and objectives
1.2 Scope 1.3 Reference
CHAPTER II BOARD OF COMMISSIONERS 2.1 Organization
2.2 Duties, Authorities and Responsibilities of Board of Commissioners
2.3 Guidelines of Division of Duties, Authorities and Responsibilities of Board of Commissioners
2.4 Guidelines of Board of Commissioners’ Supervisory Policy
2.5 Meetings of Board of Commissioners 2.6 Guidelines of Board of Commissioners’ Decision
2.7 Guidelines of Board of Commissioners’ Performance Assessment
2.8 Supporting Organs of Board of Commissioners CHAPTER III DIRECTORS
3.1 Organization 3.2 Duties, Authorities and Responsibilities of Directors
3.3 Division of Duties and Supporting Organs of Directors 3.4 Meetings of Board of Directors
3.5 Decision Making of Directors 3.6 Performance Assessment of Directors
3.7 Supporting Organs of Directors 3.8 Risk management
3.9 Internal Control System 3:10 Reporting
3:11 Assessment, Evaluation, and Reporting of
Corporate Governance Implementation CHAPTER IV PROCEDURES FOR WORKING RELATIONS
BETWEEN ORGANS OF THE COMPANY 4.1 Meetings
4.2 Directors’ acts requiring approval 4.3 Appointment of Public Accounting Firm KAP as
External Auditor 4.4 Reporting of Actual Work Plan and Budget WPB
4.5 Reporting of Board of Commissioners Supervision on WPB
4.6 Preparation and Approval of Long-Term Plan RJP of Company
4.7 Introduction Program of Company 4.8 Special reporting
4.9 Communications and Correspondence Procedures 4:10 Job vacancy and Delegation of Authority
4:11 Determination of Authority Limits 4:12 Determination of remuneration, benefits and
tantiem of Directors Board of Commissioners 4:13 Business Ethics and Conflict of Interest
159
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents
3 Code of Conduct
Prinsip-prinsip berkesadaran etis ethical sensibility,
berpikir etis ethical reasoning, dan berperilaku
etis ethical conduct sebagai bagian dari usaha untuk
mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai Perusahaan.
Principles of ethical sensibility, ethical reasoning,
and ethical conduct as part of efforts to realize vision,
mission and values of the Company.
Tata aturan hubungan internal Perusahaan organ perusahaan dan pegawai dan hubungan dengan
Pemangku Kepentingan stakeholders dalam menjalankan bisnis di perusahaan. Adapun isinya meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Visi dan Misi PII 1.2 Tujuan Pembentukan Perusahaan
BAB II PEDOMAN PERILAKU PERUSAHAAN 2.1 Nilai-nilai Perusahaan In-Time
2.2 Pedoman Perilaku Perusahaan BAB III PELAPORAN PELANGGARAN KODE ETIK DAN
PERNYATAAN KEPATUHAN 3.1 Penanganan Pelaporan Pelanggaran Kode Etik
3.2 Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik 3.3 Pernyataan Kepatuhan
Rules governing Company internal relations company organs and employees and relations with Stakeholders in
conducting business in the Company. The contents include: PART I INTRODUCTION
1.1 IIGF Vision and Mission 1.2 Purpose of Company Establishment
CHAPTER II COMPANY CODE OF CONDUCT 2.1 In-Time Corporate Values
2.2 Company Code of Conduct CHAPTER III REPORTING OF CODE OF CONDUCT
VIOLATIONS AND COMPLIANCE STATEMENT 3.1 Handling Code of Conduct Violation Reporting
3.2 Consequences of Code of Conduct Violations 3.3 Statement of Compliance
160
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents
4 Piagam Komite Audit
Audit Committee Charter •
UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas •
UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara •
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005
tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Negara
• Peraturan Menteri
BUMN No. PER-12 MBU2012 tentang
Organ Pendukung Dewan Komisaris
Dewan Pengawas BUMN
• Peraturan Menteri
BUMN No. PER-01 MBU2011 tanggal
1 Agustus tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik GCG pada BUMN
• Law No.1 of 1995
on Limited Liability Company
• Law No.19 of 2003
on State-Owned Enterprises
• Government Regulation
No.45 of 2005 on Establishment,
Management, Monitoring, and
Dissolution of State- Owned Enterprises
• SOE Minister Regulation
No.PER-12MBU2012 on Supporting
Organs of Board of Commissioners
Supervisory Board of SOEs
• SOE Minister Regulation
No.PER-01MBU2011 dated August 1 on
Implementation of Good Corporate Governance
GCG in SOEs Acuan dan pedoman kerja bagi Komite Audit PT PII dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya, yang meliputi: BAB I PENDAHULUAN
BAB II TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG BAB III STRUKTUR, PERSYARATAN KEANGGOTAAN, DAN
MASA JABATAN BAB IV TATA KERJA DAN PROSEDUR KERJA
BAB V PENGANGGARAN DAN PEMBIAYAAN BAB VI PENUTUP
Reference and working guidelines for IIGF Audit Committee in carrying out its duties and authorities, which cover:
CHAPTER I INTRODUCTION CHAPTER II DUTIES, RESPONSIBILITIES, AND
AUTHORITIES CHAPTER III STRUCTURE, MEMBERSHIP REQUIREMENTS
AND TERMS CHAPTER IV WORKING PROCEDURES
CHAPTER V BUDGETING AND FINANCING CHAPTER VI CLOSING
5 Piagam Komite Perencanaan
dan Risiko Usaha Planning and Business Risk
Committee Charter Saat ini PT PII belum memiliki Piagam Komite Perencanaan
dan Risiko Usaha Currently IIGF does not have Planning and Business Risk
Committee Charter yet.
161
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Nama Kebijakan GCG
Name of GCG Policy Dasar Peraturan
Basic Rules Isi
Contents
6 Piagam Satuan Pengawasan
Intern Internal Audit Charter Internal Audit Charter
• Peraturan Pemerintah
RI No. 35 Tahun 2009 tentang Penyertaan
Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahaan
Perseroan Persero di bidang Penjaminan
Infrastruktur
• Anggaran Dasar PT
Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
• Surat Keputusan Direksi
Penjaminan Infrastruktur Indonesia Nomor: SK-
002DIRGEN082010 tentang Operating
Manual PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia
Persero
• Government Regulation
No.35 of 2009 on Republic of Indonesia
Capital Participation for the Establishment
of Limited Liability Company Persero in
the field of Infrastructure Guarantee
• Articles of Association of
Indonesia Infrastructure Guarantee Fund
• Indonesia Infrastructure
Guarantee Fund Directors’ Decree
Number: SK-002 DIRGEN082010 on
Operating Manual of Indonesia Infrastructure
Guarantee Fund Prosedur operasi Internal Audit dalam menjalankan
fungsinya melakukan penelaahan dan pengujian operasional PT PII sebagai organisasi bisnis, yang secara
garis besar mencakup: •
Proses kerja Internal Audit •
Langkah-langkah pelaksanaan tugas audit •
Tata cara penyeliaan tugas-tugas Internal Audit •
Bentuk baku dokumen yang dipergunakan dalam tugas Internal Audit sehari-hari
In carrying out its functions, Internal Audit operating procedures perform review and testing of IIGF operations as
a business organization, which broadly cover: •
Internal Audit Working Process •
Measures of audit assignment implementation •
Procedures for supervision of Internal Audit duties •
Standard form of documents used in day-to-day tasks of Internal Audit
7 Kebijakan Sistem Pelaporan
Pelanggaran Violation Reporting System
Policy Saat ini PT PII belum memiliki Kebijakan Sistem Pelaporan
Pelanggaran, namun saat ini perusahaan sedang menyusun kebijakan dan mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran
whistleblowing system mengacu pada best practice yang ada sebagai implementasi GCG.
IIGF does not have Whistleblowing System Policy yet at present, but the Company is currently drawing up policies
and mechanisms of whistleblowing system which refer to the existing best practices as GCG implementation.
162
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
INFORMASI PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PENGENDALI
INFORMATION ON MAJOR AND CONTROLLING SHAREHOLDER
Pemegang saham utama dan pengendali PT PII adalah Kementerian Keuangan Negara Republik Indonesia yang memegang 100
saham Perusahaan, dimana PT PII sebagai BUMN memiliki fungsi dan mandat yang berdampak pada pelaksanaan kebijakan fiskal
pemerintah dikelola langsung oleh Kementerian Keuangan.
100
Kepemilikan Saham PT PII 100 dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. IIGF Shareholding is 100 owned by the Republic of Indonesia.
Tidak terdapat kepemilikan individu dalam saham Perusahaan. There is no individual ownership in the shares of the Company
IIGF’s sole shareholder is the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, who holds 100 of the Company shares. As a SOE, IIGF’s
function and mandate may affect the implementation of government fiscal policy directly managed by the Ministry of Finance.
163
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS selaku organ tertinggi dalam organ perusahaan yang berfungsi sebagai forum bagi para
pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dan didasarkan pada kepentingan usaha Perusahaan.
Selaku pemegang kuasa dari pemegang saham, Direktur Jenderal Kekayaan Negara bertindak selaku RUPS.
Dalam RUPS, pemegang saham berhak mendapatkan informasi berkaitan dengan Perusahaan dari Dewan Komisaris dan atau
Direksi sepanjang sejalan dengan kepentingan Perusahaan. Kewenangan RUPS antara lain:
a. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan
Dewan Komisaris; b.
Memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha Perusahaan dalam jangka panjang
dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan;
c. Memberikan persetujuan Laporan Tahunan termasuk
pengesahan Laporan Keuangan serta tugas; d.
Pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang- undangan dan Perusahaan;
e. Kewenangan lainnya sebagaimana diatur pada Perusahaan;
f. Mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil
serta dapat dipertanggung jawabkan; g.
Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Mengacu kepada Perusahaan, terdapat dua jenis RUPS, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan meliputi Berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan RUPS terdiri atas: 1.
RUPS Tahunan yang diselenggarakan tiap tahun paling lambat 6 bulan setelah tahun buku Perusahaan ditutup.
2. RUPS Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang
diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
RUPS Tahunan
Pada tahun 2015, PT PII menyelenggarakan 2 kali RUPS Tahunan, yang diselenggarakan yaitu pada 1 April 2015, dan 18 Desember
2015. Adapun agenda dan keputusan atas penyelenggaraan RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada 1 April 2015 yaitu
sebagai berikut: The General Meeting of Shareholders GMS is the highest body
representing shareholders in the Company, with the right to make important decisions linked to and based on Company’s interests. As
a proxy for the shareholders, the Director General of State Assets of the Ministry of Finance acts on behalf of the GMS.
In the GMS forum, shareholders have the right to obtain information related to the Company from the Boards of Commissioners and
Directors. The GMS’ authorities cover:
a. Conducting appointment and dismissal of members of the
Boards of Commissioners and Directors; b.
Making decisions needed for the long and short term interest of the Company according to laws and regulations and
Articles of Association;
c. Issuing approval on the Annual Report including ratification
of the Financial Report and duties; d.
Supervision of the Board of Commissioners according to laws, regulations and Articles of Association;
e. Other authorities as stipulated in the Company’s Articles of
Association; f.
Making decisions through the process that is open, fair, and accountable;
g. Implementation of good corporate governance according to
its authority and responsibility. As stipulated in the Company’s Articles of Association, there are
two types of GMS: Annual GMS and Extraordinary GMS. Based on the Company’s Articles of Association, GMS consists of:
1. Annual GMS, to be held every year no later than six months
after the end of the preceeding fiscal year. 2.
Extraordinary GMS, to be held when and if necessary.
Annual GMS
In 2015, IIGF held two AGMs on April 1, 2015, and December 18, 2015. The agenda and resolution of the AGM held on April 1, 2015
are as follows:
164
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
RUPST Laporan Tahunan
GMS of Annual Report
No Agenda
Agenda Keputusan
Decision
Pelaksanaan Keputusan RUPS Implementation of the decisions
of the AGM
1 Persetujuan Laporan Tahunan Perusahaan Tahun
Buku 2014, yang meliputi: a.
Pengesahan atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2014
b. Pengesahan atas Laporan Keuangan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2014
c. Pemberian Pelunasan dan Pembebasan
Sepenuhnya acquit et de charge kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan atas tindakan pengawasan dan pengurusan yang telah dijalankan selama
tahun buku 2014 d.
Persetujuan Pencapaian Kinerja Manajemen sesuai kontrak Manajemen Tahun buku 2014
Approval of the Company’s Annual Report for the Fiscal Year 2014, which includes:
a. Ratification of the Financial Report for the
Fiscal Year 2014 b.
Ratification of the Financial Report of the Partnership and Community Development
Program for the Fiscal Year 2014 c.
Provision of full release and discharge acquit et de charge to the members of the Boards
of Commissioners and Directors for their supervision and management during the
financial year 2014
d. Approval of the Management Performance
Achievement in line with the Management Contract for the fiscal year 2014
1. Mengesahkan Laporan Keuangan Perusahaan
Tahun Buku 2014 2.
Mengesahkan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku
2014 3.
Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya acquit et de charge kepada
seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan atas tindakan pengawasan dan
pengurusan yang telah dijalankan selama tahun buku 2014
4. Menyetujui pencapaian kinerja manajemen
sesuai Kontrak Manajemen Tahun buku 2014 1.
To ratify the Company’s Financial Report for the Fiscal Year 2014
2. To ratify the Financial Report of Partnership
and Community Development Program for the Fiscal Year 2014
3. To provide full release and discharge acquit
et de charge to the members of the Boards of Commissioners and Directors for their
supervision and management during the financial year 2014
4. To approve the Management Performance
Achievement in line with the Management Contract for the fiscal year 2014
Telah dilaksanakan seluruhnya Have been carried out entirely
2 Penetapan keputusan gajihonorarium dan
tunjangan faslitas Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan untuk Tahun Buku 2015
Stipulation of salaryhonorarium and fringe benefit of the Company’s Boards of Commissioners and
Directors for the Fiscal Year 2015 Menyetujui penetapan gajihonorarium dan
tunjanganfasilitas bagi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk Tahun Buku 2015, akan
ditetapkan secara terpisah melalui Keputusan Pemegang Saham yang akan dilakukan secara
To approve the salaryhonorarium and allowances fringe benefit stipulations for the Boards of
Commissioners and Directors for fiscal year 2015, it will be determined separately by the Decision of the
Shareholders carried in a circular manner. Telah dilaksanakan seluruhnya
Have been carried out entirely
165
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
3 Penetapan keputusan penggunaan Laba Bersih
Perusahaan Tahun buku 2014 serta pembayaran tantiem
Stipulation of the Company Net Income utilization for the fiscal year 2014 as well as payment of bonuses.
Persetujuan atas penggunaan Laba Bersih Perusahaan Tahun buku 2014 serta pembayaran
tantiem, akan ditetapkan secara terpisah melalui Keputusan Pemegang Saham yang akan dilakukan
secara
The approval of the utilization of Company’s net income for the fiscal year 2014 as well as payment of bonuses,
will be determined separately by the Decision of the Shareholders.
Telah dilaksanakan seluruhnya Have been carried out entirely
4 Penetapan kantor Akuntan Publik yang mencakup:
a. Pelimpahan wewenang kepada Dewan
Komisaris untuk mengusulkan dan melakukan proses penunjukkan Kantor Akuntan Publik
untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2015
b. Penetapan atas penunjukkan Kantor Akuntan
Publik yang diusulkan oleh Dewan Komisaris sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan
sebagaimana dimaksud pada angka 4.a Appointment of the Independent Public Accountant
Office, including: a.
Delegation of authority to the Board of Commissioners to propose and carry out the
appointment process of a Public Accountant to audit the Company’s Financial Report for
the Fiscal Year 2015
b. Ratification on the appointment of the
Public Accountant proposed by the Board of Commissioners in accordance with the
delegation provided authorities. Menyetujui pelimpahan wewenang kepada Dewan
Komisaris untuk mengusulkan dan melakukan proses penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk
mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2015 Penetapan atas Kantor Akuntan
Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2015 ditetapkan secara
terpisah melalui keputusan Pemegang Saham yang akan dilakukan secara sirkuler.
Approving the delegation of authority to the Board of Commissioners to propose and to have appointment
process for independent Public Accountant Office to audit the Company’s Financial Report for the Fiscal
Year 2015. The appointment of the Public Accountant Office was conducted separately by the decision of
the Shareholders carried in a circular manner. Telah dilaksanakan seluruhnya
Have been carried out entirely
RUPS Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP
Pada tahun 2015, PT PII menyelenggarakan RUPST RKAP untuk tahun buku 2016, yang diselenggarakan pada 18 Desember 2015
Adapun agenda dan keputusan atas penyelenggaraan RUPS Luar Biasa pada tahun 2015, yaitu sebagai berikut:
No Agenda
Agenda Keputusan
Decision Pelaksanaan Keputusan
Implementation of the Decision
1 Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero Tahun 2016 dua ribu enam belas
Discussion of the Work Plan and Budget of Indonesia Infrastructure Guarantee Fund for the year 2016.
Menyetujui dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia Persero Tahun 2016 dua ribu enam belas
To approve and ratify the Work Plan and Budget of Indonesia Infrastructure Guarantee Fund for
the year 2016. Telah dilaksanakan seluruhnya
Has been carried out entirely
GMS of Work Plan and Budget WPB
In 2015, IIGF held one GMS of WPB for the financial year 2016, which was held on December 18, 2015. The agenda and the resolution of
the Extraordinary GMS in 2015, are as follows:
166
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
2 Pengesahan Kontrak Manajemen yang disampaikan
oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero sebagai pedoman pelaksanaan RKAP
Perusahaan Tahun 2016 dua ribu enam belas.
Ratification of the Contract Management delivered by Indonesia Infrastructure Guarantee Fund as guidance
of the Company’s WPB for the Year 2016. Menyetujui dan mengesahkan Kontrak
Manajemen PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero Tahun 2016 dua ribu
enam belas
To approve and ratify the Contract Management of Indonesia Infrastructure Guarantee Fund for
the year 2016. Telah dilaksanakan seluruhnya
Has been carried out entirely
Tindak Lanjut Hasil RUPS Sebelumnya
Pada Tahun 2014, perusahaan telah melaksanakan 1 satu kali RUPS Tahunan mengenai Laporan Tahunan Tahun 2013 pada
tanggal 29 April 2014.
No Agenda
Agenda Pelaksanaan Keputusan RUPS
Implementation of the decisions of the AGM
1 Pemberian persetujuan dan pengesahan terhadap Laporan Tahunan dan
Perhitungan Rugi-Laba Tahunan Perusahaan untuk tahun buku 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rekan, dengan
pendapat wajar dalam semua hal yang material serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et de charge
kepada Direksi Perusahaan atas jalannya pengurusan serta pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Approval and ratification of the Company’s Annual Report and Annual Income Loss Statement for the financial year 2013, audited by the Public Accountant Tanudiredja,
Wibisana Partners, with unqualified opinion in all material respects, and provision of full release and discharge volledig acquit et de charge to the Company’s
Directors for its management function, as well as to the Board of Commissioners for its supervisory functions.
Telah dilaksanakan seluruhnya Has been carried out entirely
2 Pengesahan atas Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PKBL Tahun Buku 2013 dan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et de charge kepada Direksi Perusahaan atas
jalannya pelaksanaan program PKBL tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.
Ratification of the Financial Report of the Partnership and Community Development Program PKBL for the financial year 2013, and provision of full release and discharge
volledig acquit et de charge to the Company’s Directors for the management of the PKBL program, supervisory function by the Board of Commissioners.
Telah dilaksanakan seluruhnya Has been carried out entirely
3 Persetujuan Pencapaian Kinerja Manajemen sesuai Kontrak Manajemen Tahun
Buku 2013 Revisi Approval of the Management Performance Achievement in line with the financial
year 2013’s Revised Management Contract Telah dilaksanakan seluruhnya
Has been carried out entirely
Follow-up Results of Previous AGM
In 2014, the Company conducted one Annual GMS regarding the 2013 Annual Report on April 29, 2014.
167
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
No Agenda
Agenda Pelaksanaan Keputusan RUPS
Implementation of the decisions of the AGM
4 Menyetujui ketetapan besaran gajihonorarium dan tunjangan fasilitas Direksi dan
Dewan Komisaris Perusahaan untuk Tahun Buku 2014. Approval of the amount of salary honorarium and fringe benefits stipulations for the
Boards of Commissioners and Directors for the Fiscal Year 2014. Telah dilaksanakan seluruhnya
Has been carried out entirely
5 Menyetujui ketetapan penggunaan Laba Bersih
Perusahaan Tahun Buku 2013 serta pembayaran tantiem. Approval of the utilization of Company’s net income for the fiscal year 2014 as well
as payment of bonuses. Telah dilaksanakan seluruhnya
Has been carried out entirely
6 Menetapkan Kantor Akuntan Publik yang mencakup:
a. Pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk mengusulkan dan
melakukan proses penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan untuk Tahun Buku 2014 dan Laporan
Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perusahaan Tahun Buku 2014.
b. Penetapan atas penunjukkan Kantor Akuntan Publik yang diusulkan oleh
Dewan Komisaris sesuai pendelegasian kewenangan yang diberikan Appointment of the Independent Public Accountant Office, including:
a. Delegation of authority to the Board of Commissioners to propose and carry
out the appointment of a Public Accountant to audit the Company’s Financial Report for the Fiscal Year 2015
b. Ratification on the appointment of the Public Accountant proposed by
the Board of Commissioners in accordance with the delegation provided authorities.
Telah dilaksanakan seluruhnya Has been carried out entirely
168
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa PT PII melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris, Komite
Audit, dan Tenaga Ahli Manajemen Risiko.
Komposisi Dewan Komisaris
Sampai dengan 31 Desember 2015, Dewan Komisaris terdiri dari 3 tiga orang dengan komposisi keanggotaan Dewan Komisaris terdiri
atas 1 satu orang Komisaris Utama dan 2 dua orang Komisaris.
Komposisi Dewan Komisaris PT PII adalah sebagai berikut:
Nama Name
Jabatan Position
Tanggal Pengangkatan Date of Appointment
Perkiraan Akhir Masa Jabatan Estimated End of Term
Luky Alfirman Komisaris Utama
President Commissioner 31 Desember 2014
December 31, 2014 31 Desember 2019
December 31, 2019 Ayu Sukorini
Komisaris Commissioner
31 Desember 2014 December 31, 2014
31 Desember 2019 December 31, 2019
Iskandar Komisaris
Commissioner 19 Agustus 2014
August 19, 2014 19 Agustus 2019
August 19, 2019
diangkat kembali sebagai Komisaris Perusahaan sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 631KMK.062014 tanggal 29 Desember 2014
diangkat sebagai Komisaris Perusahaan sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.388KMK.062014 tanggal 19 Agustus 2014
Program Pengenalan
Bagi Anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat diberikan Program Pengenalan. Penanggung jawab program berada pada
Divisi Corporate Secretary. Mengacu pada PMK 882015 Pasal 71 Ayat 3, materi program pengenalan mencakup:
a.
Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola oleh Perusahaan; b.
Gambaran mengenai Perusahaan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi,
strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit; dan
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan. Pada tahun 2015, tidak terdapat pengangkatan Anggota Dewan
Komisaris baru, sehingga tidak terdapat Program Pengenalan yang diberikan.
The Board of Commissioners is the Company’s organ which is collectively responsible for supervising and advising the Board
of Directors and ensuring that IIGF implements GCG within all levels of the organization. In order to support its duties, the Board
of Commissioners is assisted by the Secretary of the Board of Commissioners, the Audit Committee and the Risk Management
Expert.
The Composition of the Board of Commissioners
As of December 31, 2015, the Board of Commissioners consisted of 3 three people with the following composition: 1 one President
Commissioner and two 2 Commissioners.
The composition of the Board of Commissioners of IIGF is as follows:
Reappointed as Commissioner of the Company in accordance with Minister of Finance Decree No.631KMK.062014 dated December 29, 2014
Appointed as Commissioner of the Company in accordance with Minister of Finance Decree No.388KMK.062014 dated August 19, 2014
Induction Program
Newly appointed members of the Board of Commissioners are given Induction Program. Person in charge for the program is Corporate
Secretary Division. Referring to MoF Regulation No.882015 Article 71 Paragraph 3, the Induction program material includes:
a.
Implementation of governance principles by the Company; b.
Description concerning the Company related to the objectives, nature, scope of activities, financial and operational
performance, strategy, short-term and long-term business plans, competitive position, risks and other strategic issues;
c. Information related to delegation of authority, internal and
external audits, internal control system and policies, including Audit Committee; and
d. Information regarding duties and responsibilities of Board of
Commissioners and Directors as well as prohibited matters. In 2015, there was no appointment of new member of Board of
Commissioners, so there was no introduction program conducted.
169
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris PT PII memiliki komposisi yang beragam, baik dari pendidikan bidang studi, pengalaman kerja, usia, dan jenis
kelamin, sebagai berikut:
No Nama
Name
Usia tahun
Age years Jenis
Kelamin Gender
Pendidikan Education
Latar Belakang Pengalaman Kerja Work Experience Background
1 Luky
Alfirman 46
Laki-laki Male
• S1 Teknik Industri, Institut
Teknologi Bandung •
Master MA di bidang ekonomi, University of Colorado, Boulder,
AS •
Doktor Ph.D., University of Colorado
• Bachelor of Industrial Engineering,
Institute of Technology Bandung •
Master MA of Economics, University of Colorado, Boulder,
US •
Doctor Ph.D. of University of Colorado
Luky Alfirman memulai karirnya di Kementerian Keuangan sejak tahun
1995 dan memiliki keahlian di bidang Kebijakan Ekonomi Makro. Beliau
telah mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan lanjutan dalam bidang
Perpajakan, Manajemen Risiko, Good Governance dan Leadership, yang
diselenggarakan berbagai institusi ternama di dunia.
Luky Alfirman started his career at the Ministry of Finance since 1995
and has expertise in the field of Macro Economic Policy. He has
attended various trainings and further education in the areas of Taxation,
Risk Management, Good Governance and Leadership, held at a variety of
reputable institutions in the world.
2 Ayu
Sukorini 49
Perempuan Female
• S1 Ekonomi, Universitas Satya
Wacana •
Master of Arts in Economics, Universitas Colorado, Denver, AS.
• Bachelor of Economics, University
of Satya Wacana •
Master of Arts in Economics, University of Colorado, Denver,
USA. Ayu Sukorini telah bertugas selama
hampir 22 tahun di Kementerian Keuangan dan memiliki eksposur
yang kuat di bidang Pengelolaan Utang Negara terutama pada bidang
Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan.
Ayu Sukorini had served for nearly 22 years in the Ministry of Finance and
had strong exposure in the field of State Loan Management especially
in the field of Planning and Policy Formulation.
3 Iskandar
62 Laki-laki
Male S1 Ekonomi Universitas Sriwijaya,
Palembang Bachelor of Economics, University of
Sriwijaya, Palembang Iskandar telah cukup lama
berkecimpung di bidang keuangan dan memiliki keahlian di bidang
Perbendaharaan setelah sebelumnya bertugas di Direktorat Jenderal
Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan.
Iskandar had extensive experience and expertise in the Treasury after
previously served in the Directorate of Budget and Treasury of the Ministry of
Finance.
The Diversity of the Composition of the Board of Commissioners
IIGF’s Board of Commissioners has a diverse composition, both within education field of study, work experience, age, and gender.
170
Laporan Tahunan 2015 Annual Report PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Independensi Dewan Komisaris dan Komisaris Independen
Seluruh anggota Dewan Komisaris PT PII bertindak independen dan bebas intervensi dari pihak manapun. Sampai dengan akhir
tahun 2015, PT PII belum menunjuk Komisaris Independen.
R a n g k a p Ja b a t a n d a n B e n tu ra n Kepentingan
Selama tahun 2015, tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris di
BUMN lainnya.
Untuk meminimalisir terjadinya benturan kepentingan, setiap anggota Dewan Komisaris juga diwajibkan untuk membuat Daftar
Khusus, yang berisikan keterangan kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris danatau keluarganya pada Perusahaan maupun
perusahaan lain.
Pedoman Kerja Dewan Komisaris
Dalam hubungannya dengan organ perusahaan lainnya terkait pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, PT PII telah
menyelesaikan penyusunan revisi Tata Laksana Kerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi Board Manual yang berisi panduan bagi
Dewan Komisaris dan menjelaskan hubungan, komunikasi, dan aktivitas antara organ Perusahaan tersebut secara terstruktur,
sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, sehingga diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi selaras
dengan prinsip-prinsip GCG.
Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham serta praktik-praktik terbaik best practices GCG.
Isi dari Board Manual sebagai berikut: