mengekspresikan kebebasan yang sopan, yang diberikan saat tahtim dan tahto tahtum. Di ujung persembahan musik memainkan bagian tahtim atau tahto
sebagai coda persembahan. Suara gendang dalam densitas kuat atau senting. Kemudian berakhirlah persembahan satu repertoar tari dan musik zapin tersebut.
Ini pola umum pertunjukan zapin di Alam Melayu.
5.4 Struktur Musik Zapin 5.4.1 Alat-alat Musik Melayu dan yang Digunakan dalam Ensambel Zapin
Berdasarkan sistem klasifikasi yang ditawarkan oleh Curt Sachs dan Eric M. Von Hornbostel
307
, maka keseluruhan alat-alat musik Melayu Sumatera Utara dapat dikelompokkan ke dalam klasifikasi: 1 idiofon, penggetar utamanya
badannya sendiri; 2 membranofon, penggetar utamanya membran; 3 kordofon, penggetar utamanya senar; dan 4 aerofon, penggetar utamanya kolom udara.
Dalam kebudayaan musik Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara, alat-alat musik yang termasuk ke dalam klasifikasi idiofon adalah: tetawak, gong, canang,
calempong, ceracap kesi, dan gambang. Alat-alat musik yang termasuk ke dalam klasifikasi membranofon adalah: gendang ronggeng
308
, gendang rebana hadrah, taar, kompang, gendang silat gendang dua muka, gedombak, tabla, dan baya.
307
Curt Sachs, dan Eric M. Von Hornbostel, 1914. “Systematik der Musikinstrumente.” Zeitschrift für Ethnologie. Berlin: Jahr. Juga terjemahannya dalam bahasa Inggeris, Curt Sachs dan
Eric M. von Hornbostel, “Classification of Musical Instruments.” Terjemahan Anthony Baines dan Klaus P. Wachsmann. Ethnomusicology: An Introduction. Helen Myers ed.. New York: The
Macmillan Press, 1992.
308
Dalam konteks Dunia Melayu, alat musik gendang ronggeng ini memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Di Riau, Jambi, dan Palembang, alat musik ini disebut dengan gendang
Medan, karena mereka banyak membeli gendang ini dari Medan, buatan Yusuf Wibisono, Ahmad Setia, Syahrial Felani, Retno Ayumi dan lainnya. Sementera di Semenanjung Malaysia, alat musik
gendang ronggeng ini lazim disebut dengan rebana. Dari semua tempat di kawasan Dunia Melayu, gendang ronggeng buatan orang-orang dari Medan dianggap memiliki kualitas yang relatif baik,
dan disertai dengan ornamentasi yang khas pula.
Universitas Sumatera Utara
Alat-alat musik kordofon di antaranya adalah: ‘ud, gambus, biola, dan rebab. Alat-alat musik aerofon di antaranya adalah: akordeon, bangsi, seruling, nafiri,
dan puput batang padi. Dari keberadaan alat-alat musik yang dipergunakan, kita dapat melihat
bahwa etnik Melayu mempunyai alat-alat musik yang berciri khas dari alur utama kebudayaannya dan juga menyerap musik luar dengan tapisan budaya.
Transformasi yang terjadi adalah untuk pengkayaan khasanah. Keberadaan alat- alat musik tersebut juga mengalami proses kesejarahan. Misalnya alat musik pra-
Islam contohnya adalah gong, tetawak, dan gendang ronggeng. Kemudian selepas masuknya Islam mereka juga menyerap alat-alat musik khas Islam seperti ‘ud dan
gedombak darabuka. Kemudian dengan masuknya Portugis, Inggris, dan Belanda, mereka menyerap alat musik akordeon dan biola
309
. Kemudian diteruskan dengan mengambil alat musik saksofon, klarinet, trumpet, drum trap
set, gitar akustik, gitar elektronik, dan yang terkini adalah keyboard. Walaupun mempergunakan alat musik dari budaya luar, namun struktur
musiknya khas garapan Melayu. Selain itu, musik dari luar ini dianggap menjadi bagian dari musik tradisi Melayu. Dari keadaan ini tampaklah bahwa proses
transformasi sosiobudaya musik mengikuti sejarah budaya seperti yang telah diuraikan dia atas.
309
Para penganut teori difusi di dalam etnomusikologi meyakini bahwa alat musik biola Barat berasal dari alat musik spike fiddle Muslim, yang secara umum disebut rebab. Kemudian
menjadi bowed lute Eropa pada abad pertengahan, yang disebut rebec sampai kemudian berkembang menjadi biola modern violin. Kemudian kedua jenis alat musik yang memiliki asal-
usul sama ini, sampai juga ke Dunia Melayu Nusantara, tetapi melalui dua peradaban yang berbeda—biola dari Eropa dan rebab dari Timur Tengah. Lebih jauh lihat Albert Seay 1975:75.
Universitas Sumatera Utara
Dengan bergulirnya waktu, maka teknologi elektronika dunia turut pula diserap oleh etnik Melayu. Pada masa kini ensambel musik ronggeng, peranan
musikalnya sering pula diganti dalam bentuk band orkes dan kombo Melayu, dengan menggunakan alat-alat musik yang berasal dari Barat. Pada pesta-pesta
pernikahan, kalau pada mulanya disajikan musik dan tari inai, silat, hadrah, marhaban, dan joget, kini telah digantikan secara “efektif” dengan keyboard
buatan Jepang, dengan berbagai merek seperti KN Technic 1000, 2000, 6000. Alat musik ini dapat menghasilkan berbagai jenis suara alat musik, membutuhkan
hanya seorang pemain alat musik. Berbagai lagu bisa diprogram dalam alat musik ini, melalui sistem MIDI atau sejenisnya.
Ensambel musik zapin yang terdapat di wilayah budaya Melayu Serdang biasanya menggunakan: a satu buah gambus atau ‘ud yang lebih sering adalah
gambus; b satu buah akordon atau harmonium; c satu buah biola; d empat sampai tujuh buah gendang marwas; e satu atau dua buah gendang ronggeng.
Alat-alat musik inilah yang menjadi musik khas zapin di kawasan Serdang. Seiring bergulirnya waktu, dan terjadi modernisasi ada juga di antara kelompok-
kelompok zapin di Serdang yang menggunakan alat musik keyboard yang diprogram untuk iringan tarian zapin.
5.4.2 Peranan Alat Musik dan Tekstur
Dari alat-alat musik di atas, peran utama alat-alat musik dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu alat musik pembawa melodi dan alat
musik pembawa ritme atau rentak. Yang paling menonjol pembawa melodi adalah
Universitas Sumatera Utara
gambus dan yang paling menonjol membawakan ritme adalah alat musik marwas. Tekstur yang dihasilkan oleh musik zapin di kawasan Serdang adalah heterofoni,
yaitu masing-masing alat pembawa melodi dan kadang disertai vokal membentuk jalinan melodi yang hampir sama garis dasarnya namun dengan menggunakan
variasi-variasi individual dan kemampuan virtuoso para pemainnya, yang memperkaya garapan melodis. Ekspresi spontanitas dalam melakukan hiasan
melodi ini juga menjadi bagian penting dalam menghasilkan heterofoni tersebut.
5.4.3 Hubungan Musik dan Tari Zapin
Zapin memiliki struktur tari dan musik, yang dihasilkan oleh sistem estetika di mana ia tumbuh dan berkembang Struktur musik zapin dapat dilihat
dari instrumentasi ensambel, tangga nada, wilayah nada, nada dasar, ambitus, pola ritme, metrum, dan sejenisnya. Struktur musik dan struktur tari memiliki kaitan
yang sangat erat. Pertunjukan zapin biasanya dimulai dengan bunyi alat musik pembawa
maqam dalam gaya free meter. Ini disebut dengan taksim. Pada saat ini biasanya penari masuk ke pentas dengan disertai gerak sembah. Selepas itu masuklah lagu
dan tari zapin secara bersamaan yang diikat dalam rentak zapin dan meter empat secara siklusnya. Tari di sini dikembangkan dengan berbagai ragam gerak seperti
alif, pecah, langkah, sut, anak ayam, dan tahto. Dalam tari zapin, ada berbagai aspek yang hendak dikomunikasikan. Tari
zapin umumnya terdiri dari tiga fase, yaitu: a pembuka yang terdiri dari sembah sembah duduk, berdiri langkah sebelah, dan langkah belakang; b isi yang
Universitas Sumatera Utara
terdiri daripada gerak ragam ragam satu, ragam dua, ragam tiga, ragam empat, ragam lima, ragam enam, ragam langkah belakang, ragam siku keluang; gerak
anak anak ayam, anak ikan, buang anak; gerak lompat lompat kecil, pisau belanak, pisau belanak kecil, pisau belanak besar; gerak pecah pecah dua, pecah
empat, pecah enam, pecah lapan, pecah sepuluh, pecah dua belas; dan c bagian variasi, yaitu tahto dan tahtim. Adapun yang hendak dikomunikasikan dalam tari
zapin ini adalah bahwa siapapun yang hendak melakukan persembahan mestilah memberi hormat kepada penonton sesuai dengan panduan budaya Melayu.
Kemudian dalam persembahan para pemain terikat oleh norma-norma tarian yang digariskan oleh adat dan budaya Melayu. Namun selain itu sebagai manusia kita
juga perlu mengekspresikan kebebasan yang sopan, yang diberikan saat tahtim dan tahto tahtum. Di ujung persembahan musik memainkan bagian tahtim atau
tahto sebagai coda persembahan. Suara gendang dalam densitas kuat atau senting. Kemudian berakhirlah persembahan satu repertoar tari dan musik zapin tersebut.
Ini pola umum pertunjukan zapin di Alam Melayu. Ensambel musik zapin di Alam Melayu dikembangkan dari gabungan dua
jenis alat musik, yaitu alat musik pembawa melodi dan alat musik pembawa ritme rentak. Alat musik pembawa melodi untuk mengiringi zapin adalah: a gambus
Melayu atau ‘ud Arab, b harmonium, c akordeon, dan d biola. Gambus zapin Melayu ini adalah alat musik menyerupai ud oud di Timur
Tengah berbentuk seludang kelapa yang dibuat dari batang nangka. Pada tengah- tengah resonatornya ditutup dengan kulit sapi, kerbau atau kulit kambing yang
sudah diraut tipis. Jumlah dawai gambus selodang ini adalah 7 tujuh yang terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari tiga senar ganda dan satu senar tunggal, yang semuanya disetel berpasangan kecuali senar paling atas nada paling rendah batang petikan, tetapi pada akhir-
akhir ini ada kemungkinan bertambah menjadi 9 sembilan atau 11 sebelas, seperti pada ud Arab. Pada mulanya dawai ud Arab dibuat dari usus binatang gut
atau dari sutera yang pernah dikerjakan oleh orang Persia-Perbatasan Cina, tetapi senar ud pada masa kini telah digantikan oleh nilon. Sedangkan gambus selodang
sekarang ini senarnya memakai dawai gitar atau juga tali nilon. Penyetelan dawai biasanya menggunakan nada C atau D untuk senar kesatu, yakni ADGC atau
BEAD, dengan masing-masing jarak 2 ½ nada, yaitu interval jarak dari nada awal menuju ke bawah makin rendah, disebut kwart murni.
Pemetik biasanya menggunakan ‘pic’ yang terbuat dari tanduk yang diraut sehingga fleksibel ketika dimainkan dengan tangan kanan. Orang Arab
menamakan ‘pic’ ini dengan nama risha, dan mizrap oleh orang Turki. Biasanya juga digunakan bahan dari plastik, map, atau juga sekarang dipakai pemetik gitar
yang agak lembut. Ud kemungkinan berasal dari Persia, yang merupakan alat musik keemasan bangsa Arab. Sedangkan gambus selodang, biarpun asal-
muasalnya dari Timur Tengah juga, tetapi sudah merupakan milik orang Melayu. Menurut cerita mitos yang didapat oleh Sarkam dari Wan Syeikh Ali
310
, berasal dari Nabi Daud, yang meniru betis perempuan isterinya yang terlihat ketika
sedang menari di depan Daud. Kepala gambus disebut dengan istilah tapak-kuda atau merupakan telapak kaki perempuan, sedangkan badan gambus yang
berfungsi sebagai resonator berasal dari meniru betis perempuan.
310
http:www.pasulukanlokagandasasmita.com
Universitas Sumatera Utara
Bisa dipilih salah satu atau gabungan antara alat-alat musik pembawa melodi itu. Orientasi garapan musik adalah melodis yang membentuk tekstur
heterofoni. Masing-masing alat pembawa melodi membentuk melodi yang sama dan saling memberikan improvisasi. Sementara alat musik pembawa rentak
adalah: a beberapa 2 atau lebih gendang marwas, b dok gendang silindris, c gendang ronggeng, d marakas, e nekara, dan lainnya.
Marwas, atau disebut juga dengan meruas, merwas, adalah alat musik jenis gendang yang sangat berfungsi dan berarti sebagai pengatur tempo atau
rentak. Dalam satu ensembel musik zapin biasanya memakai tiga marwas atau lebih. Sebagai pengatur tempo, alat musik marwas yang dalam kebudayaan
Melayu digunakan untuk mengiringi tari zapin bersamaan dengan alat musik gambus selodang yang disebut dengan ‘ud di Semenanjung Arab. Jika dilihat dari
sejarah awalnya, musik rentak ini berasal dari kawasan Timur-Tengah, tepatnya Kuwait dengan istilah tempo atau rentak iramanya disebut dengan quwati.
Bentuk alat musik perkusi marwas ini terdiri dari dua muka. Bahan yang dipergunakan untuk membuat badan marwas atau gendang zapin yang berfungsi
sebagai resonator umumnya dibuat dari batang kayu cempedak, ciku, atau durian, dengan diameter lebih-kurang 15 hingga 20 sentimeter. Penutup kulit badan
marwas terbuat dari kulit kambing atau kulit sapi yang ditipiskan, diikat dengan tali rotan, tali kambing, atau tali yang terbuat dari kulit sapi, pada lingkaran
penarik yang dilingkar dengan kawat pada kedua permukaannya. Alat musik marwas termasuk ke dalam klasifikasi alat musik membranophones sumber
bunyi selaput atau kulit dua sisi, yang dipukul dengan telapak tangan pemainnya.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, bahan untuk membuat marwas terdiri dari: 1 batang pohon cempedak, ciku, atau durian yang berfungsi sebagai badan marwas; 2 kulit kambing yang
berfungsi sebagai membran; 3 rotan, tali yang terbuat dari kulit sapi atau kambing, atau tali nilon, yang berfungsi sebagai pengikat antara membran muka
satu dengan muka dua; 4 tali yang terbuat dari kain atau sumbu kompor, yang berfungsi sebagai pemegang marwas untuk ibu jari tangan kiri.
Struktur ritme yang dibangun berdasarkan kepada teknik interloking. Setiap pemain alat musik ritme ini memainkan pola ritmenya sambil membentuk
pola-pola ritme gabungan. Pemain alat musik perkusi juga harus memahami kapan densitas lemah, sedang, atau kuat yang diistilahkan sebagai senting.
Hubungan musik dengan tari adalah sama-sama menggunakan meter empat. Siklus hitungan empat ini, ditambah dengan pola ritme dan gerak tari
muncul dalam pertunjukan zapin. Sejauh pengamatan penulis rentak zapin dan gerak dasar zapin inilah yang menjadi ciri utama kenapa seni pertunjukan Islam
ini disebut dengan zapin. Khusus untuk rentak zapin dalam gendang, secara garis besar
menggunakan dua onomatope yaitu tung dan tak. Tung dipukul agak ke tengah gendang, sedangkan tak dipukul di bagian tepi membran gendang. Adapun ritme
atau rentak dasar gendang dalam seni zapin adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Notasi 5.4.3 Rentak Dasar Zapin
Rentak dasar tersebut menjadi panduan keseluruhan pemain musik dan penari zapin dalam pertunjukan zapin. Struktur rentak dasar itu terdiri dari not
seperempat yang menggunakan onomatope tum tung kemudian dilanjutkan dengan tanda istirahat seperdelapan ditambah not seperdelapan yang
menggunakan onomatope tak, jatuh pada pukulan up-beat. Ini terjadi pada ketukan kedua. Kemudian pada ketukan ketiga, rentak diisi oleh tanda istirahat
seperdelapan dan seperelapan not yang menggunakan onomatopeik tung. Ketukan keempat pula diteruskan dengan durasi tanda istirahat seperdelapan ditambah
dengan not seperdelapan dalam pukulan up-beat yang menggunakan onomatope tak. Demikian seterusnya rentak dasar ini menjadi ruh kepada pertunjukan musik
dan tari zapin. Kalau diperhatikan secara seksama, maka yang unik di dalam rentak dasar zapin ini adalah hitungan ganjil dan genap yang saling mengisi, dan
menjadikan rentak ini harus menuju ke pukulan pertama karena adanya stressing up-beat pada pukulan dua, tiga, dan empat. Kalau dihitung berdasarkan not
seperdelapan, rangkaian rentak dasar zapin adalah 3 + 2 + 2 + 1 not perdelapanan, atau digambarkan dalam pecahan taktus sebagai berikut + + + .
Universitas Sumatera Utara
Untuk membentuk rentak gabungan yang sifatnya interloking dan ostinato, maka setiap pemain memainkan pola-pola ritme yang berbeda. Inilah yang
dikembangkan oleh para pemain gendang dalam pertunjukan zapin di Nusantara. Setiap pemain memiliki kreativitas sendiri dalam mengembangkan pola-pola
ritme zapin itu. Berikut adalah salah satu contoh ritme gabungan dari teknik interloking yang terjadi dalam persembahan zapin di Nusantara.
Notasi 5.4.3.1 Teknik Interloking dalam Permainan Rentak Zapin
Sumber dari : Nasri Effhaz bin A. Saari, dalam wawancara 11 Juni 2011 Lagu-lagu yang dipergunakan dalam pertunjukan zapin Melayu di
Nusantara adalah lagu-lagu yang diolah dan diciptakan oleh seniman Melayu di Nusantara ini. Ada yang hanya dalam bentuk melodi saja, namun ada pula yang
disertai dengan teks atau lirik lagu. Lagu-lagu zapin Melayu ini diolah menjadi khas musik Melayu. Namun demikian untuk zapin Arab atau marawis, lagu-lagu
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan umumnya adalah lagu-lagu Arab. Setiap kawasan di Dunia Melayu memiliki lagu-lagu andalan dan menjadi ciri khas daerah setempat.
Sebagai contoh dari Riau terdapat lagu Zapin Lancang Kuning dan Persebatian. Di Serdang terdapat lagu Zapin Bulan Mengambang. Sementara di Johor terdapat
lagu Zapin Bunga Hutan dan Ya Salam. Di Palembang pula terdapat lagu Zapin Palembang. Di antara lagu-lagu zapin yang umum digunakan dalam zapin Melayu
adalah seperti pada Tabel 5.4.3.2 ini, Tabel 5.4.3.2
Lagu-lagu Zapin yang Umum Dipertunjukan dalam Dunia Melayu
No Judul
Keterangan
1 Anak Ayam
Lagu zapin tradisi Melayu 2
Bulan Mengambang Lagu zapin tradisi Serdang
3 Bunga Hutan
Lagu zapin tradisi Melayu Johor 4
Gambus Palembang Lagu zapin tradisi Melayu Palembang
5 Kamaruzzaman
Lagu zapin tradisi Arab 6
Lancang Kuning Lagu zapin tradisi Melayu dari Kepulauan Riau
7 Maulana
Lagu zapin tradisi Melayu 8
Naamsidi Lagu zapin tradisi Arab
9 Persebatian
Lagu zapin tradisi Riau 10
Selabat Laila Lagu zapin tradisi Arab
11 Ya Salam
Lagu zapin tradisi Melayu 12
Zapin Deli Lagu zapin Melayu Deli
13 Zapin Kasih dan Budi
Lagu zapin Melayu, ciptaan Ngah Suhaimi 14
Zapin Menjelang Maghrib Lagu ciptaan Rizaldi Siagian, tari Yose Rizal Firdaus
15 Zapin Serdang
Lagu zapin Melayu Serdang
Universitas Sumatera Utara
5.5 Struktur Melodi Lagu-lagu Zapin